Dua Pelaku Penyerangan Wiranto Tinggal Serumah Tapi di KTP Tertulis 'Belum Menikah'
Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara (31) Pelaku penusukan terhadap Menkopolhukam, Wiranto, dikenal pintar.
Editor: Hasanudin Aco
"Kalau pulang jarang hubungan sama tetangga. Terakhir pulang Lebaran kemarin, waktu itu pakai cadar. Saat pulang ia sendirian. Tidak pernah bawa teman. Kan dia belum menikah," kata Saefudin, Ketua RT 07, RW 02, Desa Sitanggal, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara (31) Pelaku penusukan terhadap Menkopolhukam, Wiranto, dikenal pintar.
Dia menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di sebuah universitas ternama di Sumatera Utara.
Namun, SA juga pernah 'dekat' dengan narkotika.
Ia juga sempat menjadi penceramah di mushola di samping rumahnya.
Baca: Hanum Rais Dilaporkan ke Polisi Terkait Cuitannya soal Setingan dan Dana Deradikalisasi di Twitter
Baca: Raut Abu Rara Marah & Jijik, Mimik Wajah Pelaku Penusukan Wiranto Dibaca Pakar Mikro Ekspresi
Sahabat SA, Alex (39) mengatakannya kepada wartawan saat diwawancarai di sebuah warung kopi di Jalan Alfakah V, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, sekitar 500 meter dari bekas rumah SA yang kini telah digusur oleh pembangunan jalan tol.
SA menikah dengan istri pertamanya bernama Netta pada 1995 dan hanya bertahan 3 tahun.
Setelah itu dia sempat frustrasi dan mengkonsumsi pil kurtak.
Ada satu momen ketika SA menelan 12 butir kurtak, dia menyundutkan api rokok ke keningnya berkali-kali.
Tak hanya itu, judi togel pun dilakukannya.
"Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku," katanya, Kamis (10/10/2019).
Tak lama kemudian, sekitar tahun 1999, SA berangkat ke Malaysia.
Sepengetahuan Alex, SA di Malaysia hanya untuk jalan-jalan.
Dia juga tak tahu dengan siapa selama lima bulan di Malaysia.
Sepulangnya dari Malaysia itu lah penampilan Syahrial berubah.
"Sepulangnya dia itu lah, saya bilang oh udah Islam dia. Bercanda aja."
"Maksudnya dia sudah pake peci. Ke mushola, ngisi pengajian, ceramah tapi kurang disukai warga."
"Akhirnya dia pun tarik diri," katanya.
Baca: Abu Rara, Pelaku Penyerangan Wiranto Ternyata Sarjana Hukum
Dia sempat bekerja serabutan mulai dari depot air, membuka rental PlayStation dan lainnya namun akhirnya gagal.
Dari situ kerjaan apapun kerjakan dilakukannya.
Dia pun berkenalan dengan Yuni hingga akhirnya menikah 'tembak' di Hamparan Perak, Deli Serdang pada awal tahun 2000-an.
Dengan Yuni, SA dikaruniai dua anak perempuan.
Namun, saat anak keduanya baru berusia 10 hari, Yuni diambil paksa oleh orangtuanya.
Tak sampai di situ, orangtua Yuni melaporkannya ke polisi yang telah mengambil anak orang sehingga ditahan selama tiga bulan di penjara.
"Orangtua Yuni kan tak setuju dengan hubungan mereka."
"Keluarga Yuni berontak. Diambil lah Yuni sama orangtuanya, dikasuskan dia sama orangtuanya karena melarikan orang. Dipolisikan," katanya.
Di tahun 2013, lanjut Alex, SA pernah bercerita tentang sesuatu yang disebutnya sebagai 'saudara-saudara' di Suriah dan berkeinginkan untuk ikut berjihad.
Menurutnya, SA juga pernah mengatakan adanya sebuah proyek di Sulawesi Selatan namun batal.
"Kalau itu jadi, nanti akan digunakannya untuk pergi ke Suriah."
"Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga," katanya.
Menolak Pancasila dan Pemimpin Kafir
Alex mengatakan, saat itu SA juga menyebut dirinya tidak menyukai Pancasila.
Pemimpin-pemimpin juga kafir.
Di situ dia tidak sepakat dan mengaku NKRI harga mati.
"Dia nunjukin seperti bendera, panji hitam itu."
"Menolak Pancasila, tapi saya berbeda pendapat. Saya tetap NKRI harga mati," katanya.
Di tahun 2015, dia ketemu dengan istrinya yang bercadar.
SA bersama dua orang anak perempuannya dan juga istri serta dua anak laki-lakinya tinggal sekitar dua bulan di Alfakah VI.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu tak tahu kemana."
"Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampai begini."
"Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
Sebelumnya, SA ditangkap polisi setelah pada sekitar pukul 11.55 WIB, di pintu gerbang lapangan Alun-alun Menes Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto.
SA menyerang Wiranto dan mengakibatkan perut Wiranto terluka.
Selain Wiranto, korban lainnya adalah Kompol Dariyanto (Kapolsek Menes) di bagian punggung dan Fuad di dada sebelah kiri atas.
Silfi, seorang warga sekitar mengatakan, rumah SA digusur sekitar dua tahun yang lalu karena pembangunan jalan tol Tanjung Mulia - Helvetia.
Saat ini di lokasi hanya tersisa rumput-rumput.
Pohon jambu juga masih berdiri dan sedang berbuah.
"Itu lah sejak digusur ya pergi mereka semua."
"Tak tahu lah kemana. Katanya ke Jawa. Sekarang ya kek gitu lah bekas rumahnya," katanya.
Misteri Hubungan 2 Pelaku
Kepolisian masih mendalami apa hubungan antara dua pelaku penusukan terhadap Wiranto, yakni Syahril alias Abu Rara dan Fitri Andriana.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, mengatakan, dari informasi yang ada, mereka diduga belum menikah.
Saat disinggung terkait adanya narasi yang menyebutkan kedua pelaku merupakan pasangan suami istri, Dedi mengaku masih mendalami.
"Kalau dilihat dari KTP-nya, yang perempuan itu belum menikah, nah yang laki-laki itu sudah cerai,"
"Cuma mereka itu hidup bersama di kontrakan," kata Dedi Prasetyo.
Menurut keterangan dari pihak kepolisian, Fitri dan Syahril tinggal di rumah kontrakan di Kampung Sawah, dekat alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang.
Tak hanya itu, keduanya disebut telah menyewa rumah tersebut sejak Februari 2019.
Hingga kini polisi masih mendalami apa motif pelaku penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto tersebut.
Dedi menyampaikan bahwa pihak Densus 88 telah mengunjungi rumah kontrakan Fitri dan Syahril.
"Saat ini masih didalami oleh pihak Polda Pandeglang dan Densus 88 sudah ada di lokasi rumah kontrakan itu," katanya lagi.
Sebelumnya, aksi penusukan tersebut terekam dalam video berdurasi sekitar 1 menit yang banyak beredar di media sosial.
Dalam video, terlihat wajah seorang pria memakai pakaian gelap yang diduga merupakan pelaku penusukan Wiranto.
Tak hanya itu, tersebar juga foto wajah seorang perempuan memakai jubah gelap dan berambut sebahu bergelombang yang disebutkan sebagai pelaku kedua dari aksi penusukan di depan Universitas Mathla'ul Anwar di Pandeglang, Banten.
Dedi Prasetyo pun membenarkan, bila foto laki-laki dan perempuan mengenakan jubah yang beredar di media sosial, betul merupakan pelaku penusukan Menko Polhukam, Wiranto.
"Iya, betul, yang perempuan Fitri Andriana, yang laki-laki Syahril Alamsyah alias Abu Rara," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/10/2019).
Menurut laporan dari kepolisian, Wiranto mengalami luka tusuk di bagian badan depan, sementara Kapolsek Menes Kompol Darianto mengalami luka tusuk di bagian punggung.
Hingga saat ini, Wiranto masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jakarta.
Wiranto dibawa menggunakan ambulans hitam dan masuk melalui pintu Medical Check Up (MCU).
Fitri, Si Pendiam Jago Memanah
Insiden penusukan terhadap Wiranto di Banten, Pandeglang, langsung membuat polisi memburu identitas pelaku.
Di Brebes, polisi menggeledah rumah orang tua Fitri Andriana, wanita yang jadi salah satu pelaku penusukan, Kamis (10/10/2019).
Rumah orang tuanya beralamat di RT 07, RW 02, Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Dilansir Kompas.com, Fitri Andriana dikenal tetangga sebagai sosok pendiam dan jarang bersosialisasi.
Menurut penuturan warga setempat, Masiroh (34), Fitri Andriana sudah merantau ke Tanggerang, Banten, sejak lulus sekolah dasar (SD).
Fitri Andriana diketahui bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
"Merantau sejak SD. Informasi dari orangtua bekerja sebagai asisten rumah tangga. Tapi memang jarang pulang. Kalau pulang jarang keluar rumah. Anaknya pendiam dan tertutup," kata Masiroh.
Warga sekitar banyak yang melihat Fitri Andriana saat Lebaran Idul Fitri yang lalu.
Saat itu, Fitri Andriana berpenampilan tertutup dan berkerudung.
Fitri Andriana dikenal religius dan mendalami ilmu agama.
Menurut Kepala Desa Sitanggal Untung Andi Purwanto, Fitri Andriana diketahui memiliki koleksi buku-buku agama.
Penampilan yang religius didapat setelah Fitri lama tak pulang ke rumahnya di Brebes.
"Informasinya dia punya banyak buku-buku semacam kitab," kata Untung.
Menurut Untung, Fitri Andriana juga memiliki hobi memanah.
Beberapa warga kerap melihat Fitri Andriana saat berlatih memanah.
"Di rumahnya juga ada busur panah. Ada sekitar enam busur," kata Untung. Meski demikian, warga tak curiga dan tidak mau menduga-duga bahwa Fitri Andriana terlibat aliran radikal.
"Ya kami tidak menyangka. Tapi kami juga tidak mau menduga-duga," kata dia.
Hal senada disampaikan Ketua RT 07, Saefudin.
Ia mengatakan, Fitri Andriana hanya pulang setahun sekali saat Lebaran.
"Kalau pulang jarang hubungan sama tetangga. Terakhir pulang Lebaran kemarin, waktu itu pakai cadar. Saat pulang ia sendirian. Tidak pernah bawa teman. Kan dia belum menikah," kata Saefudin.
Saat di Brebes, Fitri Andriana tinggal bersama kedua orangtua, kakak dan adiknya.
"Kalau orangtuanya petani. Orangnya baik dengan tetangga," kata Saefudin.
Cerai Dua Kali
Pelaku kedua adalah Syahril Alamsyah alias Abu Rara.
Pria kelahiran Medan, 24 Agustus 1988 ini merupakan warga Ds Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatra Utara.
Ia beralamat lengkap di Jalan Alfaka VI, Lingkungan V, Tanjungmulia Hilir, Medan Deli.
Dari informasi yang dihimpun Tribun-Medan.com, Syahril Alamsyah karib disapa dengan Fal di kawasan Tanjungmulia Hilir.
Ia menghabiskan masa kecilnya di kawasan ini, hingga akhirnya kurang lebih setahun lalu Alam pergi merantau ke Banten.
"Dulu dia kerja dan punya kantor sendiri bagian administrasi ijazah di Medan. Usaha isi ulang air mineral juga pernah. Dia juga aktif ikut pengajian baru-baru ini," kata HT, warga Tanjungmulia Hilir kepada Tribun-Medan.com, Kamis (10/10/2019).
Sepengetahuan warga di Tanjungmulia Hilir, Fal alias Abu Rara memang orang yang hampir dikenal mulai dari Alfaka I sampai Alfaka VI.
"Orangnya pendiam dan enggak neko-neko. Kalau orang Alfaka, pasti taulah sama Bang Fal ini," ujarnya lagi.
Dari cerita warga, Fal alias Abu Rara sudah pernah menikah sebanyak dua kali.
Dengan istri pertama, ia sudah bercerai sekitar lima tahun lebih hingga akhirnya duda.
"Kemudian dia menikah lagi dengan istri kedua, tapi enggak lama bercerai lagi. Dia jadi duda agak lama juga lalu kemudian baru merantau ke Jawa sana," katanya.
Ia menambahkan, Fal alias Abu Rara tinggal di Alfaka VI di rumah orangtuanya.
Kondisinya saat ini rumah mereka terkena pembebasan lahan Tol Binjai-Medan.
"Rumahnya sudah dirubuhkan untuk pembangunan jalan tol. Bang Fal waktu itu masih di Medan. Setelah itu barulah dia merantau ke luar Medan," jelasnya.
Melansir kompas.com, Syahril Alamsyah dan Fitri tinggal di rumah kontrakan di Kampung Sawah Desa Menes, Pandeglang.
Ketua RT Kampung Sawah, dekat Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Mulyadi, mengatakan, keduanya tinggal di sebuah kontrakan petak yang disewa sejak Februari 2019.
"Mulai ngontrak kira-kira Februari, sudah sekitar 7 bulanlah, pertama masuk dia yang laki-laki bernama Syahril Alamsyah sama anaknya perempuan umur sekitar 13 tahun," kata Mulyadi, kepada Kompas.com, di Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis (10/10/2019). (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Misteri Hubungan Syahril dan Fitri, 2 Pelaku Penusukan Wiranto, KTP Belum Nikah Tapi Tinggal Serumah Dan Tribunjateng.com dengan judul Kisah SA Penusuk Wiranto, Pernah Dekat Narkoba, Togel hingga Tak Akui Pancasila,