Nasdem dan PKS Bertemu, Wasekjen PDIP Arief Wibowo: Menjaga Sikap Etis dan Tidak Berdiri Dua Kaki
Wasekjen PDIP Arief Wibowo mengomentari pertemuan Nasdem dengan PKS pada hari Rabu (30/10/2019). Ia berpesan agar Nasdem tetap menjaga etika politik.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Wasekjen PDIP Arief Wibowo berpesan agar Nasdem tetap menjaga etika politik dan tidak menjalankan politik 2 kaki.
"Koalisi itu harusnya dilakukan oleh semua partai koalisi pemerintah untuk mendukung pemerintahan," ujarnya dilansir dari Youtube Kompas TV Kamis (31/10/2019).
Dia menambahkan tentang kritik yang sifatnya teknis seperti menyangkut program pemerintah boleh dilakukan.
"Tetapi sekali lagi menjaga sikap etis tidak berdiri dua kaki secara politik itu penting dan niscaya bagi seluruh partai pendukung pemerintah," ujarnya.
Tanggapan Arief Wibowo ini keluar setelah adanya pertemuan antara Nasdem dengan PKS.
Pada pertemuan tersebut Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat berjuang bersama-sama dalam memperkuat fungsi pengawasan di DPR RI.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersilaturrahmi ke DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rabu (30/10/2019).
Pada pertemuan antara Surya Paloh dengan Sohibul Iman selaku Presiden PKS, telah disepakati 3 kesepahaman politik partai Nasdem dan PKS.
Sekjen PKS, Mustafa Kamal membacakan kesepahaman antara dua partai politik tersebut yang berisi:
"Pada hari ini Rabu (30/10/2019) fungsionaris DPP partai Nasdem telah bertemu dengan fungsionaris DPP Partai Keadilan Sejahtera di kantor DPP PKS MD Buliding Jl.TB Simatupang No 82 Jakarta Selatan.
Kedua partai bertemu dalam silaturrahmi kebangsaan dan saling menjajaki untuk menyamakan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh rasa persaudaraan 'Partai Nasdem, pak Surya mengatakan PKS saudara tua.
Ini kami sangat tersanjung sebagai tuan rumah.
Kedua partai politik memiliki banyak titik temu dan sampailah kami kesepahaman sebagai berikut:
1. Saling menghormati sikap konstitusional dan pilihan politik masing masing.
Partai Nasdem menghormati sikap politik PKS untuk berjuang membangun bangsa dan negara dari luar pemerintahan.
Disaat yang sama PKS juga menghormati sikap politik Nasdem yang berjuang di dalam pemerintahan.
Perbedaan sikap kedua partai politik tersebut tidak menjadi penghalang Nasdem dan PKS untuk berjuang bersama sama menjaga demokrasi agar tetap sehat dengan tetap memperkuat fungsi check and balance di DPR RI.
Demokrasi yang sehat itu penting untuk mengatasi tantangan tantangan bangsa Indonesia baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, budaya, dan lainnya.
2. Senantiasa menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalankan nilai nilai pancasila dan UUD 1945 dengan baik dan benar.
Keluhuran akhlak dan ketaladanan para elite sebagai dasar kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Serta tidak memberikan tempat bagi tindakan separatisme,terorisme, radikalisme, intoleransi dan lainnya yang bertentangan dengan konsensus berbangsa dan bernegara.
3. Kami menyadari bahwa takdir sosiologis dan historis bangsa Indonesia adalah warisan sejarah kerjasama para pendiri bangsa.
Antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai nilai agama dengan kelompok islam yang memegang teguh nilai nilai kebangsaan.
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus dari dua komponen bangsa tersebut harus mampu menjaga warisan sejarah pendiri bangsa ini dengan saling menghormati saling memahami dan saling bekerjasama dalam rangka menjaga kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan partai atau golongan.
Semoga Allah Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi pertemuan ini dan senantiasa memberikan kekuatan kepada kedua partai untuk senantiasa berkomitmen pada kesepahaman ini.
Jakarta 30 Oktober 2019.
Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman, ditandatangani.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, ditandatangani." (*)
(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.