Soal Pembenahan Pertamina, Marwan Jafar: Saya Dukung Menteri BUMN
Anggota Komisi VI DPR RI, Marwan Jafar, mendukung sejumlah langkah pembenahan yang dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Marwan Jafar, mendukung sejumlah langkah pembenahan yang dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, terhadap PT Pertamina. Ia yakin langkah yang akan diambil pemerintah itu bertujuan untuk memberikan stimulus agar bisnis Pertamina bisa menjadi perusahaan migas yang kompetitif.
“Dukungan tentunya harus diberikan atas langkah-langkah yang telah dilakukan Erick Thohir dalam membenahi Pertamina. Kita berharap hal tersebut akan bisa menguatkan bisnis Pertamina ke depan,” terang Marwan Jafar, disampaikan kepada wartawan di Jakarta, Senin (16/12/2019).
Sebelumnya, Erick membongkar adanya 142 Anak usaha Pertamina. Ia pun meminta agar Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bisa memberikan laporannya kepada pemerintah pada Januari tahun depan.
“Saya rasa apa yang diminta oleh Erick Thohir kepada komut (Ahok) dan dirut (Nicke) itu sebagai usaha untuk lebih menertibkan lagi bisnis Pertamina. Kita tunggu saja hasil kongkretnya,” kata mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia ini.
Marwan Jafar meminta dalam melakukan restrukturisasi atau pembenahan pada Pertamina harus menggunakan standarisasi transparansi. Hanya dengan hal semacam itu, kata politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa ini, sejumlah terobosan yang telah dilakukan Oleh Erick Thohir itu akan mendapatkan dukungan besar dari publik maupun parlemen.
“Kami di parlemen tentunya sangat mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir. Kita berharap apa yang dilakukan itu jangan menjadi predator bagi kelompok-kelompok tertentu atau orang per orang saja. Tapi kami ingin terobosan Pak Menteri itu bisa membuat Pertamina semakin lincah, sehat dan produktif. Sehingga Pertamina di masa depan bisa bersaing dengan Petronas ataupun perusahaan minyak dan gas milik asing,” tutup Anggota Komisi VI DPR RI dari FPKB ini.