Kenang 8 Windu Cinta Habibie & Ainun, Najwa Shihab: Satu Kata yang Mendefiniskan Habibie Itu Cinta
Najwa Shihab terlihat mengunjungi momen peluncuran prangko perjalanan cinta 8 windu Habibie Ainun.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Najwa Shihab terlihat mengunjungi momen peluncuran prangko perjalanan cinta 8 windu Habibie Ainun.
Dalam kunjungan tersebut, Najwa Shihab bercerita tentang cinta sejati Habibie untuk Ainun.
Prangko Habibie Ainun diluncurkan tepat setelah 100 hari pasca wafatnya Presiden Indonesia ke-3 tersebut.
Kisah cinta Bacharuddin Jusuf Habibie dan sang istri, Hasri Ainun Habibie menyita perhatian publik.
Kisah cinta keduanya dituliskan oleh Habibie ke dalam buku hingga menjadi best seller.
Tak hanya itu, buku karya Habibie yang berjudul 'Habibie & Ainun' kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Dari buku tersebut kemudian lahir opera, film, musik, dan juga prangko.
Menurut Najwa Shihab, satu kata yang bisa mendefinisikan sosok Habibie adalah soal cinta.
"Ia pecinta yang penuh seluruh, nggak nanggung, cintanya penuh seluruh," ujar Najwa, dikutip Tribunnews dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (25/12/2019).
"Cinta pada Ainun nya selalu sungguh, dan kalau bicara cinta pada Indonesia juga tidak tanggung-tanggung," tambahnya.
Najwa kemudian mengambarkan, bagaimana besarnya cinta seorang Habibie untuk Ainun.
Setelah meninggalnya, Ainun pada 22 Mei 2010, Habibie mengalami masa yang sangat sulit.
Habibie sama sekali tidak mau diwawancara oleh media atau TV manapun.
Namun, setelah 40 hari kepergian Ainun, Najwa terpilih menjadi wartawan pertama yang mewawancarai Habibie.
"Baru setelah empat puluh hari pasca ibu Ainun wafat, kemudian Mbak Ima dulu (Direktur Eksekutif Habibie Center) menghubungi saya dan bilang 'Na, eyang Habibie sudah mau diwawanara' dan meminta saya wartawan pertama yang berbincang dengan eyang," ungkap Najwa.
Najwa mengaku, saat wawancara tersebut, dirinya merasa tidak seperti wawancara.
Najwa merasa dirinya sedang mendengarkan curahan hati seseorang yang saat itu sedang ditinggal belahan jiwanya pergi.
"Seseorang yang ketika itu saya tafsirkan sedang patah hati, tapi ketika saya konfirmasi, anda patah hati, dia tidak menjawab patah hati.
Dia bilang separuh jiwa saya pergi," kata Najwa.
Tak hanya itu, Najwa masih sangat ingat hingga sekarang dengan kata-kata yang diucapkan Habibie.
"Saya tidak pernah menyangka hubungan dua manusia bisa sedemikian indah, tapi perih, katanya," ucap Najwa.
"Disetiap sudut mata saya, selalu ada Ainun, kemanapun saya melihat pasti ada Ainun," kata Najwa.
Najwa menyebut, saat menceritakan soal kepergian Ainun, Habibie bercerita dengan cucuran air mata.
Namun Najwa mengaku, dirinya berusaha untuk tetap tegar menatap Habibie.
"Jadi memang agak sulit momen itu, cuma itu momen dimana saya merasa yaitu betapa cinta adalah diksi yang sempurna untuk menggambarkan Baharudin Jusuf Habibie," jelas Najwa.
Lebih lanjut, Najwa pun mengungkapkan dirinya belajar cinta pada sosok Habibie.
Menurut Najwa, ada dua jenis cinta yang dikatakan oleh Habibie.
"Ada cinta dimana dua manusia bertemu, memutuskan untuk memberikan segala yang mereka punya sampai maut menjemput salah satu dari mereka, dan itu namanya cinta sejati," kata Najwa.
Najwa pun kemudian menjelaskan, soal kata-kata Habibie yang disampaikan kepada dirinya bahwa cinta Habibie dan Ainun adalah cinta ilahi.
"Yang terjadi pada Ainun adalah, maut menjemput Ainun, 'saya sudah tidak lagi bisa berbicara dan memegangnya tapi saya masih bisa merasakan kehadirannya, itu artinya maut pun tidak bisa memisahkan kami dan itu namanya cinta ilahi'," ujar Najwa.
Najwa menuturkan, dirinya masih mengingat betul kata-kata yang disampaikan Habibie kepada dirinya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)