Nana Sujana Jadi Kapolda Metro Jaya, Jokowi Dituding Berupaya Menunjukkan 'Geng Solo'
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane mengatakan Jokowi tengah berupaya menunjukkan 'Geng Solo' dengan penunjukan Nana Sujana.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane menyatakan ada pesan lain di balik penunjukan Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Nana Sujana sebagai Kapolda Metro Jaya.
Menurutnya, Joko Widodo (Jokowi) tengah berupaya menunjukkan 'Geng Solo'.
Sebagaimana diketahui, sebelum jadi Kapolda NTB, Nana pernah menjadi Kapolresta Solo.
Ketika itu, presiden Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.
"Saat Jokowi menjadi wali kota solo, Nana saat itu menjadi Kapolresta Solo. Prestasi Nana relatif biasa dan tidak ada yang menonjol. Tampilnya Nana sebagai Kapolda Metro menunjukkan Jokowi semakin hendak menonjolkan "Geng Solo" di polri," kata Neta melalui keterangannya, Sabtu (21/12/2019).
Baca: Harta Kekayaan Artidjo Alkostar Dewan Pengawas KPK, Punya 1 Sepeda Motor Astrea Harga Rp 1 Juta
Baca: Presiden Jokowi Saksikan Presentasi Finalis Sayembara Desain Ibu Kota Negara
Namun Nana bukan nama satu-satunya. Ada nama lain yang juga mantan Kapolresta Solo dan menduduki jabatan penting di polri.
Salah satunya ialah eks Kadiv Propam, Listyo Sigit Prabowo yang terpilih jadi Kabareskrim.
Menurut Neta, banyak tantangan berat yang akan dihadapi oleh Nana saat menjabat Kapolda Metro Jaya.
Prioritas utamanya ialah persoalan kemacetan lalu lintas.
"Tantangan berat yang harus dihadapi Nana di Polda Metro adalah kemacetan lalu lintas yang luar biasa di Jakarta yang sempat memerangkap Presiden Jokowi dalam kesemrawutan lalu lintas. Soal lalu lintas ini perlu menjadi prioritas Nana," ungkap Neta.
Selain itu, kata dia, persoalan narkoba yang terus melonjak juga harus diberikan perhatian khusus.
Juga persoalan ancaman terorisme dan aksi demo.
"Nana perlu aktif melakukan pendekatan kepada para ulama dan komunitas keagamaan, seperti yang dilakukan Gatot selama ini. Sedangkan kriminal lainnya di wilayah hukum Polda Metro masih tergolong wajar," kata dia.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz kembali melakukan penyesuaian struktur organisasi dalam korps Bhayangkara.
Kali ini, Kapolda Metro Jaya juga ikut diganti oleh Idham Aziz.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono dirotasi menjadi Wakapolri menggantikan Komjen Pol Ari Dono.
Nantinya, posisinya akan digantikan oleh Irjen Nana Sujana yang sebelumnya menjabat Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/3330/XII/KEP/2019 tertanggal 20 Desember 2019.
Baca: Presiden Jokowi Saksikan Presentasi Finalis Sayembara Desain Ibu Kota Negara
Baca: Sempat Janji Dewas KPK Bukan Penegak Hukum Aktif, Jokowi Beberkan Alasan Mengapa Pilih Albertina Ho
"Ya benar, TR Wakapolri sudah keluar. Ada juga TR beberapa kapolda. Mutasi ini adalah hal yang alami dalam organisasi Polri sebagai tour of duty dan tour of area, penyegaran, promosi dan dalam rangka performa kinerja organisasi menuju SDM unggul dan promoter," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono kepada awak media, Jumat (20/12/2019).
Selain Kapolda Metro Jaya, Polri juga melakukan rotasi kepada dua Kapolda lainnya. Di antaranya, Kapolda NTB yang sebelumnya dijabat oleh Nana Sujana akan dijabat Irjen Tomsi Tohir.
Selanjutnya, Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir akan digantikan oleh Irjen Agung Sabar Santoso yang saat ini menjabat Asrena Kapolri.