Surya Paloh Diusulkan Jadi Capres Pada 2024, Rio Capella: Lebih Pas Dibandingkan Anies Baswedan
Rio Capella menyetujui soal usulan DPW Partai NasDem yang mencalonkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sebagai calon presiden
Penulis: Reza Deni
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Partai NasDem Rio Capella menyetujui soal usulan DPW Partai NasDem yang mencalonkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sebagai calon presiden 2024.
"Malah lebih pas daripada mencalonkan Anies Baswedan," ujar Rio di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2019).
Rio menilai Anies tidak menyumbang apa-apa terhadap Nasdem.
Rio juga mengatakan, Anies bukan orang yang ikut mendirikan Partai Nasdem.
Baca: Sekjen DPP PDI Perjuangan Komentari Pidato Surya Paloh
Baca: Besok, Majelis Tinggi Akan Tetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum NasDem 2019-2024
Baca: Jokowi Sindir Pelukan Paloh dan Sohibul Iman, Istana: Itu Humor, Bukan Teguran
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai NasDem Johnny G Plate mengatakan, 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) telah memberikan usulannya dalam Kongres II Partai NasDem untuk meminta Surya Paloh memimpin NasDem kembali.
Selain itu, Johnny menyebut ada tujuh DPW yang mengusulkan agar Surya Paloh menjadi calon presiden dari NasDem di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Johnny di sela-sela Kongres II Partai NasDem, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (9/11/2019).
Menurut Johnny, dari penilaian DPW, kepemimpinan Surya Paloh periode 2013-2019 dinilai sangat berhasil karena telah dua kali memenangkan Pilpres.
Selain memenangkan Pilpres, DPW juga mengapresiasi kenaikan jumlah kursi di DPR RI dari Fraksi NasDem dari semula pada tahun 2014 berjumlah 36 menjadi 59 kursi di Pileg 2019.
Selain itu, dalam tiga kali gelaran Pilkada serentak, kepemimpinan Surya Paloh dinilai sangat sukses membawa kepala daerah menang di wilayahnya.
"Sehingga DPW-DPW mengusulkan kembali Pak Surya Paloh sebagai calon ketua umum tahun 2019-2024. Ada tujuh diantara DPW-DPW juga mengusulkan sebagai calon presiden tahun 2024," ujar Jhonny.
Namun, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) ini menyebut agenda pembahasan calon presiden tidak ditetapkan dalam empat rapat pleno.
"Maka rapat pleno ini hanya menampung saja, selanjutnya pembicaraan akan berkembang di rapat komisi dan rapat pleno selanjutnya besok," kata Jhonny.
Melanggar Etika Berpolitik
Mantan Ketua Umum Partai NasDem Patrice Rio Capella menyatakan manuver Surya Paloh melanggar norma dan etika berpolitik.
Pasalnya Paloh, ketua umum NasDem sekarang, melakukan pertemuan dengan pimpinan partai oposisi, yaitu Presiden PKS Sohibul Iman.
Baca: Eks Ketua Umum Nasdem Kecewa Surya Paloh Beri Panggung ke Anies Baswedan Saat Pembukaan Kongres
Padahal, kata Capella, Partai NasDem merupakan bagian dari koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Manuver itu sangat memalukan karena Partai NasDem seolah seperti perusahaan milik pribadi yang menyongsong kepentingan politik," ucap Capella di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2019).
"Makin tidak bisa dipahami jika manuver itu adalah bentuk kemarahan pimpinan Partai NasDem karena kehilangan kursi jaksa agung dalam Kabinet Indonesia Maju," imbuh dia.
Kata Capella, Partai NasDem seharusnya sadar, pembentukan kabinet adalah hak prerogatif presiden dan tidak bisa diatur siapapun.
"Dan menurut saya presiden sudah tepat menunjuk jaksa agung sekarang karena bukan kader partai politik dan jaksa agung saat ini merupakan jaksa karier sehingga tahu persis mengelola institusi kejaksaan secara benar," katanya.
Melenceng dari Identitas
Patrice Rio Capella menyebut partai bekas asuhannya, yakni NasDem telah menjadi restoran politik.
Mantan terpidana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menyatakan demikian karena menurutnya, Partai NasDem saat ini sudah melenceng jauh dari semangat awal pendirian.
Baca: Fadjroel Rachman Bantah Jokowi Sindir Pelukan Surya Paloh dan Sohibul Iman: Itu Humor Persahabatan
Baca: Pelukannya dengan Sohibul Iman Disinggung Jokowi, Surya Paloh: Bangsa Ini Capek dengan Kecurigaan
Baca: Surya Paloh Pastikan Presiden Jokowi Tutup Kongres II Nasdem Senin Mendatang
"Partai NasDem yang awalnya mengusung salam perubahan-restorasi Indonesia saat ini sudah benar-benar berubah menjadi restoran politik," kata Capella di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2019).
Katanya, partai asuhan Surya Paloh tersebut kini merupakan tempatnya masak-memasak dan goreng-menggoreng kepentingan politik yang bukan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
"Bukan untuk memperjuangkan kepentingan partai, tapi hanya demi keuntungan elite tertentu, kelompok tertentu di internal Partai NasDem," ledek Capella.
Diketahui, Partai NasDem tengah menyelenggarakan Kongres ke-2. Meski meledek, Capella tetap mengucapkan selamat.
"Saya sebagai pendiri dan ketua umum pertama Partai NasDem ingin menyampaikan ucapan selamat melaksanakan Kongres II Partai NasDem yang insya Allah akan ditutup besok," ujar Capella.
Jokowi Singgung Pelukan Paloh-Sohibul
Pengamat politik Emrus Sihombing, menilai Presiden Joko Widodo berusaha menyampaikan pesan ketika melakukan sindiran kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Sindiran itu sendiri terkait pelukan Surya Paloh dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman beberapa waktu lalu.
Dari aspek sosiologis dan psikologis, Emrus menilai sindiran Jokowi berusaha menyampaikan Paloh lebih dekat dengan Sohibul dibanding dengan Jokowi sendiri.
Baca: Bicara Infrastruktur, Jokowi: 4 Hari 4 Malam Menuju Wamena Dulu Itu, Tak Ada Aspal Satu Meter Pun
Baca: Disindir Jokowi Soal Bunga Kredit, Apa Kata Bankir?
Baca: Pengamat: Jokowi Tak Nyaman dengan Manuver Surya Paloh ke PKS
"Dari sudut ucapan itu sama saja Pak Jokowi mengatakan sekarang Paloh lebih dekat, lebih hangat, dengan Sohibul dibanding dengan Jokowi selama ini," ujar Emrus, Kamis (7/11/2019).
Ia mengatakan dari aspek sosiologis, jarak antara orang yang satu dengan yang lain semakin dekat seperti berpelukan tentu berbeda dengan yang berjarak lima hingga sepuluh meter.
Menurutnya, relasi dan interaksi orang yang berpelukan tentu lebih dekat.
Sementara orang yang relasinya tak baik, maka saling sapa saja belum tentu mau. Begitu melihat satu sama lain, biasanya akan ada tindakan sosial supaya pada akhirnya mereka tidak bertemu.
"Nah kalau ini kan mereka (Paloh dan Sohibul) berangkulan, sangat erat sekali. Pelukan itu pun saya lihat dari berbagai media sangatlah luar biasa," kata dia.
"Dari psikologis, ada ikatan emosional lebih dekat antara Paloh dan Sohibul. Biasanya itu terjadi karena di antara mereka terjadi sesuatu yang sifatnya saling menguntungkan satu dengan yang lain," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo menyindir Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang melakukan pertemuan dengan Presiden PKS Sohibul Iman di DPP PKS, beberapa waktu lalu.
"Bapak Surya Paloh yang kalau dilihat malam ini, beliau cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," ucap Jokowi yang disambut tawa hadirin saat acara HUT Golkar ke-55 di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
"Wajahnya cerah, setelah beliau berdua berangkulan dengan Pak Sohibul Iman," sambung Jokowi yang kembali disambut riuh seisi ruangan.
Jokowi mengaku, tidak mengetahui makna dari pertemuan dan rangkulan keduanya, tetapi tampaknya bukan hal yang biasa dilakukan Paloh antar sesama pimpinan partai politik.
"Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman. Tadi di holding saya tanyakan, ada apa? Tapi nanti jawabnya dilain waktu di jawab," papar Jokowi.
Jawaban yang benar, kata Jokowi, sangat penting bagi dirinya dalam menentukan sikap ke depan karena Partai NasDem saat ini berada di dalam koalisi pemerintah.
"Saya boleh bertanya dong, karena beliau masih di koalisi pemerintah," ucap Jokowi.