Adian Napitupulu Kolaps, Denny Siregar: Saya Takut Kehilangan Sosok Idealis, Pejuang Negeri Ini
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Adian Napitupulu dikabarkan kolaps saat bertugas menjadi wakil rakyat, Kamis (19/12/2019).
Penulis: garudea prabawati
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Adian Napitupulu dikabarkan kolaps saat melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat, Kamis (19/12/2019).
Dikabarkan politikus PDI Perjuangan tersebut kolaps saat perjalanannya menggunakan pesawat, penerbangan Jakarta-Palangkaraya.
Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga mengatakan Adian kolaps lantaran penyakit jantung.
Dilansir dari Kompas.com, jantung Adian pun dikabarkan telah dipasang ring.
"Di pesawat, seperti yang disampaikan, mengalami gangguan. Karena memang Adian sudah pasang ring. Jadi mengalami problem seperti itu," kata Ketua DPP PDI-P, Eriko Sotarduga, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis.
Kondisi Adian Napitupulu Dikabarkan Telah Membaik
Seusai kolaps dalam penerbangan pagi Jakarta-Palangkaraya, Adian pun memndapat perawatan di RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya.
Eriko pun juga mengatakan kondisi Adian kini telah membaik, bahkan dapat merespon dengan baik.
Adian mampu merespons telepon dari sang istri dengan baik, Selanjutnya, Adian direncanakan dirawat di Jakarta.
Walaupun memang saat ditelepon sang Istri, Adian belum menjawab, hanya saja sudah dapat merespon dengan baik.
Ditanggapi Denny Siregar
Pegiat sosial media Denny Siregar menanggapi soal kolapsnya Adian Napitupulu tersebut.
Dirinya pun menuliskan kalimat panjang tentang kenangannya bersama Adian, melalui akun Facebook-nya, @dennyzsiregar.
ADIAN NAPITUPULU YANG SAYA KENAL
Dalam perjalanan panjang di dunia media sosial, tanpa sadar saya perlahan-lahan masuk ke lingkaran politik dan bertemu banyak orang, juga tokoh-tokoh didalamnya.
Tidak sulit bagi saya mengenalkan diri, karena biasanya mereka juga membaca pemikiran saya di grup-grup whatsap pribadi mereka. Saya senang ketemu banyak orang sekaligus mengenal pribadi mereka.
Saya mengenal Adian Napitupulu juga disana. Pertemuan pertama kali waktu saya bikin acara Seruput Kopi di televisi Youtube Cokro TV saat kampanye lalu. Kebetulan Adian jadi narasumbernya, bersama Wanda Hamidah.
Sambil menunggu persiapan, saya seperti biasa nongkrong dibelakang gedung, tempat saya biasa merenung, ngopi sambil ngudud tentunya. Waktu sendirian adalah waktu istimewa, karena bisa berfikir lebih jauh tentang apa saja.
Lantas Denny pun menyebut saling berkenalan dengan Adian, dan saling berbicara terkait visi untuk negeri.
Denny mengenal Adian sebagai sosol yang idealis.
Politik itu pragmatis, bahkan condong melahirkan seorang yang oportunis. Tetapi Adian bisa dibilang orang yang ideologis dan juga seorang idealis.
Dia bukan tipikal orang yang memanfaatkan dunia politik untuk kekayaan pribadinya, meski saya yakin dia kalau mau kaya sangat bisa.
Saat Adian ditawari menjadi Menteri, saya pernah menulis, "Adian pasti menolak. Kursi Menteri tidak cocok untuknya.. " Dan saya dimarahi banyak pengagumnya. Pada akhirnya saya benar. Kenapa saya tau ? Ya, karena ngobrol2 di belakang gedung itu.
Adian bukan tipikal orang kantoran atau terbiasa menghadapi birokrasi. Dia sedikit banyak sama seperti saya, independen, semaunya sendiri, merdeka dalam berfikir dan keras kepala jika ada kemauan. Dan kami sama-sama muak dengan model penjilat yang asal bapak senang.
Pembicaraan satu jam itu dibarengi dengan batangan-batangan rokok yang berkali-kali dibakar. Adian memang perokok yang kuat, meski kabarnya dia sudah dapat 5 ring di jantungnya.
Dalam tulisannya tersebut Denny menyebut kaget saat mendengar kabar kolapsnya Adian.
Dia pun langsung merasa takut akan kehilangan sosok Adian Napitupulu.
Mendengar kabar Adian kolaps dan masuk rumah sakit karena serangan jantung, saya terdiam sejenak.
Ada rasa kekhawatiran yang dalam, karena saya takut kehilangan sosok yang idealis dalam memperjuangkan negeri ini. Saya cocok dengan Adian karena kami punya idealisme yang sama.
Bro Adian, kalau sempat membaca tulisan ini, cepatlah sembuh. Kita cari lagi waktu untuk berdiskusi tentang banyak hal sambil mentertawakan kemunafikan banyak orang.
Perjuangan masih panjang, brader. Jangan menyerah di tengah jalan..
Salam secangkir kopi. Sebatang rokoknya kusimpan nanti..
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Tsarina Maharani)