3 Kriteria Penentuan Pemenang Desain Ibu Kota Baru, Menteri PUPR: Ini Kota untuk Generasi Mendatang
Menteri PUPR ungkap ada 3 kriteria yang digunakan dalam menentukan pemenang lomba desain Ibu Kota. Konsep Negara Rimba Nusa terpilih sebagai pemenang.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Miftah
Mulai dari sila pertama, yakni ketuhanan yang Maha Esa hingga sila ke lima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Desain untuk ibu kota negara baru tidak hanya perwakilan dari alam serta kelangsungan antara manusia dan Tuhan, tapi juga menunjukan sebuah kota yang dapat berproses dari segi pemerintahannya.
"Ada satu poros panjang, yakni poros Bhinneka Tunggal Ika, lalu kita punya Plaza Bhinneka Tunggal Ika di tengah-tengah dan di ujung itu ada representasi dari danau Pancasila," terang Arjuna.
"Di mana setiap sila dilambangkan dalam bentuk bangunan yang sifatnya itu melayani masyarakat."
"Jadi secara fisik, kami mengambil representasi tidak hanya dari inspirasi alam dan poros kesinambungan antara manusia dan pencipta, tapi juga bagaimana suatu kota itu terbentuk dan berjalan dari segi pemerintahannya," kata dia.
Tidak hanya itu, pemenang pertama sayembara desain ibu kota negara baru ini juga menerapkan konsep biomimikri di dalam gagasan mereka.
Ketua Tim Pemenang Pertama Sayembara Desain Ibu Kota Negara, Sibarani Sofian, menuturkan inspirasi timnya untuk memilih konsep tersebut berawal dalam kehidupan sehari-hari yang hidup selalu beriringan dengan alam.
Meski demikian, saat ini teknologi sudah dapat diterapkan dalam pembuatan kota yang baik bagi lingkungan.
Sibarani menjelaskan, pembangunan kota yang ada saat ini biasanya mempertaruhkan lingkungan.
Sehingga Sibarani dan tim membuat desain Ibu Kota Negara dengan sebuah konsep yang bernama biomimikri.
Konsep biomimikri merupakan konsep yang mengadopsi strategi alam, yang nantinya akan diimplementasikan saat mendirikan bangunan.
"Inspirasi kami datang dari bagaimana kami hidup berdampingan dengan alam, dan teknologi kota hari ini sudah memungkinkan kita untuk membuat kota yang lebih baik lagi dan lebih ramah pada lingkungan," jelas Sibarani.
"Di mana kota-kota hari ini yang kita tau biasanya mengorbankan lingkungan, sekarang kita berusaha untuk membuat satu konsep yang terintegrasi dengan konsep yang namanya biomimikri."
"Jadi bangunan, konteks lahan di sini kita padukan dengan alam sebaik mungkin," imbuhnya.