Sebut Ahok Bisa Tangkap Mafia Migas, Ilham Bintang: Dengan Catatan Mafianya Mau Menyerahkan Diri
Praktisi Media Ilham Bintang turut berkomentar terkait dengan diangkatnya Ahok menjadi Komisaris Utama di Pertamina.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Praktisi Media, Ilham Bintang turut berkomentar terkait diangkatnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Ilham Bintang menyampaikan tanggapannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa (26/11/2019).
Pada edisi tersebut, ILC membahas tema mengenai 'Bisakah Ahok Memberantas Mafia Migas'.
Menanggapi tema tersebut, Ilham mengungkapkan Ahok bisa memberantas mafia migas asal mafianya bersedia menyerahkan diri.
"Bisa, bahkan di kasih waktu seminggu bisa. Dengan catatan mafianya mau menyerahkan diri," ujar Ilham Bintang.
Menurut Ilham, mafia tidak bisa diberantas tetapi hanya bisa ditumbangkan oleh sesama mafia.
"Sepengetahuan saya, mafia tuh nggak bisa. Mafia hanya bisa ditumbangkan oleh sesama mafia," terangnya.
Lebih lanjut, Ilham mengibaratkan Ahok seperti anak emas yang dikelilingi pengasuh.
"Ahok ini lemah banget, dia itu sebenarnya kaya anak emas yang didudukan di kursi kemudian ditampilkan banyak babysitter-nya tuh," ujar dia.
Diketahui Ahok menjabat Komisaris Utama Pertamina didampingi oleh enam jajaran lainnya.
Yakni Budi Gunadi Sadikin, Emma Sri Martini, Ego Syahrial, Condro Kirono, Suahasil Nazara, serta Alexander Lay.
Ilham menganggap keputusan pemerintah memilih Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina adalah tidak tepat.
"Jadi bukan masalahnya pada Ahok, masalah orang yang menempatkan dan yang menyetujui," ujar Ilham Bintang.
Namun demikian, Ilham Bintang mengungkapkan bahwa dirinya setuju Ahok disebut sebagai seorang pendobrak.
Irma Suryani Bantah Isu Ahok untuk Tutupi Krisis Ekonomi
Masuknya Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina masih ramai menjadi perbincangan publik serta menimbulkan pro dan kontra dari banyak pihak.
Satu diantaranya adalah politisi Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago, yang menilai persoalan Ahok seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan.
Irma mengharap semua pihak untuk berpikir positif soal penunjukkan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Hal tersebut disampaikan Irma saat hadir di ILC tvOne, Selasa.
"Kalau kita semua berpinsip positive thinking dalam membangun bangsa ini ke depan, kita kawal bersama, saya rasa bisa Ahok bisa menyelesaikan masalah ini bersama-sama," jelas Irma.
Irma menuturkan, seharusnya tidak ada lagi ribut-ribut yang terjadi soal Ahok karena ada yang lebih penting, yaitu program revolusi industri 4.0.
"Nggak ada lagi hari ini kita bicara ribut-ribut yang nggak penting, bicara remeh-temeh yang nggak penting, sementera program revolusi industri 4.0 yang harus kita kejar," ungkapnya.
Ia kemudian menyinggung pernyataan pengamat politik Hendri Satrio yang mengatakan kasus ribut-ribut Ahok ini ada sesuatu yang ingin ditutupi dari pemerintah atau pengalihan isu.
Menurut Irma, jika persoalan Ahok dijadikan pengalihan isu untuk menutupi hal besar seperti krisis ekonomi dirasa terlalu kecil.
"Nggak seperti itulah, cemen banget kalau nutupi kasus krisis ekonomi dengan kasus Ahok gitu ya," ujarnya.
Lalu Irma mengatakan kasus Ahok akan segera hilang kurang dari sebulan, sementara krisis ekonomi akan tetap ada ke depan.
"Kasus Ahok ini nggak sampai sebulan sudah hilang, dan sementara krisis ekonomi itu tetap akan masih ada di depan," terang Irma Suryani.
"Jadi sebaiknya kita ini semua, ya move on lah, pandang ke depan. Indonesia ke depan harus lebih baik," tambahnya.
Sementara itu, Irma Suryani menilai Ahok memiliki kapasitas dan akuntabilitas untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Pertamina.
"Saya kira Ahok memiliki kapasitas dan akuntabilitas," terang Irma.
Dengan itu, Irma berharap Ahok mampu menyelesaikan persoalan mafia migas di Pertamina.
"Mafia migas bisa saja terjadi dan ada, dan kita memang berharap Ahok bisa menyelesaikan ini," ungkap dia.
Irma menyayangkan banyak pihak meributkan soal pengangkatan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Menurut Irma, harusnya mereka yang kontra terhadap Ahok tidak perlu berpikiran negatif berlebihan.
Karena selain Ahok punya kontroversi, menurut Irma mantan gubernur FKI Jakarta itu juga prestasi.
"Kalau bicara prestasi, menurut saya Ahok juga punya prestasi, waktu jadi Gubernur DKI Jakarta dia punya prestasi. Jakarta bersih loh," terang Irma Suryani.
Saran Kurtubi untuk Ahok
Politisi Partai Nasdem, Kurtubi turut berkomentar soal pengangkatan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Kurtubi memberikan komentarnya dalam acara Sapa Indoensia Malam yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube KompasTV, Senin (25/11/2019).
Ia mengungkap bahwa Pertamina harus menghentikan pembelian minyak mentah dari trader untuk mengurangi mafia migas.
"Mafia migas itu tidak kelihatan, tidak bisa dilacak, nggak bisa terendus, tetapi keluhan-keluhannya begitu banyak," terang Kurtubi.
Adanya mafia migas karena adanya pembelian impor minyak mentah ataupun BBM dari luar negeri.
"Mafia ini terkait dengan proses pembelian impor BBM dari luar negeri ataupun minyak mentah dapet bonus," jelas Kurtubi.
Ia menilai solusi untuk mengurangi mafia migas di Pertamina adalah dengan melakukan pembelian langsung ke produsennya.
"Dari dulu saya bilang kalau itu yang disebut mafia migas, solusinya amat sangat gampang yaitu Pertamina kalau mau membeli minyak mentah dari luar negeri mestinya beli langsung dari produsennya," ungkap Kurtubi.
Menurutnya selama ini pembelian migas dilakukan lewat trader.
Trader bukan produsen melainkan makelar yang memberi migas dari produsen untuk di jual ke Pertamina.
"Selama ini kalau bukan lewat produsen, lewat trader. Trader bukan produsen, dia membeli minyak dari produsen (makelar) untuk dijual, pembelinya kita," terang Kurtubi.
Masuknya Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina diharapkan mampu untuk memutus hubungan dengan makelar-makelar tersebut.
Pertamina harus melakukan deal untuk membeli migas dari luar negeri langsung dari produsennya.
"Perintahkan Pertamina untuk deal bisnis, membeli minyak mentah, membeli BBM, elpiji dari luar negeri langsung dari produsennya," tandas Kurtubi.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)