Feri Amsari Sebut Kedaulatan Menjadi Ditangan Uang jika Pemilihan Presiden Dilakukan oleh MPR
Usulan PBNU untuk mengembalikan pemilihan presiden ke MPR menuai kontroversi dari banyak pihak.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNEWS.COM - Ahli Hukum Tata Negara Feri Amsari menilai wacana pemilihan presiden ke MPR ini akan membuat kedaulatan berada ditangan uang bukan ditangan rakyat lagi.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Feri Amsari dalam acara Dua Arah yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube KompasTV, Jumat (6/12/2019).
Lebih lanjut, Feri Amsari menjelaskan soal pengalaman empiris di masa lalu yang pernah menggunakan mekanisme pemilihan presiden oleh MPR.
"Berbeda dengan di MPR ada 711 kursi, kalau uang bisa mengendalikan kursi akan begitu mudah seseoarng menjadi presiden," ungkap Feri.
Dengan demikian, menurut Feri Amsari kedaulatan akan ditangan uang jika pemilihan presiden dipindah ke MPR.
Daulat artinya menentukan semuanya ada ditangan rakyat, termasuk soal siapa yang akan jadi presiden.
Serta siapa yang akan menjadi anggota legislatif.
Feri Amsari kemudian menyinggung soal biaya pemilu langsung yang tinggi menjadi alasan munculnya wacana presiden dipilih MPR.
"Kalau high coast lebih mahal legislatif, nggak usah aja pemilihan legislatif," jelas Feri.
Menurut Feri Amsari pemilihan langsung penting karena menggambarkan representasi publik, sehingga tetap dilakukan.
"Cuma problematika politiknya begini, walaupun high coast-nya luar biasa digelontorkan untuk memastikan kemenangan kalau rakyat yang memilih belum tentu uang yang banyak menentukan pilihan," paparnya.
Feri Amsari kemudian menegaskan, MPR bukan lembaga khusus yang dibentuk dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
MPR merupakan tempat bertemunya anggota DPR dan anggota DPD.
"Jadi jangan kemudian itu MPR dibesar-besarkan lembaganya, karena ini hanya terdiri dari anggota-anggota DPR. Yang penting itu DPR dan DPD nya," terangnya.