Pengamat: Hubungan Pertemanan Jadi Faktor Pengaruh dan Keterlibatan Aktivitas Terorisme
Polisi dari tim Detasement Khusus Anti Teror (Densus 88) dikabarkan kembali menangkap terduga teroris SY (31) di rumahnya di Cilacap,
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi dari tim Detasement Khusus Anti Teror (Densus 88) dikabarkan kembali menangkap terduga teroris SY (31) di rumahnya di Cilacap, Minggu (17/11/2019)
Sekiranya sudah ada 20 terduga teroris yang ditangkap pasca bom yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019), dimana dua diantaranya meninggal saat penangkapan.
Pengamat Gerakan Islam, M Zaki Mubarok mengatakan hubungan pertemanan (friendship) menjadi faktor penting yang membuat seseorang terpengaruh dan terlibat dalam aktivitas terorisme.
Zaki berujar ada beberapa kawan permainan dan pengajian dari pelaku bom bunuh diri di Medan yang diringkus.
Baca: Densus 88 Tangkap Tukang Pijat di Cilacap, Sita Buku-buku hingga Laptop
Baca: Detik-detik Baku Tembak Terduga Teroris vs Densus: Seorang Pelaku Ditembak Mati karena Tikam Petugas
Baca: 14 Terduga Teroris Diamankan Pasca Serangan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan
"Ada satu orang mengalami radikalisasi lalu mengajak kawan-kawan terdekatnya" ujarnya, Senin (18/12/2019).
Terduga teroris yang ditangkap di Cilacap juga dikabarkan sebagai menantu mantan napiter almarhum SZ.
Zaki berujar hal tersebut membuktikan adanya pengaruh krusial persaudaraan dan kekeluargaan dalam menyembuhkan terorisme.
"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, kira-kira begitu" lanjutnya.
Oleh sebab itu, Dosen Universitas Negeri (UIN) Jakarta itu mengatakan perlu ada upaya pencegahan terorisme oleh pemerintah yang mencakup lebih luas lagi,
"Jadi, tidak hanya napiter dan keluarga intinya. Tapi juga memperhatikan lingkungan sosialnya, baik itu saudara2nya maupun kawan-kawannya" ujar Zaki.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.