Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Hadiri ASEAN Plus Three (APT) di Bangkok, Ungkap 2 Hal: 'Strategic Trust' hingga Solidaritas

Presiden Jokowi menghadiri ASEAN Plus Three (APT), Presiden Jokowi menyampaikan dua hal yaitu pentingnya memperkuat saling percaya dan solidaritas

Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Jokowi Hadiri ASEAN Plus Three (APT) di Bangkok, Ungkap 2 Hal: 'Strategic Trust' hingga Solidaritas
Biro Pers Setpres
Presiden Jokowi menghadiri KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT) yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, Senin (4/11/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara ASEAN Plus Three (APT) yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, pada Senin (4/11/2019).

Dalam pernyataannya di KTT ke-22 APT itu, Presiden Jokowi menyebut APT adalah jangkar stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan di kawasan.

Hal ini diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (3/11/2019).

Dalam pertemuan itu, awalnya Presiden Jokowi menyampaikan dua hal, yaitu pentingnya memperkuat saling percaya (strategic trust) dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi bencana.

Untuk memperkuat saling percaya (strategic trust) Jokowi berharap agar soliditas negara yang tergabung dalam APT diperkuat.

Baca: Makna Nomor Punggung Presiden Jokowi di KTT ASEAN, Paling Beda dari Pemimpin ASEAN Lain

"Strategic trust harus dikokohkan, rasa saling percaya harus terus dipupuk, habit of dialogue harus terus dikedepankan,” tutur Presiden Jokowi.

Berita Rekomendasi

Presiden Jokowi juga mengingatkan jika strategic trust melemah maka kekuatan kawasan akan goyah.

“Jika soliditas APT rapuh maka stabilitas keamanan, perdamaian dan kemakmuran kawasan menjadi taruhan,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, solidaritas dalam menghadapi bencana juga sangat penting karena kawasan Asia Timur menghadapi tantangan yang sama, yaitu rentan terhadap bencana alam.

Baca: Iriana Presentasi Pengelolaan Sampah dan Biopori di Sela KTT ASEAN Ke-35 Bangkok

Bahkan kerugian akibat bencana di kawasan Indonesia pada tahun 2016 misalnya tercatat sebesar 91 miliar dolar AS.

“Dalam hal ini, saya tegaskan kembali pentingnya bersinergi memperkuat ketahanan finansial menghadapi bencana, termasuk dengan mengembangkan pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana,” tutur Presiden Jokowi.

Presiden Joko Widodo menghadiri sesi Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 ASEAN yang digelar Sabtu (2/11/2019) di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand.
Presiden Joko Widodo menghadiri sesi Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 ASEAN yang digelar Sabtu (2/11/2019) di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand. (Sekretariat Presiden)

Oleh karena itu, Jokowi menyambut baik inisiatif pembiayaan risiko bencana dan upaya pemulihan cepat pasca bencana melalui Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (SEADRIF)

“Saya mengajak semua negara APT untuk berkontribusi dalam mengembangkan dan memperkuat mekanisme ini,” tambahnya.

Baca: Jokowi Gelar Pertemuan dengan Managing Director IMF di KTT ASEAN

Selain dihadiri pemimpin negara-negara ASEAN, KTT APT ini dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang

Banyak hal yang dibahas, dari mekanisme penguatan cadangan devisa hingga ketahanan pangan dan dari mekanisme respons tanggap darurat bencana hingga deteksi awal krisis ekonomi.

Setelah lebih dari dua dekade, ASEAN Plus Three (APT) telah tumbuh menjadi sebuah mekanisme solid di kawasan dalam menghadapi berbagai tantangan.

“Singkat kata, APT adalah jangkar stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan,” ucap Presiden Jokowi.

Baca: Di KTT ASEAN, Jokowi dan Sekjen PBB António Guterres Bahas Isu Rakhine State Myanmar & Palestina

Presiden Jokowi menyebut tantangan yang dihadapi kawasan akan semakin besar, rivalitas geopolitik dan geoekonomi semakin meruncing.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional semakin meningkat.

“Ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan. Situasi tersebut diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang,” ucap Presiden Jokowi.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas