Orangutan Ditembak 24 Kali Pakai Senapan Angin, Ini 10 Fakta Primata yang Hanya Ditemui di Indonesia
Orangutan Dibrondong Peluru 24 Kali, 10 Fakta orangutan yang hanya dapat ditemui di Indonesia ini
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Kejadian menyedihkan menimpa seekor orangutan bernama Paguh.
Puguh buta setelah ditembak menggunakan senapan angin sebanyak 24 kali.
Primata diketahui dievakuasi di Desa Gampong pada Rabu (20/11/2019), lalu.
Hingga kini, Puguh mendapat perawatan intensif dari Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC).
Kekerasan kepada orangutan sebenarnya bukan kali ini saja.
Kejadian serupa pernah menimpa orangutan Sumatera bernama Hope.
Hope dihujani 74 peluru senapan angin pada 10 Maret 2019.
Terlepas dari kejadian menyayat hati tersebut, orangutan merupakan mamalia sekaligus primata yang memiliki banyak keistimewaan.
Apa saja keistimewaannya? berikut ini fakta orangutan yang jarang ketahui.
Baca: William Aditya, Politisi PSI yang Bongkar Anggaran Lem Aibon Terancam Dijatuhi Hukuman
1. Tempat tinggal orangutan
Dilansir dari discoverwildlife.com, orangutan hidup hanya di dua pulau, Kalimantan dan Sumatra utara.
Primata ini adalah spesies 'peninggalan'.
Mereka sudah ada sejak akhir periode Pleistosen sekitar 12.000 tahun yang lalu.
Di Indonesia terdapat tiga spesies orangutan, yakni orangutan Sumatra (Pongo abelii), (orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), dan orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis)
Semua spesies orangutan ini berstatus sangat terancam Punah dan masuk dalam daftar merah IUCN.
2. Semi soliter
Tidak seperti primata lainnya, orangutan bersifat semi-soliter di alam liar.
Begitu mereka mencapai kedewasaan, mereka menghabiskan sebagian besar waktu untuk menyendiri.
Orangutan jantan dewasa menghabiskan lebih dari 90 persen waktu mereka sendirian.
Berbeda dengan orangutan betina, mereka akan tinggal bersama anak-anaknya hingga dewasa.
3. Nama orangutan
Nama orangutan berasal dari bahasa Melayu orang yang berarti orang dan utan berarti hutan.
Jadi orangutan berarti orang hutan.
4. Menghabiskan waktu di atas pohon
Orangutan merupakan penghuni pohon sejati.
Berbeda dengan gorila yang masih berada di permukaan tanah untuk beraktivitas.
Orangutan jantan dewasa, mencapai berat 140 kg atau lebih, menghabiskan lebih dari 90 persen waktunya di puncak pohon, memakan buah matang, daun muda dan rayap atau anggur.
Betina dewasa menghabiskan lebih banyak waktu di kanopi hutan.
Baca: Mengenang 6 Tahun Kepergian Paul Walker, Aktor yang Terkenal dalam Film The Fast and the Furious
5. Berapa umurnya?
Orangutan pada umumnya bisa hidup selama 60 tahun.
Mungkin saja orangutan liar dapat hidup sampai usia 70-an, tetapi ini jarang terjadi.
6. Kepala besar oranguatan
Orangutan dewasa memiliki pipi yang besar, ini yang membuat kepala mereka terlihat lebih besar.
Bagian pipi ini juga digunakan untuk menarik perhatian orangutan betina.
7. Ukuran tubuh orangutan jantan vs betina
Ukuran orangutan jantan dewasa tiga kali lebih berat dari orangutan betina.
Ukuran ini juga digunakn untuk bersaing mendapatkan perhatian orangutan betia.
8. Memiliki lengan yang panjang
Dikutip dari wwf.org.uk, orangutan memiliki rentang lengan sekitar 2,2 m (lebih dari 7 kaki) dari ujung jari ke ujung jari.
9. Bayi orangutan
Orangutan memiliki hubungan paling kuat antara ibu dan anak muda dari mamalia lainnya.
Bayi orangutan akan dibawa-bawa oleh induknya, dan itu akan berlanjut selama lima tahun pertama.
Beberapa ibu bahkan menyusui anaknya selama enam atau tujuh tahun.
Selama delapan tahun pertama kehidupan orangutan muda, induknya adalah teman hidupnya.
Sampai bayi orangutan lain lahir, para ibu tidur di sarang dengan anak-anak mereka setiap malam.
Baca: Inilah 5 Lagu Reggae Asyik dan Cocok Didengarkan saat Malam Minggu Tiba
10. Terancam punah
Diperkirakan bahwa lebih dari 100.000 orangutan Kalimantan hilang antara tahun 1999 dan 2015.
Ancaman utama adalah hilangnya atau terpecahnya habitat hutan mereka.
Ini disebabkan oleh penebangan bahan kayu, kebakaran hutan dan membuka jalan untuk perkebunan kelapa sawit.
(*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)