Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jimly Asshiddiqie: Sifat Paling Pragmatis adalah Capres Jadi Menhan

Bahkan, Jimly menyinggung sosok Calon Presiden yang menjadi menteri di kabinet lawan politiknya di Pilpres 2019.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Jimly Asshiddiqie: Sifat Paling Pragmatis adalah Capres Jadi Menhan
Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie saat diskusi bertajuk 'Pindah Ibukota, Siapkah Kita?' Di Kampus Universitas Islam Assyafiiyyah, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/10/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie menyoroti situasi politik nasional dimana banyak pihak menanggapi persoalan makro dan mikro bangsa secara jangka pendek atau pragmatis.

Ia bahkan menyinggung soal penunjukan sejumlah nama yang mengisi Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dihiasi dengan cara-cara pragmatis.

Bahkan, Jimly menyinggung sosok Calon Presiden yang menjadi menteri di kabinet lawan politiknya di Pilpres 2019.

Meski tak menyebutkan nama, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Capres Prabowo Subianto saat ini menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Baca: Konsep Hak Veto Menko karena Banyak Fungsi Kementerian Tumpang Tindih

Hal itu disampaikan Jimly saat diskusi bertajuk 'Pindah Ibukota, Siapkah Kita?' Di Kampus Universitas Islam Assyafiiyyah, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/10/2019).

"Suasana politik sekarang dengan keadaan makro dan mikro itu akan membuat semua orang berfikir jangka pendek, prakmatis. Paling prakmatis ialah capres jadi Menhan. Iya. Dan selalu ada dalil untuk memberi pembenaran bagi pemujanya," kata Jimly.

Anggota DPD RI ini juga mengatakan, saat ini banyak dalil-dalil yang disampaikan untuk menyatakan kebenaran sifat prakmatis itu.

Berita Rekomendasi

Hal itu, kata Jimly, sangat tidak dibenarkan karena mempengaruhi masyarakat dalam berfikir logis pada keputusan berjangka pendek.

Untuk itu, Jimly mengajak kaum intelektual untuk terjun sebagai kelompok penyeimbang dalam meredam cara berfikir orang agar tidak prakmatis terhadap persoalan bangsa.

"Mari kita semua ajak berfikir jangka panjang. Bangsa kita bangsa ke-4 terbesar dari kuantitas. Bisa enggak, 25 tahun kedepan, 100 tahun indonesia emas 2045, kualitas SDM Indonesia benar-benar no-4 di dunia," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas