Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suami Iis Dahlia Piloti Garuda yang Bawa Harley, CAPT Setiadi: Pilot Hanya Diberi Manifest Penumpang

Sekretaris Jenderal Pilot Indoensia, CAPT Setiadi mengungkapkan pilot tidak harus mengetahui barang-barang dan kargo yang dibawa dalam pesawat.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Suami Iis Dahlia Piloti Garuda yang Bawa Harley, CAPT Setiadi: Pilot Hanya Diberi Manifest Penumpang
youTube Talk Show tvOne
Pramugari Senior Garuda Indonesia, Yosephine Chrisan Ecclesia di acara Apa Kabar Indonesia Pagi, TVONE. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pilot Indonesia, CAPT Setiadi mengungkapkan pilot tidak harus mengetahui barang-barang dan kargo yang dibawa dalam pesawat.

Diketahui, suami pedangdut Iis Dahlia, Satrio Dewandono turut terseret dalam kasus penyelundupan di pesawat Garuda Indoensia.

Pasalnya, Satrio Dewandono yang mempiloti barang selundupan tersebut, yakni motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang dilakukan eks Direktur Utama (Dirut) Garuda, Ari Askhara.

Tanggapan CAPT Setiadi disampaikan dalam acara Sapa Indoensia Pagi yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (9/11/2019).

Menurut CAPT Setiadi dalam penerbangan, pilot hanya diberi manifest penumpang.

CAPT Setiadi
Sekretaris Jenderal Pilot Indoensia, CAPT Setiadi.

"Tidak ada kargo isinya apa aja kecuali ada yang namanya notification to capten (notoc) itu hanya barang berbahaya (dangerous goods) dan spesial kargo," jelas Setiadi.

Dangerous goods meliputi radio aktif, dan barang barang yang menyebabkan corrosion dalam penerbangan.

Berita Rekomendasi

"Di notoc itu kita dijelaskan package-nya dari barang tersebut dan jarak-jaraknya, kita sudah tahu ya dan kode-kodenya. Nah itu baru kita tanda tangan," jelas Setiadi.

CAPT Setiadi menyatakan untuk isi kargo seorang pilot tidak perlu mengetahui, karena bukan wilayahnya.

"Konsen kita di di load seat hanya kita melihat load nya berapa kilo, nah itu yang kita konsen untuk meng-seat penerbangan itu," paparnya.

CAPT Setiadi mengungkapkan untuk kapasitas maksimum beban dalam pesawat berbeda-beda dalam setiap pesawat.

Untuk peawat Garuda Indonesia GA 9721 Air Bus A300-900 Neo, maksimum kargonya sekira 25 ton.

Dirut Garuda Dipecat, Pramugari Senior Garuda: Banyak Teman-teman yang Gelar Tumpengan Syukuran

Pramugari Senior Garuda Indonesia, Yosephine Chrisan Ecclesia turut berkomentar terkait kepemimpian Ari Askhara sebagai Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia.

Sebelumnya diketahui, Ari Askhara telah dipecat oleh Menteri BUMN, Erick Thohir karena diduga menyelundupkan motor Harley davidson dan sepeda brimpton dalam Maskapai Garuda Indonesia GA 9721 Air Bus A300-900 Neo.

Tanggapan Yosephine disampaikan dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (9/12/2019).

Yosephine menuturkan, banyak awak kabin yang merasa lega setelah Ari Askhara dicopot dari jabatannya.

"Pencopotan ini kami awak kabin banyak merasa ya, rasanya duri yang tertanjam di dalam itu lepas akhirnya gitu," jelas Yosephine.

Wujud dari kelegaan tersebut, banyak dari teman-teman Yosephine yang melakukan syukuran atas dicopotnya Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia.

"Setelah tahu itu, banyak teman-teman yang melakukan tumpengan, syukuran, ngundang anak yatim," ungkap Yosephine.

Yosephine mengungkapkan banyak kebijakan yang diterapkan oleh Ari Askhara yang menyulitkan awak kabin.

Seperti penerbangan Pulang Pergi (PP), pramugari harus bekerja selama 18 jam sehari.

Kejadian tersebut dialami oleh Hersanti, yang melayani penerbangan Jakarta-Melbourne-Jakarta.

"Yang paling parah durinya itu seperti penerbangan PP itu lo," jelas Yosephine.

Yosephine menyatakan berdasarkan regulasi yang ada minumum awak kabin bekerja itu 14 jam, tapi kenyataannya bisa mencapai 18 jam.

"Tapi kenyataannya kita terbang itu nggak murni 14 jam karena kita kerja dimulai pada saat kita lapor di airport, 1,5 jam sebelum scedule itu kita sudah masuk dalam duty, nah jadi bisa lebih, belum lagi transit di luar negeri," ungkap Yosephine.

Lebih lanjut, Yosephine mengungkapkan adanya kebijakan jaminan uang terbang yang tidak adil antara junior, senior dan manajer.

Jaminan tersebut harusnya berlaku untuk awak kabin yang tengah sakit atau sedang discord.

Tapi menjadi tidak adil ketika kebijakan itu berlaku untuk manajer yang di struktural.

Bagi manajer yang duduk di struktural mereka bisa berkumpul bersama keluarga saat hari Sabtu dan Minggu.

Serta saat hari libur nasional mereka juga bisa mengambil libur untuk berkumpul bersama keluarga.

Namun, bagi awak kabin yang tidak duduk di struktural mereka tetap harus melayani penerbangan.

"Jadi di struktural itu double pembayaran, tunjangan jabatan dia dapat, tunjangan jaminan jam terbang dia dapat, padahal belum tentu sebulannya jam terbangnya sampai 60 jam," paparnya.

Terkait kebijakan tersebut sebenarnya resminya belum ada, namun sudah diimpplementasikan bulan Bovember lalu.

"Dan semua teman-teman kaget karena dari kita sendiri awak kabin tidak diberitahu berapa nominalnya," ungkapnya.

Yosephine mengungkapkan soal kebijakan tersebut hanya ada beberapa tim yang mensosialisasikan tetapi tidak jelas, hanya dalam bentuk powerpoint.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas