Staf Khusus Jokowi Ayu Kartika Dewi: Toleransi Tak Jauh-jauh dari Orang yang Berpikir Kritis
Staf Khusus Presiden Jokowi, Ayu Kartika Dewi mengatakan bahwa diperlukan orang-orang yang berpikir kritis untuk menciptakan perdamaian di Indonesia.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
"Jadi kalau kita ngomongin toleransi, kita tidak jauh-jauh dari orang berpikir kritis," lanjutnya.
Ayu Kartika Dewi, dikenal sebagai perumus pergerakan Sabang Merauke.
Presiden Jokowi memperkenalkan Ayu sebagai salah satu anak muda yang memiliki visi mulia untuk meningkatkan persatuan di tengah kebhinekaan.
Dalam pendidikan, Ayu meraih gelar MBA di Duke University, Amerika Serikat.
Dikutip dari siaran pers yang disampaikan oleh Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman, ketujuh Staf Khusus Presiden dari milenial ini akan memberikan masukan konstruktif-inovatif dunia milenial kepada Presiden Joko Widodo, "Milenial adalah masa depan Indonesia."
Daftar nama 7 Staf Khusus Presiden, yaitu:
1. Angkie Yudistia, Pendiri Thisable Enterprise
2. Aminuddin Ma’ruf, Mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Periode 2014-2017.
3. Adamas Belva Syah Devara, Pendiri Ruang Guru.
4. Ayu Kartika Dewi, Perumus Pergerakan Sabang Merauke.
5. Putri Indahsari Tanjung, CEO dan Founder Creativepreneur.
6. Andi Taufan Garuda Putra, CEO Amarta.
7. Gracia Billy Mambrasar, Pemuda asal Papua yang mendapatkan. beasiwa di Universitas Oxford
Selain itu, ada 5 tambahan Staf Khusus Presiden, yaitu: