Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Anggarkan Pendidikan 2020 Capai Rp 508 T, Fadli Zon Ingatkan Nadiem Makarim

Menanggapi prioritas SDM dalam APBN 2020, Fadli Zon ingatkan Nadiem bahwa pendidikan bukan eksperimen-eksperimen spekulatif.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Jokowi Anggarkan Pendidikan 2020 Capai Rp 508 T, Fadli Zon Ingatkan Nadiem Makarim
Tribunnews
Menanggapi prioritas SDM dalam APBN 2020, Fadli Zon ingatkan Nadiem bahwa pendidikan bukan eksperimen-eksperimen spekulatif. 

TRIBUNNEWS.COM - Jokowi menyebutkan sebagian besar APBN tahun 2020 akan digunakan untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Anggaran pendidikan di tahun 2020, Jokowi mengatakan, mencapai 508 triliun Rupiah.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, mengingatkan Menteri Pendidikan dan Budaya Nadiem Makarim bahwa pendidikan di Indonesia butuh konsep dan pemikiran yang matang, bukan eksperimen-eksperimen spekulatif.

Fadli Zon berharap penunjukan Nadiem sebagai Mendikbud bukanlah bagian dari prinsip coba-coba.

Pernyataan tersebut Fadli Zon sampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @fadlizon, pada Kamis (7/11/2019)

Melalui akun Twitter pribadinya, Fadli Zon memberi pemaparan panjang soal pendidikan bertajuk 'Pendidikan Bukan Kelinci Percobaan dan Tempat Berspekulasi'.

Menurutnya, pendidikan adalah pilar kebangsaan.

Berita Rekomendasi

"Salah satu cara menaklukkan sebuah bangsa adalah menguasai pendidikannya. Begitu juga pendidikan adalah sarana mencerahkan dan menyadarkan sebuah bangsa untuk bangkit dan merdeka," tulis Fadli Zon dalam cuitannya.

Selanjutnya, Fadli Zon mengajak pengikutnya di Twitter untuk mengingat kembali posisi pendidikan di Indonesia.

Fadli Zon menyebutkan sejak generasi Tan Malaka, Ki Hadjar Dewantara, hingga generasi Soekarno, Hatta, dan Sjahrir, lembaga pendidikan menjadi tempat bermulanya perjuangan.

Karena itu, menurutnya, pendidikan harus diposisikan sebagai sektor vital dan strategis.

"Apalagi jika pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) mau diprioritaskan," lanjut Anggota DPR tersebut.

Dengan latar belakang itu, Fadli Zon mengatakan dirinya memahami mengapa penunjukan Nadiem sebagai Mendikbud masih diwarnai tanda tanya hari ini.

Masih dalam unggahan Twitternya, Fadli Zon menyebutkan hal tersebut dikarenakan pendidikan merupakan urusan vital.

"Sebagai urusan vital, sangat pantas jika publik berharap bidang ini (pendidikan, red) dipimpin oleh orang-orang tepat dan mumpuni," tulisnya. 

Dalam cuitannya, Fadli Zon melihat publik masih menganggap Nadiem tidak mempunyai jejak di bidang pendidikan.

Meskipun Nadiem memiliki kesuksesan di bidang lain namun profesi tersebut tidak berkaitan langsung dengan bidang pendidikan.

Fadli Zon pun mengaku dirinya bertanya-tanya soal penunjukan Nadiem sebagai Mendikbud.

Namun ia berharap Nadiem dapat segera memahami masalah yang dihadapi kementeriannya.

Terlebih, pernyataan Nadiem yang mengatakan akan terlebih dahulu mendengarkan para ahli pendidikan dan juga bawahan di kementeriannya sebelum mengambil kebijakan strategis di bindang pendidikan, Fadli Zon mengaku hal itu patut diapresiasi.
"Sebagai wakil generasi milenial, kita mungkin perlu memberinya kesempatan," tulis Fadli dalam akun Twitter pribadinya.
Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) tersebut menyebutkan sekiranya ada dua tantangan besar yang harus segera dipikirkan oleh Nadiem.
Yang pertama yaitu konsep arah pendidikan nasional.
Sedangkan yang kedua yaitu soal birokrasi.
Fadli Zon menyebutkan, hidup di tengah perubahan yang berlangsung cepat mengharuskan kebijakan pendidikan, kurikulum, dan perangkat pendidikan lainnya bersifat adaptif dan dinamis.


Fadli Zon mengatakan, selama ini, dunia pendidikan di Indonesia masih jauh dari adaptif dan dinamis.
Ia memberi contoh, di perguruan tinggi, 90 persen Satuan Kredit Semester (SKS) isinya adalah mata-mata kuliah wajib yang materinya mungkin tak banyak berubah dengan materi dua atau tiga puluh tahun lalu.

Fadli Zon pun menilai jumlah mata kuliah pilihan terlalu sedikit.
Padahal, menurutnya, mata kuliah pilihan dapat membuka kesempatan besar untuk mengadaptasi perkembangan serta perubahan baru yg terjadi di lingkungan sekitar.

Lebih lanjut, Fadli Zon menegaskan pada Nadiem bahwa konsep yang baik dan hebat saja tidak cukup, jika tidak didukung oleh infrastruktur birokrasi yang kompatibel.
"Dua-duanya sama-sama harus diperhatikan oleh Menteri Nadiem," tulisnya.

Masih dalam akun Twitter pribadinya, Fadli Zon menyebutkan jika harus memilih, dirinya cenderung lebih memprioritaskan reformasi birokrasi daripada mengejar konsep yang canggih-canggih.
"Sebab, sehebat apapun menterinya, jika birokrasi di bawahnya memble, pendidikan kita tak akan banyak bergeser," tulis Fadli Zon.
Ia menambahkan, jika birokrasinya efisien, efektif, dan adaptif maka seburuk apapun menterinya, pendidikan kita akan tetap berlayar ke arah yang benar. 

Di akhir cuitannya, Fadli menegaskan bahwa dirinya hanya ingin mengingatkan pemerintah, khususnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa pendidikan bukanlah tempat berjudi dan berspekulasi. 

Jokowi Sebut Anggaran Pendidikan Dianggarkan Senilai 508 Triliun Rupiah

Jokowi menyebutkan sebagian besar APBN tahun 2020 akan digunakan untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Menurut tayangan Kompas TV, Jokowi menegaskan, bidang pendidikan akan memperoleh anggaran senilai 508 triliun Rupiah, Rabu (6/11/2019).

Mengutip dari nasional.kontan.co.id, Jokowi berharap dengan meningkatnya anggaran pendidikan maka tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal. 

Jokowi menyebutkan, kemampuan dasar anak-anak Indonesia harus terus dibangun, mulai dari pendidikan usia dini dan pendidikan dasar.

Terutama untuk meningkatkan kemampuan literasi, matematika, dan sains, sehingga menjadi pijakan bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anak di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, di jenjang pendidikan menengah dan tinggi, pemerintah merancang pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan industri.

Kebijakan untuk meningkatkan kualitas manusia juga akan ditekankan pada perbaikan kualitas guru, mulai dari proses penyaringan, pendidikan keguruan, pengembangan pembelajaran, dan metode pengajaran yang tepat dengan memanfaatkan teknologi.

Dalam rangka pemerataan akses pendidikan dan percepatan wajib belajar 12 tahun, pemerintah akan melanjutkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada 54,6 juta siswa di jenjang pendidikan dasar dan menengah pada 2020 mendatang.

Selain itu, pemerintah juga melanjutkan Program Indonesia Pintar (PIP) dengan memberikan beasiswa hingga 20,1 juta siswa.

Jokowi melanjutkan, pemerintah akan memperluas sasaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi kepada 818 ribu mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, yang memiliki prestasi akademik melalui Kartu Indonesia Pintar- Kuliah (KIP-Kuliah), termasuk lanjutan bidik misi. 

Beasiswa KIP-Kuliah ini juga diberikan untuk mahasiswa pendidikan vokasi dan politeknik, serta pendidikan sarjana pada program studi sains dan teknologi.

Terakhir, Jokowi menegaskan, pemerintah pada tahun 2020 akan menginisiasi program kartu Pra-Kerja. 

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kontan.co.id/Grace Olivia)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas