Manuver NasDem Berpotensi Memecah Koalisi Jokowi
Ujang Komaruddin menilai, manufer Ketua Umun NasDem Surya Paloh yang menyambangi petinggi PKS merupakan bentuk kekecewaan terhadap Presiden Jokowi.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menilai, manufer Ketua Umun Partai NasDem Surya Paloh yang menyambangi petinggi PKS merupakan bentuk kekecewaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Ujang, NasDem kecewa karena posisi Jaksa Agung diberikan kepada Sanitiar Burhanuddin yang merupakan adik Politisi PDI Perjuangan TB Hasanudin.
"Jadi jika Nasdem menjalin komunikasi dengan PKS wajar. Karena Nasdem sedang mencari kawan. Baik kawan di internal koalisi Jokowi. Maupun kawan di oposisi," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (2/11/2019).
Baca: Lawatan Pertama ke Luar Negeri, Jokowi Hadiri KTT ASEAN Ke-35 di Bangkok
Baca: Pemerintah Anggap Radikalisme sebagai Ancaman, Rocky Gerung: Saya Tiap Hari Terpapar Radikalisme
Selain itu, Ujang menyebut, NasDem sedang menjalin komunikasi politik untuk membangun kekuatan lintas koalisi.
Sebab, ketika di internal koalisi Jokowi sudah tak nyaman lagi, maka berkomunikasi dengan partai oposisi seperti PKS adalah cara yang tepat untuk berteman dengan partai di luar pemerintah.
"Karena bagi Nasdem, politik itu sifatnya cair. Tak ada kawan dan lawan abadi. Yang ada adalah kepentingan," ucap Ujang.
Baca: Mahfud MD Sebut Radikalisme Tak Selalu dari Satu Agama hingga Usul Istilah Manipulator Agama
Baca: Foto-foto Cantik Fitri Handari, Istri Idham Azis yang Menawan, Anak-anak Cerdas & Berprestasi
Ujang pun memprediksi, semua kemungkinan koalisi pecah di tengah jalan bisa saja terjadi.
Karena, koalisi yang dibangun Jokowi bukan koalisi ideologis. Yang dibangun koalisi kompromis, pragmatis, dan kepentingan.
Tentu, lanjut Ujang, koalisinya akan mudah pecah. Termasuk bisa pecah di tengah jalan.
"Koalisi berbasis kepentingan akan mudah pecah. Jika kepentingannya tak diakomodir atau jika kepentingannya sudah beda," kata Ujang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.