Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh, Dilengkapi Niat dan Tata Cara Melaksanakannya

Niat Tata Cara melaksanakan dan ketentuan tuntunan hadist sejarah puasa Ayyamul Bidh pahala puasa tiga hari di pertengahan bulan

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh, Dilengkapi Niat dan Tata Cara Melaksanakannya
Tribun Timur
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh, Dilengkapi Niat dan Tata Cara Melaksanakannya 

TRIBUNNEWS.COM - Umat muslim disunahkan melaksanakan puasa minimal tiga kali setiap bulannya.

Dari beberapa puasa sunah, puasa Ayyamul Bidh merupakan satu diantaranya.

Puasa Ayyamul Bidh memiliki banyak keutamaan dan manfaat yang bisa didapat muslim ketika melaksanakannya.

Ayyamul Bidh merupakan puasa tiga hari di pertengahan bulan.

Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah.

Pada Desember 2019, Puasa Ayyamul Bidh jatuh pada tanggal 10, 11, dan 12.

Niat Puasa Ayyamul Bidh
Niat Puasa Ayyamul Bidh (Tribunpekanbaru)

Berikut keutamaan puasa Ayyamul Bidh sebagaimana Tribunnews kutip dari berbagai sumber:

Berita Rekomendasi

1. Melaksanakan Wasiat Rasulullah SAW

Dikutip dari Muslim.or.id, Rabu (11/12/2019), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

2. Melaksanakan Anjuran Rasulullah SAW

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).

Sangat jelas bahwa waktu pelaksanaan pasa Ayyumul Bidh yaitu tanggal 13, 14, dan 15 pada bulan Hijriyah.

3. Seperti Puasa Sepanjang Tahun

Dikutip dari NU.or.id, barang siapa menjalankan puasa tiga hari Ayyamul Bidh, maka sama dengan puasa selama sebulan.

Sedangkan jika dilakukan setiap bulan, maka sama dengan puasa selama setahun penuh.

وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kaulakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim).

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979).

Sejarah Puasa Ayyamul Bidh

Dilansir NU.or.id, Ayyamul Bidh merupakan bentuk jamak dari al-yaum yang berarti hari, sedangkan bidh artinya putih.

Disebut sebagai hari putih karena pada tanggal tersebut Bulan terlihat utuh dengan sinar warna putih di malam hari.

Berdasarkan kitab ‘Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari dijelaskan, sebab dinamai Ayyamul Bidh karena terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi.

Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam/gosong.

Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15).

Ketika berpuasa pada hari pertama, sepertiga badannya menjadi putih.

Puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih.

Puasa hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih.

ثُمَّ سَبَبُ التَّسْمِيَةِ بِأَيَّامِ الْبِيضِ مَا رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّمَا سُمِيَتْ بِأَيَّامِ الْبِيضِ لِأَنَّ آدَمَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لَمَّا أُهْبِطَ إِلَى الْأَرْضِ أَحْرَقَتْهُ الشَّمْسُ فَاسْوَدَّ فَأَوْحَى اللهُ تَعَالَى إِلَيْهِ أَنْ صُمْ أَيَّامَ الْبِيضِ فَصَامَ أَوَّلَ يَوْمٍ فَأبْيَضَّ ثُلُثُ جَسَدِهِ فَلَمَّا صَامَ الْيَوْمَ الثَّانِيَّ اِبْيَضَّ ثُلُثُ جَسَدِهِ فَلَمَّا صَامَ الْيَوْمَ الثَّالِثَ اِبْيَضَّ جَسَدُهُ كُلُّهُ

Sebab dinamai ‘ayyamul bidh’ adalah riwayat Ibnu Abbas RA, dinamai ayyamul bidh karena ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakarknya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Allah SWT kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih); ‘Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)’. Lantas Nabi Adam AS pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.”

 Niat Puasa Ayyamul Bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu Sauma Ayyami Bidh Sunnatan Lillahi Ta'ala.

Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh

1. Niat puasa putih boleh dilakukan setelah terbit fajar asalkan belum makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya.

Berbeda dengan puasa wajib yang harus melakukan niat sebelum terbit fajar.

2. Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah ketika bersama suaminya, terkecuali sudah mendapat izin dari sang suami.

3. Lebih dianjurkan ketika tidak bepergian

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

4. Tidak dilaksanakan di tanggal 13 Dzulhijah

13 Dzulhijah merupakan bagian dari hari tasyriq, sehingga tidak dianjurkan untuk melaksanakan puasa putih.

(Tribunnews.com/Fajar) (TribunPekanbaru.com/Muhammad Ridho)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas