Indonesia dan Uni Emirat Arab Kerja Sama Pengelolaan Dana Wakaf
Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat menjalin kerjasama urusan agama Islam dan wakaf.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat menjalin kerjasama urusan agama Islam dan wakaf.
Penandatangangan MoU kerjasama ini dilakukan Menteri Agama Fachrul Razi dan Ketua Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf UEA Mohammed bin Matar al Kaabi, di Istana Kepresidenan Qasr al-Wathan, Abu Dhabi, Minggu (12/1/2020).
Keterangan pers KBRI Abu Dhabi menyebutkan, Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Shaikh Muhammed Ben Zayed (MBZ) turut menyaksikan penandatangan itu.
Fachrul mengatakan, salah satu poin penting dalam kerja sama itu adalah promosi moderasi beragama dan bahaya ekstremisme.
"Alhamdulillah, saya beserta Ketua Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf UEA Mohammed bin Matar al Kaabi telah menandatangani MoU tentang urusan agama Islam," terang Menag Fachrul.
Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan yang hadir mendampingi Menag menjelaskan, ada sejumlah isu kerja sama bilateral antara Indonesia dan UEA yang terkait urusan agama Islam dan Wakaf.
Pertama, pertukaran pengalaman dan keahlian untuk mempromosikan konsep-konsep moderasi beragama, nilai-nilai toleransi, dan meningkatkan kesadaran publik dalam menghadapi bahaya ekstremisme.
Baca: Indonesia dan Uni Emirat Arab Tukar Pengalaman Soal Pengelolaan Masjid
Kedua, pengembangan kapasitas imam, khatib, dan mufti melalui berbagi praktik terbaik.
Ketiga, pertukaran keahlian di bidang penghafalan Al Qur'an, pembacaan dan terjemahan Al-Qur'an dan Sunnah.
Keempat, pertukaran pengalaman di bidang manajemen wakaf, pengembangan dan investasinya.
Kelima, bertukar cetakan, publikasi, dan terjemahan Kitab Suci Al Qur'an serta hasil cetakan, hasil penelitian, publikasi, dan majalah.
Keenam, pertukaran keahlian dalam pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan masjid yang bertujuan untuk mempromosikan masjid sebagai tempat ibadah dan bimbingan keagamaan moderat yang aman.
“Terakhir, pertukaran delegasi dan peserta di semua tingkatan dan partisipasi pada forum, konferensi, dan Musabaqah Al-Quran,” ujarnya.
Hal lain yang akan dibicarakan adalah terkait rencana bantuan hibah (grant) Pemerintah UEA berupa pembangunan fisik Grand Mosque Muhammad bin Zayyed di Solo, Jawa Tengah.
Bantuan ini merupakan bagian dari komitmen UEA bersama Indonesia untuk membangun masjid yang ramah bagi semua orang.
"Kita juga akan menjalin kerjasama dalam penguatan e-learning madrasah," kata Nur Kholis.
Menag beserta jajaran dijadwalkan akan kembali ke Tanah Air pada Selasa (14/1) mendatang.