Jurus Jitu Polda DIY Tekan Penyebaran Radikalisme di Wilayahnya
Kapolda DI Yogyakarta, Irjen Pol Ahmad Dofiri, memiliki jurus jitu untuk menangkal penyebaran radikalisme di wilayahnya.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Informasi yang didapat TribunSolo.com, Polwan NOS terpapar radikalisme karena bertemu orang yang salah ketika ingin memperdalam ajaran agama.
Sebelumnya, diberitakan bila NOS menerima terpapar radikalisme di Solo.
Kapolresta Solo AKBP Andy Rifai meluruskan informasi tersebut.
Menurut Andy, NOS saat itu dalam perjalanan dari Surabaya menuju Yogyakarta.
Ia sempat melintasi Solo.
Baca: Prediksi Susunan Pemain Kalteng Putra vs Barito Putera Liga 1 2019, Tim Tamu dalam Keadaan Pincang
Tapi, radikalisme tidak diterima NOS di Solo, melainkan di Bantul, Yogyakarta.
"Informasi yang saya dapat tahunya Polwan itu ingin belajar memperdalam agama dan bertemu orang yang salah malah terpengaruh radikalisme," kata AKBP Andy Rifai.
Media sosial
Mabes Polri menduga Polwan bernama Nesti Ode Samili (NOS) yang berpangkat Bripda, terpapar paham radikalisme dari media sosial.
"Dia terpapar paham ISIS melalui media sosial," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, ketika dihubungi, Jumat (4/10/2019).
Sementara Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan yang bersangkutan telah dua kali diamankan oleh Densus 88 Antiteror karena diduga berafiliasi kepada kelompok Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS).
Baca: Pengamat Duga Ada Kesepakatan Politik Antara Mega-Prabowo Terpilihnya Bamsoet Ketua MPR
Namun, Asep menegaskan pihaknya masih melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap Bripda NOS.
"Diduga terafiliasi dengan ISIS. Masih dilakukan pendalaman," kata Asep.
Sebelumnya diberitakan, Mabes Polri mengkonfirmasi Densus 88 Antiteror kembali mengamankan seorang polwan bernama Bripda Nesti Ode Samili (NOS) lantaran terpapar paham radikal. Pengamanan kali ini adalah yang kedua kalinya.