Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Kedekatan Din Syamsuddin dan Bahtiar Effendy

Din mengatakan, dirinya pulalah yang mengajak almarhum bergabung dan aktif di Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Cerita Kedekatan Din Syamsuddin dan Bahtiar Effendy
Jurnal Islam
Bachtiar Effendy 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Din Syamsuddin dan Bahtiar Effendy adalah sahabat karib.

Begitu kesan yang diceritakan Din saat ditanya sosok Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Hubungan dan Kerja sama Luar Negeri itu.

Din melalui pesan tertulisnya mengatakan, keduanya akrab sejak bersama-sama kuliah di Fakultas Ushuluddin IAIN (kini UIN) Jakarta pada 1980an dan bersama pula melanjutkan kuliah di Amerika Serikat pada 1986.

"Kami juga sama-sama mewakili pemuda Indonesia pada Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian di Nairobi Tahun 1984. Sejak itu kami bersahabat dekat seperti saudara sendiri. Almarhum adalah teman sehati, mitra diskusi dan debat," kata Din di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Din mengatakan, dirinya pulalah yang mengajak almarhum bergabung dan aktif di Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.

Sosok Bahtiar Effendy di mata Din, adalah sosok cendikiawan sejati dan penulis.

Berita Rekomendasi

"Sebagai anak pesantren, komitmennya terhadap kepentingan umat Islam sangat kuat, maka dia concerned and engaged dalam problematika politik Islam di Indonesia. Almarhum geram jika ada perlakuan yg tidak adil terhadap umat Islam," katanya lagi.

"Namun, dia tidak mau menyampaikannya secara terbuka, sehingga sering mendorong saya untuk berbicara," lanjut Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini.

Bahtiar Effendy, sosok kelahiran Ambarawa, Jawa Tengah, pada 10 Desember 1958 ini telah berpulang pada Kamis dini hari, sekira pukul 00.15 WIB, di Ruang ICU RSIJ Cempaka Putih, Jakarta.

Din pun mendoakan, semoga semua jasa almarhum menjadi amal jariah yg diganjar Allah SWT dan semoga sakit yang diderita sejak lama menjadi penghapus dosa-dosanya.

"Selama saya menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2019 dan 2010-2015 saya banyak mendengar kritik dan sarannya. Nyaris almarhum menjadi penasehat politik bagi saya, dan saya berperan sebagai semacam penasehat spritual baginya," kenang Din.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas