Staf Khusus Presiden Belva, Pernah Benci Bahasa Mandarin, Belajar Hanya untuk Membanggakan Orangtua
Staf Khusus Presiden, Adamas Belva Syah Devara menceritakan semangatnya dalam belajar. Ia hanya berharap agar orang tua bangga.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Adamas Belva Syah Devara terpilih sebagai Staf Khusus Presiden.
Laki-laki muda yang biasa dipanggil Belva ini dikenal sebagai pendiri dan direktur utama dari perusahaan startup di bidang pendidikan dan teknologi terbesar di Indonesia, Ruang Guru.
Adamas Belva Syah Devara ini merupakan sosok pengusaha, tokoh muda, dan aktivis sosial.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini adalah alumnus pascasarjana bergelar ganda dari Harvard University mengambil jurusan Master of Public Administration (Kebijakan Publik) dan Stanford University mengambil jurusan Master of Business Administration (Bisnis Manajemen)
Ia juga merupakan orang Indonesia pertama yang diterima di program gelar ganda dalam program studi Ilmu komputer dan Bisnis di Nanyang Technological University.
Atas sosoknya yang cemerlang dan meraih berbagai jenis kejuaraan dan penghargaan tersebut, tak heran jika Belva kini terpilih menjadi Staf Khusus Presiden.
Ia pun dibanjiri banyak ucapan selamat baik dari para tokoh negeri, artis, pengusaha, dan publik pada umumnya.
Beberapa postingan di Instagramnya terlihat mengisahkan sepak terjang Belva pada setiap momennya.
Satu di antaranya adalah postingannya bersama sang ibunda.
Potret bersama sang ibundanya yang terlihat bersandar di pundak Belva tersebut ia unggah dengan editan abu-abu yang berkesan dramatis.
Belva pun menceritakan awal keinginan besarnya agar ia semangat dalam belajar.
"Semua berawal dari keinginan besar saya untuk membuat orang tua bangga. Sesimpel itu," tulis Belva di akun Instagramnya, @belvadelvara.
Dirinya yang pernah membenci pelajaran bahasa Mandarin di SMA-nya sempat berpikir untuk apa dirinya belajar Mandarin, sebab menurutnya juga tak akan terpakai dalam tes nasional.
Hal itu ia contohkan antara lainuUjian nasional, SMPTN, dan tes masuk universitas yang tidak memakai bahasa Mandarin.