Pedagang Es Tebu yang Ditangkap Densus 88 Berubah Tertutup dan Sering ke Luar Malam Sejak Menikah
Selain menembak mati dua terduga teroris, tim gabungan mengamankan seorang pria terduga teroris di Medan, Sabtu sekitar pukul 10.00 WIB.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Selain menembak mati dua terduga teroris, tim gabungan mengamankan seorang pria terduga teroris di Medan, Sabtu sekitar pukul 10.00 WIB.
Dia adalah pedagang es tebu di Jalan Panglima Denai tepatnya di persimpangan Jermal VII.
"Ramai tadi ada polisi. Orang yang diamankan pemuda yang berjualan es tebu di depan masjid," ujar Ahmad, pedagang di kawasan tersebut.
Identitas terduga teroris yang ditangkap adalah Diki Herawan alias Tompel (25).
Pria yang baru menikah setahun lalu itu tinggal di Jalan Jermal VI.
Baca: 14 Terduga Teroris Diamankan Pasca Serangan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan
Baca: Drama Penangkapan Terduga Teroris di Deliserdang: Melukai Polisi Sebelum Akhirnya Ditembak Mati
"Dia diamankan saat sedang berjualan. Ada sekitar lima orang yang datang mengamankan. Mereka naik mobil putih," tutur Ahmad.
Menurut Ahmad sehari sebelum penangkapan ini, polisi berpakaian biasa ramai mengintai di seputar lokasi.
"Semalam banyak orang yang menurut saya itu polisi. Mereka memang datang mengintai," kata Ahmad.
Saat tim Densus 88 dan Polda Sumut tiba di lokasi, mereka langsung mendatangi Diki yang sedang berjualan.
Diki kemudian memutuskan pulang ke rumahnya.
Baca: Dua Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Deliserdang Ternyata Perakit Bom di Polrestabes Medan
Baca: Berikut Fakta-fakta Densus 88 Sergap Terduga Teroris di Deli Serdang
Dia meninggalkan gerobak dagangannya begitu saja.
"Ada polisi yang naik mobil dan kereta (sepeda motor, red). Ada juga Densus 88. Mereka datang ke sini, tapi Diki langsung pulang ke rumah. Di rumah itulah dia dijemput polisi," tutur Atam, pedagang bakso yang saat kejadian bersebelahan lapak dengan Diki.
Sebelum menikah, Diki dikenal sebagai orang yang terbuka.
Sejak menikah dia mulai sedikit tertutup.
"Diki juga sering ke luar malam. Tidak tahu ke mana. Sepengetahuan saya, dia dulu tidak begitu," kata Atam.
Perakit Bom
Sementara itu dua terduga teroris yang ditembak mati oleh tim gabungan Polda Sumut dan Densus 88 di Jalan Desa Kota Datar Kecamatan Hamparanperak Kabupaten Deliserdang, Sabtu (16/11/2019) siang, adalah perakit bom.
Baca: Tiga Anaknya Terkait Bom Bunuh Diri di Medan, Kesedihan Sang Ayah: Bapak Nyuruh Ngaji Bagus-bagus
Baca: POPULER - Sang Istri Kerap Menangis Sesenggukan Sebelum Dedek Melakukan Aksi Bunuh Diri
"Dua yang ditembak mati itu merupakan perakit bom yang meledak di Polrestabes Medan kemarin," kata Agus Andrianto saat dijumpai di RS Bhayangkara Medan, Sabtu (16/11/2019).
Serangan bom bunuh diri terjadi di halaman parkir Mapolresta Medan, Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 08.40 WIB.
Ledakan melukai empat polisi, seorang pekerja harian lepas di mapolresta dan seorang warga.
Dari hasil penyelidikan, pelaku bom bunuh diri berinisial RMN alias Dedek (24) warga Jalan Jangka Gang Tentram No 89 B Kelurahan Sei Putih Barat Kecamatan Medan Petisah, yang berstatus sebagai mahasiswa.
Dua jenazah terduga teroris yang ditembak polisi dibawa ke RS Bhayangkara.
Mereka berinisial A dan K.
Sedangkan terduga teroris yang ditangkap dalam kondisi hidup berinisial P.
Polisi yang terluka juga dirawat di RS Bhayangkara.
Dia menderita luka tusuk di pinggang dan paha sedalam empat sentimeter.
Hingga berita ini diturunkan tim Densus masih mengejar terduga teroris lain hingga ke Aceh.
Dari pengejaran, petugas menangkap tiga orang.
"Untuk detailnya nanti saya jelaskan. Tim masih kerja. Untuk yang di Aceh ada tiga orang yang diamankan," kata Agus.
Menurut Agus, terdapat 14 orang yang diamankan pascaserangan bom bunuh diri di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019).
"Sembilan orang berpotensi menjadi tersangka," ujar Agus.
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Sejak Menikah, Pedagang Es Tebu itu Berubah Jadi Tertutup dan Sering Keluar Malam