Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

[POPULER] Cak Lontong Sindir Lem, Banjir, hingga Normalisasi Saat Penutupan Rakernas PDIP

Di Rakernas PDIP, Cak Lontong melawak dan menyindir lem, banjir, hingga normalisasi.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
zoom-in [POPULER] Cak Lontong Sindir Lem, Banjir, hingga Normalisasi Saat Penutupan Rakernas PDIP
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
Komedian Lies Hartono atau lebih dikenal Cak Lontong saat ditemui pada acara konferensi pers program baru MNCTV yang bertajuk 'Dewi Dewi Mahadewi The Show' di Studio 3 MNCTV, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (2/2/2016). Cak Lontong ikut menjadi juri bersama Zaskia Gotik dan Windy Idol dalam menentukan kandidat Dewi Dewi Mahadewi. 

TRIBUNNEWS.COM - Komedian Cak Lontong memeriahkan malam kebudayaan dalam rapat kerja nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (12/1/2020) malam.

Pantauan wartawan Tribunnews di lapangan, selain Cak Lontong turut hadir pelawak Akbar dan Marwoto.

Dalam penampilan mereka, terdapat suatu sandiwara, Marwoto berperan sebagai orang yang menyalahkan Cak Lontong karena sebelum kehadirannya tidak ada musibah terjadi.

"Kamu datang ke negaraku membuat gaduh, kamu termasuk orang yang mau meruntuhkan negara saya. Dulu sebelum kamu datang ke sini banjir tidak segini besarnya," kata Marwoto.

Dengan menggunakan pakaian Eropa, Cak Lontong menjawab masalah banjir yang ditanyakan Marwoto.  

"Dana banjir saya kurangi memang. Kamu tahu untuk apa?" tanya Cak Lontong ke Akbar dan Marwoto.

Rakernas PDIP di JiExpo Kemayoran
Rakernas PDIP di JiExpo Kemayoran (Istimewa)

Marwoto lantas menimpali Cak Lontong.

Berita Rekomendasi

"Enggak," jawabnya.

BACA JUGA : 9 Rekomendasi Rakernas I PDI Perjuangan: Dukungan ke Pemerintah hingga Target Pilkada 2020

Kemudian dijawab langsung oleh Cak Lontong.

"Beli lem," kata Cak Lontong yang membuat riuh suasana.

Cak Lontong di atas panggung mengatakan, bukan dirinya yang menyebabkan banjir.

Bahkan, dia menjelaskan soal beda antara naturalisasi dan normalisasi.

Cak Lontong menjelaskan ada persamaan antara kedua program tersebut.

Akbar dengan sedikit marah bertanya ke Cak Lontong "Apa bedanya?,"

"Sasi. Ini yang harus tahu," canda Cak Lontong.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Wapres Ma'ruf Amin (ketiga kiri) memotong nasi tumpeng dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-47 PDI Perjuangan sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Jakarta, Jumat (10/1/2020). Rakernas I PDI Perjuangan tersebut bertemakan 'Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional'. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Wapres Ma'ruf Amin (ketiga kiri) memotong nasi tumpeng dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-47 PDI Perjuangan sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Jakarta, Jumat (10/1/2020). Rakernas I PDI Perjuangan tersebut bertemakan 'Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional'. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Jawaban ini memancing Marwoto sedikit kesal lantaran Cak Lontong tak menjelaskan apa bedanya.

"Bedanya apa dong," tanya Marwoto meninggi.

BACA JUGA : Prananda Sukses Arahkan Rakernas I PDIP Wujudkan Indonesia Negara Industri Basis Riset dan Inovasi

Cak Lontong langsung menjawab.

"Normalisasi, naturalisasi enggak tahu. Enggak ada yang tahu ini. Saya juga enggak tahu," tukasnya yang membuat kembali penonton tertawa.

Marwoto lantas berbicara dengan Cak Lontong.

"Entah itu naturalisasi, normalisasi, administrasi, saya enggak tahu. Yang penting kerjakan," perintah Marwoto ke Cak Lontong.

Mendengar itu, Cak Lontong lantas menjawab.

"Itu masalahnya. Kerjakan? Saya enggak bisa kerja. Jadi saya enggak bisa disalahkan, wong saya enggak kerja apa-apa," tukasnya yang kemudian penonton bertepuk tangan dan tertawa.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengamati lukisan potret dirinya di Rakernas I PDIP, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengamati lukisan potret dirinya di Rakernas I PDIP, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/1/2020). (TRIBUNNEWS/VINCENTIUS JYESTHA)

Pujian Megawati ke Risma Saat Rakernas

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menanggapi pujian yang diberikan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

BACA JUGA : Dorong Bentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional, PDIP : Tanpa Itu Kita Hanya Bangsa Kuli

Pujian tersebut diberikan Megawati saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDI-P di hari kedua, Sabtu (11/1/2020) yang diadakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

Risma bersyukur mendapat pujian dan apresiasi dari Ketua Umum PDI-P. 

"Saya bersyukur ibu sudah memuji dan itu artinya sudah menerima apa yang saya coba kerjakan di Surabaya," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Minggu (12/1/2020).

Ketika ditanya mengenai peluangnya dicalonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta, Risma hanya pasrah kepada Tuhan.

Ia menegaskan jika dirinya tidak bernafsu untuk mendapatkan sebuah jabatan dan kekuasaan.

"Nanti Tuhan akan mengatur jalan hidup saya. Semua saya serahkan pada Tuhan karena tadi saya sampaikan, saya tidak mau."

"Kemudian saya mempunyai nafsu kekuasaan itu yang saya tidak mau karena itu berat," ungkapnya.

Wanita kelahiran Kediri ini tidak pernah berpikir peluang untuk mendapatkan suatu jabatan. 

(Tribunnews.com/Faisal Mohay/Dennis Destryawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas