Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen PDIP Potong Tiga Tumpeng Dalam Acara Tasyakuran Pelantikan Jokowi-Ma'ruf

Sekjen PDI Perjuangan berterima kasih kepada kader PDIP yang hadir dalam acara tasyakuran dan doa bersama di Tugu Proklamasi

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Sekjen PDIP Potong Tiga Tumpeng Dalam Acara Tasyakuran Pelantikan Jokowi-Ma'ruf
Tribunnews.com/ Mafani Fidesya Hutauruk
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memotong tiga tumpeng dalam acara tasyakuran dan doa bersama di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2019). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Haasto Kristiyanto berterima kasih kepada kader PDIP yang hadir dalam acara tasyakuran dan doa bersama di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2019).

Menurutnya dalam pesta demokrasi 2019, Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut telah memenangkan Pilpres 2019 dan juga menjadi pemenang Pemilu Legislatif.

"PDI Perjuangan untuk kedua kalinya memenangkan Pilpres. Atas dukungan rakyat dengan tantangan yang begitu hebat kita mampu memenangkan Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden," kata Hasto.

Hasto mengatakan PDI Perjuangan adalah kekuatan utama kemenangan Jokowi dan Maruf Amin dalam Pilpres 2019.

Baca: Eggi Sudjana Kembali Ditangkap Polisi, Kali Ini Diduga Terkait dengan Tersangka Perakit Bom

Baca: Persib Hadapi Bhayangkara FC di Jakarta, Suporter Tamu Dilarang Hadir

Baca: Kader PDIP dan Relawan di Garut Gelar Tumpengan Usai Nonton Bareng Pelantikan Jokowi-Maruf Amin

Acara tasyakuran tersebut dimulai dengan doa.

Setelah doa bersama dilanjutkan dengan memotong tiga tumpeng yang ada di atas panggung.

Berita Rekomendasi

Hasto memotong tiga tumpeng tersebut didampingi anggota DPR RI 2009-2014 Wiryanti Sukamdani dan Ribka Tjiptaning juga anggota DPR RI 2019-2024, Djarot Syaiful Hidayat.

Anggota DPRD DKI Jakarta, Agustina Hermanto (Tina Toon) menyebutkan arti ketiga tumpeng tersebut.

"Tiga tumpeng, karna angka 3 adalah nomor PDI Perjuangan saat kontestasi pemilihan legislatif," ucapnya dalam acara Tasyakuran dan Doa bersama Pelantikan Joko Widodo dan Maruf Amin.

Diketahui Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan Maruf Amin, telah ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.

Setelah resmi ditetapkan sebagai Presiden, Joko Widodo atau Jokowi memberikan pidato di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Pidato presiden mulai diucapkan pada pukul 16.22 WIB.

Dalam pidatonya, Jokowi mengemukakan, satu abad setelah Indonesia merdeka, bangsa ini akan keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah pada 2045.

Baca: Video Detik-detik Jokowi dan Maruf Amin Ucapkan Sumpah Presiden dan Wapres Republik Indonesia

Baca: Tercatat 689 Anggota MPR Hadiri Pelantikan Jokowi-Maruf Amin

Pada tahun tersebut, Indonesia ditargetkan telah menjadi negara maju dengan pendapatan Rp 327 juta perkapita pertahun atau Rp 27 juta perkapita perbulan.

"Itulah target kita bersama," tutur Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga mengungkapkan harapan pencapaian pada produk domestik.

"Mimpi kita di tahun 2045, produk domestik bruto Indonesia mencapai 7 triliun dolar AS," ujar Jokowi.

"Dan Indonesia sudah masuk ke lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen," lanjutnya.

Presiden menuturkan, pemerintah Indonesia telah mengkalkulasi.

Target tersebut dipandang sangat masuk akal dan memungkinkan untuk dicapai.

Namun, menurut Jokowi, semua itu tidak datang otomatis dan dengan mudah.

"Harus disertai dengan kerja keras, dan kita harus kerja cepat. Harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif," tegas Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, dalam dunia yang penuh risiko dan sangat dinamis serta kompetitif, bangsa Indonesia harus terus mengembangkan cara-cara baru dan nilai-nilai baru.

Jangan sampai, bangsa Indonesia terjebak dalam rutinitas yang monoton.

"Harusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya," tuturnya.

Jokowi menegaskan, mendobrak rutinitas adalah satu hal penting.

Sementara itu, meningkatkan produktivitas adalah hal lain yang patut menjadi prioritas.

"Jangan lagi kerja kita berorientasi pada proses, tetapi berorientasi pada hasil yang nyata," ucapnya.

Pantun untuk Prabowo

Pelantikan Presiden, Bambang Soesatyo Beri Pantun untuk Prabowo: Meski Tak Jadi Kepala Negara
Pelantikan Presiden, Bambang Soesatyo Beri Pantun untuk Prabowo: Meski Tak Jadi Kepala Negara (Tangkap Layar Kompas TV)

Ada yang unik saat Bambang Soesatyo membacakan pidato pembukaan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.

Satu di antaranya saat mantan Ketua DPR RI itu menyapa pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dalam pidatonya, Bambang memberikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas ketulusan Prabowo-Sandiaga.

Sebab keduanya telah menerima hasil Pemilu 2019 dengan jiwa yang besar.

"Ada saatnya kita bertempur, ada saatnya kita bersatu kembali," ucap Bambang.

Ia juga menyingung ucapan Prabowo soal persatuan.

"Kata Pak Prabowo, bersatu indah, bersatu itu keren," lanjut Bambang.

Tak hanya itu, Bambang juga memberikan pantun untuk Prabowo.

Sampiran pantun menyinggung soal pertemuan Prabowo dengan Megawati, beberapa waktu lalu.

Termasuk jamuan nasi goreng yang disantap Prabowo buatan Megawati.

Sementara isi pantun menyinggung soal Prabowo yang gagal jadi kepala negara.

Berikut pantun yang diucapkan Bambang Soesatyo untuk Prabowo:

"Dari Teuku Umar ke Kertanegara

Dijamu nasi goreng oleh Ibu Mega

Meski Pak Prabowo tak jadi kepala negara

Tapi tetap masih bisa berkuda dan lapang dada," ucap Bambang yang langsung disambut tepuk tangan, termasuk Prabowo-Sandiaga.

Pidato lengkap Presiden Jokowi

Mimpi kita, cita-cita kita di tahun 2045 pada satu abad Indonesia merdeka mestinya, Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Indonesia telah menjadi negara maju dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp320 juta per kapita per tahun atau Rp27 juta per kapita per bulan. Itulah target kita. Target kita bersama.

Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai US$ 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana. Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai.

Namun, semua itu tidak datang otomatis, tidak datang dengan mudah. Harus disertai kerja keras, dan kita harus kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif. Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton.

Harusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya. Cerita sedikit, tahun pertama saya di istana, saat mengundang masyarakat untuk halalbihalal, protokol meminta saya untuk berdiri di titik itu, saya ikut.

Tahun kedua, halalbihalal lagi, protokol meminta saya berdiri di titik yang sama, di titik itu lagi. Langsung saya bilang ke Mensesneg, “Pak, ayo kita pindah lokasi. Kalau kita tidak pindah, akan jadi kebiasaan. Itu akan dianggap sebagai aturan dan bahkan nantinya akan dijadikan seperti undang-undang.”

Ini yang namanya monoton dan rutinitas. Sekali lagi, mendobrak rutinitas adalah satu hal. Meningkatkan produktivitas adalah hal lain yang menjadi prioritas. Jangan lagi kerja kita berorientasi proses, tapi harus berorientasi pada hasil-hasil yang nyata.

Saya sering ingatkan ke para menteri, tugas kita bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan, tetapi tugas kita adalah membuat masyarakat menikmati pelayanan, menikmati hasil pembangunan.

Seringkali birokrasi melaporkan bahwa program sudah dijalankan, anggaran telah dibelanjakan, dan laporan akuntabilitas telah selesai. Kalau ditanya, jawabnya “Program sudah terlaksana Pak.” Tetapi, setelah dicek di lapangan, setelah saya tanya ke rakyat, ternyata masyarakat belum menerima manfaat. Ternyata rakyat belum merasakan hasilnya.

Sekali lagi, yang utama itu bukan prosesnya, yang utama itu hasilnya. Cara mengeceknya itu mudah. Lihat saja ketika kita mengirim pesan melalui SMS atau WA. Ada sent, artinya telah terkirim. Ada delivered, artinya telah diterima. Tugas kita itu menjamin delivered, bukan hanya menjamin sent.

Saya tidak mau birokrasi pekerjaannya hanya sending-sending saja. Saya minta dan akan saya paksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered. Tugas birokrasi itu menjamin agar manfaat program dirasakan oleh masyarakat.

Para hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang saya banggakan, Potensi kita untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah sangat besar. Saat ini, kita sedang berada di puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif kita jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif. Ini adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar.

Ini menjadi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Tapi akan menjadi kesempatan besar jika kita mampu membangun SDM yang unggul. Dengan didukung oleh ekosistem politik yang kondusif dan dengan ekosistem ekonomi yang kondusif.

Oleh karena itu, 5 tahun ke depan yang ingin kita kerjakan: Pertama, pembangunan SDM akan menjadi
prioritas utama kita, membangun SDM yang pekerja keras, yang dinamis. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengundang talenta-talenta global bekerja sama dengan kita. Itupun tidak bisa diraih dengan cara-cara lama, cara-cara baru harus dikembangkan.

Kita perlu endowment fund yang besar untuk manajemen SDM kita. Kerja sama dengan industri juga penting
dioptimalkan. Dan juga penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri.

Kedua, pembangunan infrastruktur akan kita lanjutkan. Infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru, yang mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat. Ketiga, segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan, harus kita potong, harus kita pangkas. Pemerintah akan mengajak DPR untuk menerbitkan 2 undang-undang besar. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja. Kedua, UU Pemberdayaan UMKM.

Masing-masing UU tersebut akan menjadi Omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisi beberapa UU, bahkan puluhan UU. Puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus. Puluhan UU yang menghambat pengembangan UMKM juga akan langsung direvisi.

Keempat, penyederhanaan birokrasi harus terus kita lakukan besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan. Prosedur yang panjang harus dipotong. Birokrasi yang panjang harus kita pangkas. Eselonisasi harus disederhanakan. Eselon I,eselon II, eselon III, eselon IV, apa tidak kebanyakan? Saya minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai
kompetensi.

Saya juga minta kepada para menteri, para pejabatdan birokrat, agar serius menjamin tercapainya
tujuan program pembangunan. Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot.
Pada akhirnya, yang kelima adalah transformasi ekonomi. Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Para hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang saya muliakan, pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin, dan atas nama seluruh rakyat Indonesia, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Muhammad Jusuf Kalla yang telah bahu-membahu menjalankan pemerintahan selama 5 tahun terakhir.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh lembaga-lembaga negara, kepada jajaran aparat pemerintah, TNI dan Polri, serta seluruh komponen bangsa yang turut mengawal pemerintahan selama 5 tahun ini sehingga dapat
berjalan dengan baik.

(Tribunnews.com/Citra Agusta PA/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas