Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sikap Majelis Dzikir Hubbhul Wathon Tentang Pemilihan Kabareskrim

"Indonesia adalah rumah bagi pemeluk Islam, Kristiani, Hindu, Budha, Konghucu dan penganut kepercayaan."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sikap Majelis Dzikir Hubbhul Wathon Tentang Pemilihan Kabareskrim
HANDOUT
Sekjen PB Majelis Dzikir Hubul Wathon (PB MDHW) Hery Haryanto Azumi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri sampai saat ini belum menempatkan figur untuk posisi Kepala Badan Reserse dan Kriminal atau Bareskrim setelah posisi ini ditinggalkan Jenderal Pol Idham Azis yang diangkat menjadi Kapolri, menggantikan Tito Karnavian.

Sekjen Majelis Dzikir Hubbhul Wathon (MDHW) Hery Haryanto Azumi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (24/11/2019) menyatakan, kosongnya jabatan Kabareskrim dalam waktu lama lebih dari 20 hari tentu bukan sesuatu yang baik karena perannya yang strategis dan vital.

"Adanya pihak-pihak eksternal yang memanfaatkan isu SARA khususnya agama disinyalir menjadi faktor tarik-menarik pengisian jabatan kabareskrim," ungkap Hery.

Hery menunjuk contoh adanya keberatan beberapa pihak terhadap Irjen Pol Sigit Listyo Prabowo yang digadang-gadang sebagai calon kuat Kabareskrim pengganti Idham Azis.

Hery menambahkan, jabatan Kabareskrim adalah jabatan profesional di dalam Kepolisian Republik Indonesia yang terbuka bagi setiap anggota Polri yang memiliki kapasitas, kapabilitas dan telah memenuhi syarat-syarat administrasi dan kepangkatan yang berlaku.

"Menjadi atau tidak menjadi pemeluk agama tertentu bukanlah syarat bagi seseorang untuk diangkat sebagai Kabareskrim," ujar Hery.

Hery menambahkan, selama perjalanan bersama Kepolisian Republik Indonesia dalam berbagai safari silaturrahim ke berbagai pesantren, MDHW dan para ulama merasa sangat nyaman dapat bekerja sama dengan perwira-perwira tinggi polri, seperti Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo, Irjen Pol Muhammad Iqbal, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono, Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Irjen Pol Agus Andrianto, Irjen Pol. Luki Hermawan dan lain-lain.

Berita Rekomendasi

"Kami meyakini para perwira polisi tersebut dapat bekerja secara profesional sebagai aparat negara dan sekaligus sebagai warga negara yang saling mengayomi tanpa memandang latar belakang agama dan etnis," ujarnya.

Dia menambahkan, para pendiri bangsa telah menyatakan bahwa Indonesia adalah negara hasil kesepakatan antara berbagai pemeluk agama dan etnis demi mewujudkan kehidupan bangsa yang adil dan beradab.

"Indonesia adalah rumah bagi pemeluk Islam, Kristiani, Hindu, Budha, Konghucu dan kepercayaan," kata dia.

Karena itu, dia berpendapat, jika mempermasalahkan latar belakang agama seseorang sehingga menjadi hambatan bagi orang tersebut untuk mendapatkan amanah jabatan yang bersifat profesional dan publik secara subtansi bertentangan dengan prinsip-prinsip kesepakatan tersebut.

Baca: Lebih dari 3 Pekan Jabatan Kabareskrim Kosong, Argo Yuwono: Kan Masih Ada Wakilnya, Tunggu Sajalah

Menurut Hery, dirinya mengenal sosok Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo adalah seorang pejabat Polri yang sangat memahami bagaimana adab dan tatakrama menghormati ulama dan pemuka-pemuka agama.

"Kami mengapresiasi kedekatan dan kehangatan hubungan Mas Sigit dengan kyai-kyai di Banten yang masih terpelihara bahkan setelah beliau tidak lagi menjabat sebagai Kapolda Banten," kata dia. 

Baca: Polri Belum Terima Surat Pemberitahuan Acara Reuni Alumni 212

Kepada semua pihak Hery mengajak agar semua elemen bangsa mengakhiri semua jenis stigmatisasi, politisasi, persekusi, dan demonisasi suatu pemeluk agama tertentu untuk mendapatkan jabatan profesional dan publik di Indonesia, tidak hanya di kepolisian tapi juga di semua instansi pemerintahan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Saya meyakini bahwa Kepolisian Republik Indonesia adalah salah satu instansi yang matang dalam semangat keberagaman. Kami mendukung agar Kapolri segera melantik Kabareskrim yang baru supaya terjaga kepercayaan publik kepada Kepolisian untuk menyelesaikan berbagai kasus yang memerlukan langkah cepat dan berkeadilan," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas