Fadli Pertanyakan Keseriusan Pemerintah Cegah WNI Disandera Abu Sayyaf
Terhadap WNI yang disandera, ia meminta pemerintah bernegosiasi dengan pemerintah Filipina untuk membebaskan para sandera.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR fraksi Partai Gerindra Fadli Zon mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mencegah warga negara Indonesia (WNI) disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Hal itu dikatakannya merespons tiga nelayan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf saat melaut di Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah sejak 24 September 2019.
Fadli mengatakan kejadian itu terus berulang dan belum ada upaya nyata dari pemerintah.
"Menurut saya, ini satu kejadian yang terus berulang, dan kita sangat prihatin kenapa kok kejadian penyanderaan ini berulang terus. Kenapa tidak ada upaya preventif dari pemerintah dalam hal ini untuk mencegah warga negara kita berada di perairan itu, atau kapal-kapal yang berbendera kita berada di perairan itu," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Baca: Majelis Taklim Harus Terdaftar di Kemenag, Fadli Zon: Itu Terpapar Islamfobia
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini meminta pemerintah melakukan upaya pencegahan.
Terhadap WNI yang disandera, ia meminta pemerintah bernegosiasi dengan pemerintah Filipina untuk membebaskan para sandera.
"Jadi harusnya ini tidak boleh lagi terjadi, karena akhirnya ya seperti kita ini masuk ke lubang yang sama. Apalagi kelompok ini kan orientasinya ransum, untuk mendapatkan uang. Dan saya kira kita juga tidak mau diperlakukan seperti itu oleh kelompok Abu Sayyaf ini," katanya.
Kemudian Fadli menyebut nama Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen yang berhasil menjadi negosiator dalam upaya pembebasan WNI dari kelompok bersenjata di Filipina.
Baca: Fadli Zon Yakin Wacana Penambahan Jabatan Presiden Bukan dari Jokowi
Ia mengatakan Kivlan Zen memiliki pengalaman dan kontak dengan kelompok bersenjata di sana.
"Setahu saya dulu ya, yang mempunyai kontak yang bagus itu adalah Pak Kivlan Zen. Pak Kivlan Zen itu berhasil ikut membebaskan dalam beberapa penculikan oleh Abu Sayyaf karena Pak Kivlan Zen pernah bertugas di sana sebagai observer dalam perdamaian antara pihak MNLF dan Unforces of The Phillipines," ujarnya.
Seperti diketahui, tiga nelayan WNI disandera kelompok Abu Sayyaf saat melaut di Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah sejak 24 September 2019.
Dilansir Kompas.com, tiga nelayan Indonesia itu diketahui bernama Maharudin Lunani (48), anaknya Muhammad Farhan (27), dan kru kapal Samiun Maneu (27).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.