Wasekjen PB HMI: Membangun Nasionalisme dan Merawat Kemajemukan
Berangkat dari realitas sebagai negara yang majemuk dan multikultural Bangsa Indonesia memiliki keharusan untuk memahami dan memaknai
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berangkat dari realitas sebagai negara yang majemuk dan multikultural Bangsa Indonesia memiliki keharusan untuk memahami dan memaknai tentang pentingnya Nasionalisme, sebagai sebuah semangat dan nilai yang mampu mempererat persatuan dan menyamakan tujuan hidup untuk merebut kemerdekaan, serta memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang Indonesia yang sesungguhnya.
"Semangat ini menjadi kekuatan utama sebagai dasar untuk mengisi kemerdekaan dan membangun indonesia secara berkelanjutan. Demikian telah di contohkan dalam sejarah oleh Para pendiri bangsa ketika hendak mendirikan negara ini. Mereka terdiri dari berbagai agama, golongan, suku dan etnis. Bersama-sama dan bersepakat mendirikan negara ini sebagai negara bangsa bukan negara agama. hingga kemudian lahirlah Pancasila sebagai norma dan konsensus dasar dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, Hal ini mengartikulasikan tentang kesadaraan akan indonesia yang plural, " terang Rahmat Mony, Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI, dalam obrolan dengan Tribunnews.com, pentingnya nasionalisme dan ke Bhineka Tunggal Ika belum lama ini di Restoran Seafood Laut Segar Panglima Polim 4 no 22, Jakarta Selatan.
"Jika nasionalisme dipahami dalam kerangka ideologi maka di dalamnya terkandung beberapa aspek yang mengandaikan perlunya pengetahuan atau pemahaman akan situasi konkret sosial, ekonomi, politik dan budaya bangsanya. Jadi nasionalisme adalah cermin abstrak dari keadaan kehidupan konkret suatu bangsa. Maka peran aktif kaum intelektual dalam pembentukan semangat nasional amatlah penting, sebab mereka itulah yang harus merangkum kehidupan seluruh anak bangsa dan menuangkannya sebagai unsur cita-cita bersama yang ingin diperjuangkan. "Cendikiawan Soedjatmoko menyebut nasionalisme tidak bisa tidak adalah nasionalisme yang cerdas karena nasionalisme itu harus disinari oleh kebijaksanaan, pengertian, pengetahuan dan kesadaran sejarah, " terang Rahmat.
Bung Karno Didalam buku Dibawah Bendera Revolusi (DBR), menyampaikan bahawa; “Coba seandainya tidak ada jiwa-nasional itu, kita sudah lama patah”. Kalimat ini menyampaikan satu pesan yang amat dalam kepada kita sebagai satu negara bangsa yang telah merdeka untuk terus memegang teguh jiwa nasionalsime dan persatuan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semangat nasionalisme terbukti secara efektif sebagai alat pemersatu para pejuang dalam konteks perjuangan merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial. Dari Semangat nasionalisme inilah yang di pakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi untuk dapat menyatukan berbagai golongan dari sabang sampai merauke, " jelasnya.
Lebih lanjut Rahmat mengatakan, Keberagaman yang ada di Indonesia merupakan fitrah. Realitas ini harusnya menjadi kebanggan tersediri. Namun, oleh berbagai kelompok sektarian justru dijadikan ajang untuk memecah belah keberagaman. Mereka memainkan isu-isu agama untuk membenturkan kemajemukan bangsa. Isu-isu tersebut digoreng sedemikian rupa, sehingga agama hanya bisa diterima oleh golongan tertentu saja dengan menafikan golongan lain. Tentu hal ini amatlah riskan. Mengingat pluralnya kebangsaan negeri ini tidak hanya agama. Akan tetapi intensitas keberagamaannya sangat tinggi, mulai dari ragam suku etnis, ras dan budaya, " kata Rahmat.
Namun kemudian, ketika kita melihat realitas sosial ke Indonesian saat ini sangatlah memperihatinkan. Dimana jiwa jiwa nasionalsime kian hari semakin memudar, ini disebabkan karena kurangnya pemaham generasi muda terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang tidak hanya diperjuangkan oleh satu golongan saja. Sebagai negara yang majemuk dari berbagai suku, ras agama dan golongan. Seharusnya kita jauh lebih peka terhadap ancaman ancaman yang ingin memecahbela persatuan dan kesatuan kita. Dengan adanya kemajemukan itulah Indonesia harusnya jauh lebih toleran terhadap sesama golongan sebagaimana dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Dan yang jauh lebih penting adalah nilai nilai nasionalisme dan pluralisme harus benar benar ditanamkan dalam setiap jiwa anak bangsa dari masa ke masa demi mewujudkan indonesia yang merdeka secara sepenuhnya.
“Indonesia bagaikan taman sari di timur asia, taman ini harus terus dirawat dan dipupuk demi keutuhan dan keharmonisan bangsa”, " pungkas Rahmat Mony, Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI,