Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Tradisi Unik Jelang Maulid Nabi, Endhog-endhogan di Banyuwangi hingga Tradisi Sripuan di Kupang

Simak enam tradisi unik jelang Maulid Nabi Muhammad 9 November 2019, Endhog-Endhogan di Banyuwangi Hingga Tradisi Sripuan di Kupang

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Wulan Kurnia Putri
zoom-in 6 Tradisi Unik Jelang Maulid Nabi, Endhog-endhogan di Banyuwangi hingga Tradisi Sripuan di Kupang
ilustrasi Tribun kaltim
Simak enam tradisi unik jelang Maulid Nabi Muhammad 9 November 2019, Endhog-Endhogan di Banyuwangi Hingga Tradisi Sripuan di Kupang. 

TRIBUNNEWS.COM - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal 1441 H atau Sabtu (9/11/2019).

Baca: Jelang Maulid Nabi 9 November 2019, Ini 8 Budaya Unik Saat Maulid Nabi di Berbagai Wilayah Indonesia

Baca: Potret-potret Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Berbagai Negara

Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir.

Peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam.

Berita Rekomendasi

Berikut adalah tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, dikutip dari wikipedia.org, Senin (4/11/2019).

1. Endhog- Endhogan (Banyuwangi)

Endhog-endhogan adalah tradisi yang dilakukan oleh Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad.

Kata endhog dalam bahasa Osing dan Jawa berarti telur.

Endhog-endhogan adalah tradisi menggunakan telur yang dihias, ditancapkan ke batang pisang yang juga dihias, dan diarak keliling kampung.

Telur tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada warga.

Penggunaan telur untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad, memiliki makna tersendiri.

Telur yang terdiri dari 3 lapisan (kulit, puth telur dan kuning telur) melambangkan Iman, Islam dan Ihsan.

Hal-hal lainnya ditujukan untuk menunjukkan nilai-nilai keislaman.

Menurut budayawan Hasnan Singodimayan, dahulu endhog-endhogan menggunakan telur bebek, karena bebek adalah hewan yang jika bertelur akan diam (tidak menyombongkan diri).

Sedangkan penggunaan batang pisang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pohon pisang adalah pohon yang jika dipotong akan tumbuh lagi (pantang menyerah).

Endhog-Endhogan Banyuwangi (wikipedia.org)
Endhog-Endhogan Banyuwangi (wikipedia.org) (Tribunnews)

2. Upacara Panjang Jimat (Cirebon)

Panjang Jimat merupakan arak-arakan berbagai benda yang melambangkan kelahiran nabi.

Upacara panjang jimat merupakan puncak acara peringatan Maulid Nabi di tiga keraton.

Di keraton Kanoman, upacara digelar sekira pukul 21.00 WIB, ditandai dengan sembilan kali bunyi lonceng Gajah Mungkur yang berada di gerbang depan keraton.

Suara lonceng tersebut merupakan tanda dibukanya upacara panjang jimat.

Tidak hanya genderang lonceng dibunyikan, tanda pembukaan upacara panjang jimat juga ditandai dengan tiupan pluit yang mengisyaratkan kepada warga agar memberikan jalan bagi iring-iringan.

Iring-iringan rombongan dikuti oleh rombongan wanita bangsawan yang tidak sedang datang bulan.

Mereka membawa barang pusaka keraton, dan perlengkapan rumah tangga seperti piring, lodor, kendi dan barang peningglan sejarah lainnya.

Setelah acara selesai, sekitar pukul 24.00 WIB seluruh nasi dan lauk pauk yang dibawa rombongan dibagikan kepada keluarga sultan, abdi dalem, dan seluruh warga yang berada di luar halaman masjid.

Panjang Jimat Cirebon (Jabar.Tribunnews.com)
Panjang Jimat Cirebon (jabar.tribunnews.com)

Baca: Maulid Nabi Muhammad Diperingati 9 November 2019, Ini Quote atau Status WhatsApp hingga Facebook

3. Sekaten (Surakarta & Yogyakarta)

Sekaten merupakan rangkaian kegiatan tahunan sebagai peringatan ulang tahun Nabi Muhammad SAW yang diadakan oleh keraton Surakarta dan Yogyakarta.

Rangkaian perayaan secara resmi berlangsung dari tanggal 5 dan berakhir pada tanggal 12 Mulud penanggalan Jawa (dapat disetarakan dengan Rabiul Awal penanggalan Hijriah).

Beberapa acara penting perayaan ini adalah dimainkannya gamelan pusaka di halaman Masjid Agung masing-masing keraton, pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad dan rangkaian pengajian di serambi Masjid Agung.

Puncaknya, Garebeg Mulud sebagai bentuk syukur pihak istana dengan keluarnya sejumlah gunungan untuk diperebutkan oleh masyarakat.

Perayaan ini dimeriahkan pula oleh pasar malam (sekaten) yang berlangsung selama sekitar 40 hari.

Ilustrasi: GREBEG SEKATEN. Sejumlah abdi dalem KEraton yogyakarta membawa sejumlah gunungan menuju Masjid Gede Kauman saat peryaan Grebeg Sekaten di Kota Yogyakarta, Rabu (21/11/2018). Grebeg Sekaten merupakan prosesi adat dalam rangka memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW.
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
Ilustrasi: GREBEG SEKATEN. Sejumlah abdi dalem KEraton yogyakarta membawa sejumlah gunungan menuju Masjid Gede Kauman saat peryaan Grebeg Sekaten di Kota Yogyakarta, Rabu (21/11/2018). Grebeg Sekaten merupakan prosesi adat dalam rangka memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW. TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI)

4. Tradisi Male (Bali)

Tradisi Male adalah serangkaian upacara keagamaan masyarakat muslim Bali yang dilaksanakan setiap maulid Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan Male ialah kumpulan telur hias berwarna-warni yang disusun berbagai bentuk, seperti masjid, rumah, dan lain sebagainya.

Tradisi ini menggunakan telur sebagai ciri khas dari perayaan Maulid Nabi, karena telur terdiri atas tiga bagian, yaitu kulit, putih telur dan kuning telur yang melambangkan fase kehidupan manusia.

Kulit dimaknai sebagai kelahiran, putih telur sebagai kehidupan, dan kuning telur sebagai akhir dari kehidupan.

Kegiatan yang biasa dilakukan selain arak-arakan Male keliling kampung yaitu memotong rambut bayi yang berusia beberapa bulan oleh para sesepuh lalu dimandikan menggunakan air kelapa gading, dan menyelenggarakan pembacaan Al-Quran, shalawat Nabi, syair barzanji.

Tradisi Male Bali
Tradisi Male Bali (Tribunnews.com)

Baca: Kumpulan Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW, Cocok untuk Update Status

Baca: Kumpulan Bacaan Selawat Maulid Nabi Muhammad SAW, Lengkap dengan Arti dan Keutamaanya

5. Tradisi Karesen (Mojokerto)

Tradisi Keresan untuk peringati Maulid Nabi di Mojokerto.

Warga akan berebutan mengambil hasil bumi yang digantung di pohon kersen.

Istilah Keresan berasal dari kata 'kersen' atau pohon kersen.

Pohon kersen merupakan jenis yang pohon yang dikenal mampu tumbuh lebat dalam waktu singkat.

Pohon ini memiliki buah kecil berbentuk bulat dan berwarna merah yang bentuk mirip buah ceri.

Di daerah lain, pohon kersen dikenal sebagai pohon talok.

Hasil bumi disusun secara rapi di bawah kedua pohon kersen tersebut.

Hasil bumi tersebut di antaranya nanas, kelapa muda, terong, jagung, nangka, dan lainnya.

Sebagai pelengkap, pada dua pohon tersebut digantung sejumlah kebutuhan pokok yang meliputi pakaian, sandal, sepatu, hingga jas hujan.

tradisi karesan mojokerto
tradisi karesan mojokerto (Instagram/ pelitakarya)

6. Tradisi Sripuan (Kupang)

Masyarakat di Kota Kupang merayakan Maulid Nabi dengan melaksanakan tradisi Sripuan.

Sripuan merupakan sebuah tradisi yang diadopsi dari budaya Melayu.

Tradisi Sripuan disimbolkan dengan buah-buahan, bunga, kuncup, batang yang dirangkai membentuk piramida, mirip seperti pohon dengan aneka bunga dan buah-buahan.

Tradisi Sripuan (kaltim.tribunnews.com)
Tradisi Sripuan (kaltim.tribunnews.com)

(Tribunnews.com/Lanny Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas