Feri Amsari Sebut Kedaulatan Menjadi Ditangan Uang jika Pemilihan Presiden Dilakukan oleh MPR
Usulan PBNU untuk mengembalikan pemilihan presiden ke MPR menuai kontroversi dari banyak pihak.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Feri Amsari kemudian menyinggung soal jumlah wakil ketua MPR yang terlalu banyak, seolah-olah pekerjaannya banyak.
Ditambah nanti pekerjaan baru memilih presiden.
"Jadi menurut saya sudah tidak tepat kalau memindahkan daulat rakyat kepada daulat partai politik," ungkap Feri.
Feri Amsari juga menilai wacana pemilihan presiden ke MPR ini dapat digunakan oleh politisi yang menggunakan mulut ulama untuk menyampaikan kepentingan politiknya.
Kepentingan politik yang dimaskud Feri Amsari adalah memudahkan urusan politik para politisi.
"Jad begini, kalau pemilu langsung itu melibatkan rakyat sebagaimana pasal 1 ayat 2 undang-undang dasar bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat," terang Feri Amsari.
Soal Presiden Dipilih MPR, Maman Imanulhaq Sebut Jadi Wacana yang Terus Disosialisasikan
Usulan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) untuk mengembalikan pemilihan presiden ke MPR menuai kontroversi dari banyak pihak.
Meskipun biaya yang dikeluarkan akan lebih murah, namun pemilihan presiden oleh MPR dinilai mengancam sistem demokrasi yang sudah dibangun selama ini.
Terkait persoalan tersebut, Anggota Badan Kajian MPR RI, Maman Imanulhaq memberikan komentarnya.
Menurutnya, hal tersebut merupakan lontaran wacana yang disampaikan Pengurus Besar Nahdatul Ulama PBNU.
Hal tersebut disampaikan oleh Maman Imanulhaq dalam acara Dua Arah yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube KompasTV, Jumat (6/12/2019).
Maman Imanulhaq mengungkapkan, pernyataan tersebut merupakan lontaran wacana dari PBNU yang berangkat dari hasil Munas alim ulama yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Kempek tahun 2012.
"Itupun soal pilkada bukan soal pilpres," terang Maman.