Gerak Gerik Terduga Teroris Bekasi Sempat Buat Warga Curiga, Buka Toko Ikan Hias Hingga Larut Malam
Akan tetapi berdasarkan keterangan RT, terduga teroris itu tak pernah lapor diri apalagi menyerahkan indentitas dokumen kependudukan.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Densus 88 Antiteror Polri mengamankan seorang pria bernama Adnan (20) di Jalan Raya Papan Mas RT 07 RW 04 Kelurahan Setia Mekar, Kecamayan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (16/10/2019) malam.
Pria tersebut diamankan Densus 88 Antiteror Polri terkait kasus terorisme.
Adnan diduga berafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
Penangakapan terhadap Adnan dilakukan berdasarkan hasil pengembangan dari terduga teroris NAS (49) yang menyerahkan diri di Lampung beberapa waktu lalu.
Baca: PDIP Dorong Jokowi Bentuk Badan Riset Nasional pada Pemerintahan Keduanya
Sehari-hari, terduga teroris Adnan membuka usaha Toko Ikan Hias.
Usaha yang digelutinya tersebut sudah berjalan lebih dari dua tahun.
Wiryo Gunawan (62) Ketua RW setempat mengatakan, Adnan tinggal dan telah membuka usaha jual ikan hias selama lebih dari dua tahun.
Akan tetapi berdasarkan keterangan RT, terduga teroris itu tak pernah lapor diri apalagi menyerahkan indentitas dokumen kependudukan.
"Engga pernah lapor, engga pernah berikan foto kopi KTP dan Kartu Keluarga (KK)," ujar dia, ketika ditemui Wartakota, Kamis (17/10/2019).
Baca: Gradana Berikan Solusi Keuangan bagi Milenial Dapatkan Hunian dengan Praktis
Ia menyebut pemilik kontrakan hingga ketua RT sudah beberapakali meminta agar terduga teroris itu segera menyerahkan data dokumen kependudukan.
Akan tetapi tak juga kunjung diberikan.
"Ya mungkin lama-lama kita kan bosan juga ya. Jadi dibiarkan gitu saja engga ditagih-tagih lagi datanya itu," ungkap dia.
Atas hal itu, lanjut Wiryo, dirinya tak terlalu mengenalnya.
Akan tetapi berdasarkan informasi yang diperoleh terduga teroris itu tinggal bersama istri, anak dan keponakannya.
"Pasangan suami istri, dia (terduga teroris) dan dua orang keponakannya. Itu si infonya. Saya enggak begitu tahu persis karena enggak pernah lapor ke RT," jelas dia.
Maria (32) warga setempat curiga lantaran kondisi usaha jual ikan hiasnya yang telah berdiri dua tahun itu terbilang sepi pembeli.
Baca: Revisi UU KPK Berlaku Hari Ini, KPK Masih Bisa Lakukan OTT
"Dari awal buka sampai sekarang sepi pembeli. Tempatnya juga kecil, engga lengkap juga jualannya. Tapi kok bisa bertahan lama ya," kata Maria yang memiliki bengkel disebelah lokasi terduga teroris itu.
Maria juga aneh, toko ikan hiasnya kerap buka sampai larut malam.
"Padahal enggak ramai-ramai banget tapi suka buka sampai tengah malem, enggak ada yang beli biasa aja, makanya warga juga curiga dua tahun usaha begitu doang tapi tetep jalan," ujarnya.
Keseharian terduga teroris Adnan juga kurang bersosialisi dengan warga sekitar.
Hal itu menambah kecurigaan warga.
"Suami saya pernah curiga, itu kok aneh ya kelakuannya. Jangan-jangan teroris, saya sampai marahi engga boleh nuduh gitu. Eh engga tahunya benar kejadian," paparnya.
Densus 88 juga menyita dua switching atau pemantik bom dan sejumlah buku jihad.
"Usai tersangka teroris diamankan, Densus 88 geledah rumah hasilnya ditemukan dua switching, kemudian ada bubuk-bubuk flash powder, termasuk ditemukan buku kaitannya dengan jihad," ujar Waka Polres Metro Bekasi, AKBP Luthfie Sulistiawan, Kamis (17/10/2019).
Luthfie menuturkan penangkapan terduga teroris di Tambun ini merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris di Lampung.
"Tersangka teroris ini juga berniat akan hijrah atau beraksi dengan melakukan bom bunuh diri dengan target tempat hiburan, atau acara besar di Lampung. Untuk lengkap biar dijelaskan Mabes ya," kata dia.
Berdasarkan informasi warga tersangka teroris ini sudah dua tahun tinggal di lokasi tersebut dan sehari-hari berjualan ikan.
"Ini sudah kita diskusikan dengan pak RT dan RW, mereka memang merasa kecolongan juga, karena memang tidak sama sekali menunjukan tanda-tanda seperti pelaku teror," ujar Luthfie, Kamis (17/10/2019).
Sebenarnya berkaitan dengan usahnya sebagai penjual ikan hias ini, kata Luthfie, sebagian warga sudah curiga juga.
"Maka bisa kemungkinan toko ikan hiasnya hanya kedok saja," jelas dia.
Apalagi, sebut Luthfie, berdasarkan keterangan warga, toko ikan hiasnya selama dua tahun itu sepi pembeli.
"Hampir bisa dikatakan cukup sepi sebenarnya, tapi memang kok bisa bertahan. Bahkan kadang berjualan sampe tengah malam," ungkap dia.
Melihat fenomena atau gaya baru teroris itu, lanjut Luthfie, pihak kepolisian bersama pemerintah setempat akan melakukan evaluasi.
Baca: Prabowo Subianto Ulangtahun ke-68, Mulan Jameela Ucapkan Selamat dan Menyebutnya Patriot Bangsa
Baca: Kematian Sulli Masih Menyisakan Duka, Publik Tak Respon Kabar SM Entertainmen Akan Rilis Grup Baru
"Barang kali ini menjadi intropeksi kita, seluruh perangkat pemerintahan dan kita evaluasi berkaitan dengan pendataan warga," kata Luthfie.
Untuk diketahui, terduga teroris Adnan diduga terlibat dalam kelompok Amirul Mukminin Besar Abu Bakar Al Bhagdadi (ISIS).
Adnan juga disinyalir terlibat dalam perakitan switching bom bersama dengan tiga rekannya, RF, SL dan YN.
Ada dua swithching bom berbentuk menyerupai ponsel yang sudah jadi berhasil diamankan.
Kemudian terduga teroris A juga ikut terlibat dalam pembelian KNO3 dan Nitrogliserin sebagai bahan peledak.
Ia bersama rekananya melakukan uji coba mesiu dengan memicu bom dari ponsel.
A diketahui melakukan idad di bulan Juni 2019 di daerah Air Terjun Batu Putu, Lampung. Kelompok ini berniat akan hijrah atau beraksi dengan melakukan bom bunuh diri dengan target tempat hiburan, atau acara besar di Lampung.
Penulis: Muhammad Azzam
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ketua RW Sebut Terduga Teroris Penjual Ikan Hias di Bekasi Tak Pernah Lapor dan Serahkan KTP