Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Didesak Tutup Defisit BPJS

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi sorotan atas rencana pemberian sanksi bagi para penunggak iuran.‎

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pemerintah Didesak Tutup Defisit BPJS
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Jabar melakukan unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (2/10/2019). Dalam aksinya, mereka menuntut kepada pemerintah dengan menolak revisi UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, cabut PP no.78 tahun 2015 tentang Pengupahan, dan menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi sorotan atas rencana pemberian sanksi bagi para penunggak iuran.‎

Nantinya, penunggak iuran bakal kena konsekuensi saat mengurus pelayanan publik mulai dari sertifikat tanah, mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB), mengurus paspor hingga Surat Izin Mengemudi (SIM).

‎Disisi lain, tahun ini, BPJS Kesehatan dibayangi defisit keuangan yang diprediksi hingga kisaran Rp 32 triliiun. Atas kondisi ini, Ombudsman mengharapkan pemerintah menutup defisit biaya BPJS menggunakan ‎anggaran infrastruktur maupun sumber pembiayaan pemerintah yakni cukai rokok.

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 14 Oktober 2019, Ternyata Ini Hari Baik untuk Taurus yang Jomlo

Baca: Apa Kabar Ira Koesno? Jadi Sorotan Saat Moderatori Debat Pilpres Jokowi vs Prabowo, Begini Kabarnya

Baca: Berbincang 2 jam, Pertemuan Prabowo Subianto dan Surya Paloh Hasil Tiga Kesepakatan

"Jangka pendeknya supaya orang tidak marah, tutup dulu defisit dari sumber pembiayaan pemerintah misalnya cukai rokok," ujar Alamsyah dalam sebuah diskusi bertajuk : BPJS Salah Kelola, Pelayanan Publik Disandera, Minggu (13/10/2019) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Tidak hanya itu, Alamsyah ‎juga mengajak semua pihak mengawasi BPJS termasuk pemerintah harus membuka diri.

"‎Desifit Rp 32 triliun apa sih dibanding dana untuk infrastruktur? Ngapain punya Bandara Kertajati yang sepi kan lebih baik pakai dulu untuk BPJS. Saya memang agak keras untuk ini. Sesuatu yang sudah empirik terjadi dimana-mana, kita abaikan adalah salah," tegasnya.

Berita Rekomendasi

Alamsyah menjelaskan penutupan defisit BPJS Kesehatan perlu dilakukan segera agar BPJS kembali sehat. Dia juga ‎merasa persoalan defisit bukan hanya tanggung jawab BPJS tapi juga instansi lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas