POPULER! Ekspresi Ustaz Yusuf Mansur saat Dengar Cerita Korban First Travel Nabung 7 Tahun
Putusan Mahkamah Agung (MA) yang menguatkan putusan vonis Pengadilan Negeri Depok tentang aset First Travel yang disita negara menjadi polemik yang di
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Putusan Mahkamah Agung (MA) yang menguatkan putusan vonis Pengadilan Negeri Depok tentang aset First Travel yang disita negara menjadi polemik yang didiskusikan di ILC TvOne, Selasa malam (19/11/2019).
Eli seorang calon jamaah umrah korban penipuan agen First Travel, hadir memberikan keterangan sebagai narasumber.
Cerita Eli mengundang perhatian Ustaz Yusuf Mansur yang juga dihadirkan dalam diskusi tersebut.
Pedagang nasi uduk itu bercerita hingga saat ini belum mendapatkan pemenuhan janji yang disampaikan First Travel.
"Saya korban First Travel, yang janji-janjinya sampai saat ini belum saya dapatkan," ungkapnya.
Hingga Maret 2017, Eli menuturkan jadwal keberangkatan ke Tanah Suci terus menerus diundur.
"Tapi janji First Travel tidak menepati yang akan memberangkatkan saya di tahun 2017 bulan Maret. Saya diundur-undur," tambahnya.
Mencari Keadilan
Eli masih mencoba mencari keadilan.
Uangnya yang tidak kunjung kembali dan janji untuk berangkat ke Tanah Suci juga tidak terealisasi.
"Sampai saat ini saya mencoba mencari keadilan. Mungkin bagi First Travel atau pemerintah terkait, uang saya itu tidak berharga. Tapi untuk saya uang itu sangat berharga sekali," imbuhnya.
Menabung Hasil Jualan Nasi Uduk
Eli mengatakan uang yang dia setorkan sangat berharga.
Usahanya untuk menabung selama ini, diawali berjualan di pagi hari.
Setiap hari Eli harus bangun pukul 03.00 WIB.
"Saya harus bangun jam 3 malam. Saya harus jualan di pagi hari. Saya harus ngumpulin sedikit demi sedikit," lanjutnya.
Ibunda Eli bahkan meninggal sebelum kerinduannya untuk ibadah ke Tanah Suci tercapai.
"Sampai akhirnya ibu saya pun meninggal. Sampai dia belum menuaikan ibadahnya," kenang wanita tersebut.
Dengan mata berkaca - kaca, Eli meminta semua pihak yang menangani kasus First Travel untuk menolong korban penipuan agen itu.
Harapan Eli hanya uangnya dikembalikan.
Eli juga sebenarnya berharap bisa diberangkatkan ke Tanah Suci.
"Saya minta yang menangani First Travel, coba tolong dilihat. Saya mungkin orang yang tidak punya apa-apa. Saya sangat berharap sekali uang itu dikembalikan, atau saya diberangkatkan?" tuturnya.
Dia mengaku lelah menunggu janji dari First Travel.
"Tapi sampai kapan? Sampai kapan saya harus menunggu?,"
Sejak 2017, Eli tidak kunjung menemui kepastian.
Kerinduan Ibadah ke Tanah Suci
Rupanya, ada keinginan untuk pergi menunaikan ibadah ke Tanah Suci bersama sang ibunda.
"Saya mengumpulkan sedikit demi sedikit. Saya berharap bisa pergi sama ibu saya," cerita Eli.
Hingga detik terakhir sang Ibunda masih menanyakan perkembangan kasus First Travel yang Eli perjuangkan.
Sang Ibunda adalah sosok yang berharap Eli akhirnya dapat memenuhi rukun Islam yang kelima.
"Sampai detik terakhir dia meninggal, karena saya sering menjalankan sidang ke Depok. Dia selalu menanyakan bagaimana hasil First Travel??" ungkap Eli.
Namun, hingga akhir hayat sang ibunda tidak ada kepastian dari pihak manapun soal kasus First Travel.
"Karena dia ingin melihat saya umroh. Tidak ada kepastian sampai ibu saya meninggal," tambahnya.
Eli meminta agar pihak terkait yang menangani kasus First Travel lebih memedulikan jamaah korban yang memiliki latar belakang orang tidak mampu.
Untuk lebih peduli kepada orang-orang yang memiliki harapan sangat tinggi dapat menuaikan ibadah di Tanah Suci.
"Pihak yang terkait terbuka hatinya untuk melihat para jamaah yang tidak punya. Yang sangat berharap menuaikan ibadah," imbuhnya.
Tidak Ikhlas Aset di Rampas Negara
Eli mendengar kabar aset sitaan First travel justru akan diserahkan ke negara.
"Dari 2017 sampai sekarang saja, tidak ada kepastian. Bahkan terdengar akan diserahkan ke pemerintah," ujarnya.
Dengan menahan air mata dan ekspresi kecewa, Eli menegaskan dia tidak ikhlas dengan keputusan PN Depok.
"Di sini saya ketuk hati pemerintah, kalau memang itu diserahkan ke pemerintah, saya jujur saja tidak ikhlas," tegasnya.
Dia tidak bisa ikhlas dan kembali menegaskan, uang yang dia setor ke Fisrt Travel adalah hasil usahanya dari menabung sedikit demi sedikit.
"Karena saya itu benar-benar mencari dari jerih payah keringat saya. Saya bukan orang mampu," katanya.
Ibu penjual nasi uduk ini bertanya, mengapa aset tersebut justru disita pemerintah?
"Yang ingin saya pertanyakan, itu kan bukan uang korupsi? Kenapa harus diserahkan ke pemerintah?" tanyanya.
Dia juga tidak terima sebab usahanya untuk menabung karena ingin sekali menuaikan ibadah hingga saat ini belum terealisasi.
Mengaku menabung dengan berjualan nasi uduk sejak pukul 03.00 WIB, Eli nampak kecewa dengan putusan PN Depok.
"Sedangkan saya taruh uang di First Travel itu boleh ngumpulin. Jujur saja saya hanya seorang pedagang nasi uduk. Yang ingin sekali menunaikan ibadah," jelasnya.
Ustaz Yusuf Mansur memasang ekspresi yang menarik perhatian.
Di setiap penuturan Eli, Yusuf Mansur tampak memperhatikan.
Matanya bergetar tiap mendengar perjuangan Eli menabung untuk bisa menuaikan ibadah umrah.
Sesekali dia tampak mengangguk saat mendengar penjelasan Ibu Eli.
Beberapa saat kedua tangannya menyanggah dagunya.
Saat mendengarkan kisah Ibu Eli mengumpulkan uang dengan berjualan di pagi buta, Yusuf Mansur tampak menggeleng-gelengkan kepala.
Ustaz Yusuf Mansur yang hadir sebagai narasumber di ILC itu juga memberikan komentar soal perjuangan Eli.
"Bu Eli ini luar biasa, tadi saya dengerin, Masya Allah nggak ada saya kira yang nggak tersentuh, tujuh tahun, nabung lho," tutur Yusuf Mansur
Ustaz Yusuf Mansur sangat mengapresiasi perjuangan Eli menabung tujuh tahun.
Yusuf Mansur lantas menjanjikan Eli untuk berangkat Umrah di bulan Januari 2020.
"Insya Allah Bu Eli, Januari saya berangkatin, Januari ye, jangan Desember, nyari duit dulu," ucapnya.
Setelah mendengar kisah Eli, Ustaz Yusuf Mansur (UYM) menjanjikan Eli berangkat umroh pada Januari 2020 mendatang.
Sebelumnya, ketika Eli menceritakan kisahnya, UYM tampak terharu.
UYM juga memberikan penguatan kepada para korban First Travel.
"Kalau urusan polemik kan udah beres ya, izinkan saya ngasih penguatan sedikit saja untuk 63 ribu orang dan siapa yang serupa dengannya di urusan apapun," ucapnya.
"Demi Allah, masalah itu keren, punya masalah itu baik. Punya masalah itu bagus. Kalau punya masalah itu beruntung. Kita dipilih Allah SWT. Bapak ibu sudah tercatat sebagai Insya Allah, jamaah umroh. Saya kira hadiahnya pasti dobel. Nggak cuma umroh, besok bakal panjang umur, bakal sembuh dari penyakit, bahkan naik haji, Insya Allah," ungkapnya.
UYM juga berharap agar negara mampu memberikan penyelesaian terhadap 63 ribu korban First Travel dengan baik.
"Semoga negara juga dikasih kekuatan dan rizki yang banyak dan jalan untuk mengeksekusinya. Kalau ada willing dari semua pihak Insya Allah bisa terwujud," ucapnya.
Diketahui, tidak hanya gagal berangkat ke tanah suci, diberitakan sebelumnya putusan Mahkamah Agung (MA) menguatkan vonis Pengadilan Negeri Depok dan Pengadilan Tinggi Bandung mengungkapkan aset First Travel dirampas negara.
Artinya, uang para korban yang sudah disetorkan ke First Travel terancam tidak bisa kembali.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani, Wahyu Gilang Putranto)