Menpora Zainudin Amali Tuntut Permintaan Maaf Secara Resmi dari Pemerintah Malaysia
Menpora Zainudin Amali menuntut permintaan maaf secara resmi dari pemerintah Malaysia terkait insiden penganiayan suporter Indonesia di Malaysia.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menuntut pemerintah Malaysia meminta maaf secara resmi kepada Indonesia.
Sebelumnya, Pemerintah Malaysia sudah meminta maaf, namun permintaan maaf hanya disampaikan melalui media sosial, Twitter.
Menurut Zainudin permintaan maaf itu belum cukup.
Sebab, Menpora sudah mengirimkan surat secara resmi kepada pemerintah Malaysia terkait insiden penganiayaan suporter Indonesia oleh warga Malaysia.
"Saya mendapatkan informasi, sudah ada permintaan maaf tapi lewat twitter, kami sudah mengirim surat resmi kepada pemerintah Malaysia, harusnya dijawab secara resmi juga," kata Zainudin dilansir dari kanal YouTube KOMPASTV, Minggu (24/11/2019).
Zainudin juga meminta, Pemerintah Malaysia mengusut tuntas kasus tersebut, yakni dengan melakukan penanganan dan penegakan hukum.
"Kami meminta supaya insiden itu diusut tuntas dan dilakukan penanganan serta penegakan hukum dengan seadil-adilnya serta transparan," katanya.
Pemerintah Indonesia Sampaikan 3 Protes Keras ke Malaysia Soal Pemukulan Suporter
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewabroto mengatakan, pemerintah Indonesia sudah melayangkan 3 protes terhadap Malaysia terkait insiden pengeroyokan yang dialami suporter Indonesia di Malaysia.
Ketiga protes tersebut ialah pertama Pemerintah Indonesia sangat menyesalkan tindakan suporter Malaysia yang arogan terhadap suporter Indonesia.
"Kedua kami meminta pemerintah Malaysia melakukan pengusutan secara transparan dan jangan ada yang disembunyikan," kata Gatot ditemui di Daan Mogot, Jakarta Barat, Minggu (24/11/2019) malam.
Ketiga ialah permintaan maaf dari Malaysia yang syukurnya sudah dipenuhi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia.
"Jadi sekarang yang belum tinggal proses hukum saja," kata Gatot.
Gatot juga meminta aparat Malaysia melepaskan tiga suporter Indonesia yang ditahan.
"Kami imbau kepada polisi Malaysia, kalau tidak salah signifikan tolong itu harus dibebaskan, tapi kami hormati proses hukum yang berlaku di sana," kata Gatot.
Diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa sudah bertemu dengan salah satu korban pemukulan suporter Malaysia Fuad (27).
Keduanya bertemu Minggu (24/11/2019) malam usai video pemukulan terhadap suporter Indonesia viral.
Gatot mengatakan pertemuan ini sangatlah penting.
Hal itu lantaran untuk mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya atas video yang akhirnya viral tersebut.
"Pertama kami ingin memberi simpati kedua memastikan dan mendengar informasi langsung dari korban," kata Gatot saat ditemui di Daan Mogot, Jakarta, Minggu (24/11/2019).
Gatot mengatakan setelah bertemu salah satu korban secara langsung yakni Fuad.
Ia baru mengetahui kalau isu hoaks yang sempat beredar adalah tidak benar.
"Banyak rilis dari Malaysia kalau itu perampokan tapi saya dengar langsung dari korban ternyata itu bukan perampokan tapi karena masalah sepak bola," kata Gatot.
Gatot menjelaskan pernyataan kali ini bukanlah untuk memanaskan suasana.
Namun untuk menyelesaikan masalah secara utuh agar tidak terjadi dendam.
"Menpora Malaysia memang sudah minta maaf tapi ini harus jadi pelajaran agar tidak ada dendam dan terulang," kata Gatot.
Apalagi kata Gatot, telat saja pertemuan sehari dengan korban maka dikhawatirkan cerita yang sebenarnya akan berubah.
Salah satu korban Fuad menceritakan insiden pemukulan tersebut.
Fuad dan temannya Yovan ternyata memang dicegat oleh suporter bola beratribut Malaysia.
Bahkan keduanya sempat disuruh berbahasa Melayu dan menunjukan identitas untuk memastikan orang Indonesia atau Malaysia.
"Saat kami kembali ke hotel kami dihadang orang dan ditanyakan kamu Indonesia atau Malaysia dan disuruh bicara bahasa Melayu kami tidak bisa, dan mereka minta identitas kami," kata Fuad.
Saat itu keduanya menerima intimidasi secara fisik.
Keduanya dipukul hampir di setiap bagian tubuh mulai dari tangan, kaki dan kepala.
Ada sekira 15 sampai 20 suporter Malaysia yang mengeroyok keduanya.
(Tribunnews.com/Rica Agustina) (Wartakotalive.com/Desy Selviany)