Staf Khusus Presiden Belva, Pernah Benci Bahasa Mandarin, Belajar Hanya untuk Membanggakan Orangtua
Staf Khusus Presiden, Adamas Belva Syah Devara menceritakan semangatnya dalam belajar. Ia hanya berharap agar orang tua bangga.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
Namun setelah berpikir, ia hanya ingin membanggakan orang tua jika ia mampu menguasa bahasa Mandarin.
"Kalau saya belajar dan nilai saya bagus, orang tua saya bangga... Is it worth the effort to study?" tulisnya..
Kemudian, Belva pun memaksakan diri untuk membuka buku dan belajar, sehingga akhirnya ia menyukai bahasa Mandarin.
Ia mengatakan, awalnya yang mendapat nilai biasa, namun kala itu akhirnya berhasil mendapat nilai tertinggi di kelas.
"Saya pun kaget banget, karena tadinya berpikir nggak punya bakat banget belajar Mandarin," tulisnya lagi.
Ia merasa kaget lantaran ada beberapa teman yang memang sudah lama belajar Mandarin daripadanya.
Sementara itu, Belva menceritakan pengorbanan orangtuanya demi pendidikannya.
Belva pun mengisahkan perjuangan mamanya yang sering mengantar jemputnya sewaktu sekolah.
"Mama yang bolak balik nyetir sendiri mengantar pakai mobil kuning dulu yang AC-nya panas banget, sering banget mati," tulisnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sang ibundanya tersebut pernah menangis karena terlalu lelah beraktivitas demi mengurus anak-anaknya.
"Sampai ternyata kalau malam kadang-kadang nangis kecapekan, tapi ditutup bantal supaya tidak terdengar anaknya," tulis Belva mengingat kenangannya.
Hal tersebut tak berbeda dengan perjuangan ayahnya.
Ia tampak dalam caption terakhirnya menuliskan rasa terima kasih kepada orangtuanya.
"Thank you Mom and Dad. I love you and will continue to make you proud," tulis Belva mengakhiri postingannya.