Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Kekerasan Hewan 3 Bulan Terakhir yang Buat Heboh, dari Kucing Dicekoki Ciu hingga Digantung

Kasus-kasus kekerasan terhadap hewan 3 bulan terakhir, dari dicekoki ciu hingga digantung

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Kasus Kekerasan Hewan 3 Bulan Terakhir yang Buat Heboh, dari Kucing Dicekoki Ciu hingga Digantung
kolase Tribunnews.com (instagram/ @azzam_cance dan Dok. Yayasan Natha Satwa Nusantara)
Kasus-kasus kekerasan terhadap hewan 

TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini masyarakat di Pulau Dewata Bali, dihebohkan beredarnya foto yang menunjukan foto seekor kucing berwarna putih sedang digantung di sebuah pohon.

Kucing tersebut diduga digantung lantaran memakan burung peliharaan seorang warga.

Sebelumnya peristiwa ini, kekerasan kepada hewan sudah beberapa kali terjadi.

Dalam tiga bulan terakhir, sudah terjadi beberapa kasus kekerasan terhadap hewan yang menghebohkan masyarakat di beberapa wilayah Indonesia.

Untuk selengkapnya berikut kasus kekerasan terhadap hewan 3 bulan terakhir yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.

Baca: Artidjo Alkostar Jadi Calon Dewan Pengawas KPK, Buya Syafii Maarif dan Bamsoet Beri Tanggapan

1. Dicekoki Minuman Beralkohol

Pria Tulungagung yang Cekoki Kucing dengan Miras Ciu terima ganjaran setimpal usai viral.
Pria Tulungagung yang Cekoki Kucing dengan Miras Ciu terima ganjaran setimpal usai viral. (instagram/ @azzam_cance)
Berita Rekomendasi

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 7 November 2019 warganet dihebohkan dengan video kekerasan terhadap seekor kucing.

Kucing tersebut dicekoki ciu atau minuman beralkohol hingga tubuhnya lemas dan mati perlahan.

Video tersebut beredar luas di masyarakat pada 18 Oktober 2019 lalu.

Awalnya, pelaku alias pemilik akun Instagram @azzam_cancel mengaku bahwa cairan yang diberikan kepada kucing tersebut bukanlah ciu, melainkan air kelapa.

Pelaku mengklaim pemberian air kelapa tersebut lantaran kucing tersebut keracunan.

Untuk memastikan kandungan dan kejadian tersebut, pihak kepolisian telah melakukan pengambilan sampel.

Dari hasil autopsi pihak Kepolisian beserta tim laboratorium forensik Polda Jawa Timur ditemukan adanya alkohol dalam tubuh kucing tersebut.

Baca: Resmi Berseragam Liverpool, Takumi Minamino : Mimpi yang Jadi Kenyataan

"Iya hasil autopsi sudah keluar. Dari hasil lab, penyebab kematian kucing, yakni ada perlemakan di bagian hati dan ginjal pada selnya yang diakibatkan oleh asupan alkohol (ciu)," ujar Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Hendi Setiadi.

Hendi mengungkapkan, kucing tersebut mengalami penyumbatan pada saluran pernapasan karena masuknya alkohol dalam kerongkongan.

"Karena tersumbatnya kerongkongan ini, kucing jadi kekurangan oksigen," ujar Hendi.

Tak hanya itu, masuknya cairan alkohol ini dalam tubuh kucing mengakibatkan sistem pencernaan hewan tersebut menjadi terganggu dan mengalami iritasi.

Menurut hasil laboratorium, kucing tersebut mengalami iritasi pada organ dalam, seperti hati dan ginjal.

Sementara, kepolisian dan tim forensik juga menemukan adanya bagian tubuh kucing yang terluka diduga akibat penganiayaan.

"Patah ekor, dada dan leher diduga ada bekas aniaya," ujar Hendi.

Baca: Menteri KKP Edhy Prabowo Klaim Ekspor Benih Lobster untuk Nelayan, Ini Kata Pembudidaya Lobster

2. Anjing Disiram Air Keras

Kondisi anjing yang disiram cairan kimia
Kondisi anjing yang disiram cairan kimia (Dok. Yayasan Natha Satwa Nusantara)

Pada bulan November, warganet kembali dikejutkan dengan aksi kekerasan terhadap hewan.

Kali ini menimpa enam ekor anjing milik pasangan suami istri, Andrea dan Jelii Weni Mongilala.

Anjing-anjing ini disiram cairan kimia. Lima anjing yang masih berusia dua bulan mati.

Dikutip dari laman Kompas.com, penyiraman cairan dilakukan oleh kakak ipar Jelii, Haris.

Jeli menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (3/11/2019). Saat tengah tidur, ia mendengar suara anjingnya yang merengek nangis.

Padahal, biasanya anjing-anjingnya tidak berisik, hanya sesekali mengonggong jika melihat orang yang tak dikenal.

Ia segera menghampiri anjing-anjingnya yang diletakkan di dalam kandang di dalam dapur rumahnya.

 Setelah dilihatnya, anjing-anjing itu tampak basah. Beberapa saat kemudian, bulu anjing itu terkelupas hingga terlihat lapisan kulit.

Baca: Sebut OSO Belum Dapat Gantikan Eksistensi Wiranto, Pengamat Politik Akui Partai Hanura Melemah

Jeli segera melaporkan ke kejadian pernyiraman ini ke  Yayasan Natha Satwa Nusantara.

Setelah menerima laporan, Yayasan Natha Satwa Nusantara kemudian mengadu ke Unit Kriminal Umum Polres Jakarta Pusat.

Pelaku penyiraman, Haris disebut mengalami gangguan jiwa itu diakui Jeli.

“Ya kalau bisa dibilang stres atau tidak waras lah karena emang begitu di rumah juga sukanya main-main air juga,” ujar dia, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.

Menurut Jelli, banyak hal aneh dalam keseharian Haris.

“Kadang suka marah-marah sendiri dan jalan sendiri sambil ngomong gitu sendiri. Agak ngelantur emang orangnya,” ucap Jelli.

Selain itu, Jelli mengatakan, Haris memang diketahuinya tidak suka dengan hewan.

Baca: Pilkada 2020, Arief Poyuono Sebut Gerindra Siap Usung Gibran dan Bobby

3. Kucing Digantung

Viral kucing digantung (facebook.com/denpasarviral)
Viral kucing digantung  (https://www.facebook.com/denpasarviral)

Baru-baru ini masyarakat Bali dikejutkan dengan  sebuah unggahan di Facebook yang menampilkan foto seekor kucing berwarna putih sedang digantung di sebuah pohon.

Foto tersebut dikirim oleh akun Facebook berinisial DC ke sebuah grup Facebook Komunitas Merpati Karangasem (KMK), pada Sabtu (14/12/2019) lalu.

 Dalam unggahannya DC mengungkapkan kekesalannya pada kucing yang telah memakan sembilan merpatinya itu.

"Ini ternyata yang memakan burung merpati saya pantesan terus hilang tanpa jejak, 9 ekor makan merpati. Sudah sejak seminggu saya intai," tulis DC , dalam bahasa Bali.

Unggahan tersebut pun menuai kecaman warga Bali.

Sebuah akun Facebook Denpasar Viral turut mengecam aksi tersebut.

"Bukannya tidak boleh membunuh kucing dalam kepercayaan Hindu? Teman saya yg tidak sengaja menabrak kucing saja sampai membuatkan upacara Ngaben untuk kucingnya karena takut karma buruk akan menimpanya.

Bapak tidak takut karma ya pak??? Lupa pak dengan ajarannya????

Kucing berburu karena menjalankan instingnya sebagai makhluk hidup, insting itu Tuhan yg memberikan bukan kemauan dia pak!"

Begitu tulis akun Facebook Denpasar Viral saat mengunggah tangkapan layar unggahan DC pada Minggu (15/12/2019).

Melihat kejadian tersebut, Bali Animal Defender (BAD) tidak tinggal diam.

Ketua BAD, Jovania Imanuel Calvary mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan perihal penyiksaan kucing tersebut.

"BAD pusat sudah mendapat laporan dari ketua posko BAD di daerah-daerah," kata Jovania saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (18/12/2019).

Selain dari BAD, berbagai kecaman juga berasal dari komunitas-komunitas penyayang binatang di Bali lainnya. 

"Menuai berbagai kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari cat lover Bali," lanjut Jovania.

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 20 Desember 2019, Pekanbaru Berpotensi Hujan Petir dan Mamuju Berawan

Kemudian BAD bersama  Cat Lover Bali melakukan diskusi apakah kasus ini bisa dibawa ke meja hijau.

Akhirnya pada tanggal 16 Desember 2019, BAD dan Cat Lover Bali melaporkan tindakan tersebut ke Unit Khusus Cyber Crime Investigation Satellite Office Polda Bali.

Jovania menjelaskan pihaknya diterima dengan baik oleh unit tersebut.

"Kita bercerita dari mana infomasinya dan dimintai keterangan," ujarnya.

Selain itu, terduga pelaku juga sempat mengubungi Jovania untuk meminta maaf. 

"Hari ini saya mendapat inbox kalau dia (DC) meminta maaf ke saya."

"Dia meminta maaf yang diwakili oleh ayahnya," terang Jovania.

Jovania pun mengundang yang bersangkutan untuk mendatangi Polda Bali, Kamis (19/12/2019) untuk melakukan mediasi.

Dari mediasi akan diputuskan langkah selanjutnya seperti apa.

Berikut tadi  kasus-kasus kekerasan terhadap hewan 3 bulan terakhir. Diluar kasus-kasus diatas, sebenarnya masih banyak lagi aksi kekerasan terhadap hewan.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Retia Kartika Dewi/Singgih Wiryono)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas