Pengamat Sebut 2019 Diwarnai Banyak Peristiwa Politik yang Getir
Analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai sepanjang tahun 2019 diwarnai dengan banyak peristiwa politik yang getir.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai sepanjang tahun 2019 diwarnai dengan banyak peristiwa politik yang getir.
"Tahun 2019 disebut tahun politik karena pileg, pilpres dilaksanakan serentak, dan begitu banyak peristiwa politik yang getir," ujar Adi, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (24/12/2019).
Adi menilai setidaknya ada tiga peristiwa yang patut disoroti sepanjang tahun 2019.
Salah satunya adalah banyaknya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia.
Para petugas KPPS tersebut diduga meninggal karena kelelahan.
Namun hingga saat ini, ia menyayangkan lantaran tak ada penyelidikan komprehensif terkait hal tersebut.
"Peristiwa kedua, yakni pembelahan rakyat yang begitu ekstrem karena isu agama dan SARA. Seperti narasi politik yang dibangun untuk saling mengkafirkan. Seakan pemilu adalah perang agama dan alat masuk surga," kata dia.
Baca: Kaleidoskop 2019, Ulasan Lengkap Zodiak Capricorn, Daya Pikat, Bakat Terpendam & Karir yang Tepat
Terakhir, peristiwa yang turut patut disoroti adalah Prabowo Subianto dan Gerindra yang berubah haluan pasca Pilpres 2019 lalu.
"Prabowo-Gerindra sbegaia simbol oposisi yang selama ini keras menghantam Jokowi justru memilih berkoalisi dengan pemerintah atas nama persatuan dan rekonsiliasi," jelas Adi.
"Padahal rekonsiliasi tak harus jadi menteri. Menurut saya, rakyat dibodohi karena pemilu layaknya dagelan politik saja," tandasnya.