Keluarga Jokowi Turut Ramaikan Pilkada 2020, Pengamat Khawatirkan Potensi Adanya Konflik Kepentingan
Empat anggota keluarga Jokowi turut meramaikan Pilkada serentak 2020. Pengamat politik mengkhawatirkan potensi adanya konflik kepentingan.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Whiesa Daniswara
Sebelumnya, Pangi pun mengatakan, keluarga inti Jokowi semestinya menjaga jarak dari politik praktis ketika Jokowi masih menjabat sebagai presiden.
Menurutnya, pontensi adanya konflik kepentingan, penyalahgunaan kekuasaan, hingga memanfaatkan pengaruh presiden atau coat-tail effect semestinya dihindari oleh keluarga presiden.
"Sebagai presiden yang masih menjabat, semestinya keluarga inti presiden harus menjaga jarak dari politik praktis," kata Pangi.
"(Semestinya) berupaya menghindari konflik kepentingan, potensi penyalahgunaan kekuasaan, serta memanfaatkan pengaruh presiden untuk kepentingan pribadi terkait kontestasi yang akan mereka ikuti," tambahnya.
Di sisi lain, Pangi menyebutkan, secara hukum memang tidak ada aturan yang dilanggar dari majunya anggota keluarga presiden ke Pilkada 2020.
"Memang secara hukum tidak ada aturan yang dilanggar dan membatasi siapa pun termasuk anak atau keluarga presiden sekali pun untuk terlibat dalam politik praktis," ujar Pangi.
Kendati demikian, menurut Pangi, dalam hal ini, Jokowi tersandera soal etika dan kepatutan.
"Semestinya dipertimbangkan matang, jangan terkesan seperti fenomena 'politik aji mumpung', kebetulan bapak lagi jadi presiden," kata dia.
Tanggapan Gibran Soal Dinasti Politik
Sebelumnya, dilansir dari Kompas.com, bakal calon wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka membantah soal dinasti politik dalam pencalonannya di Pilkada Solo 2020 melalui PDI-P.
"Saya dalam pencalonan ikut kontestasi calon wali kota Surakarta 2020, bisa menang dan bisa kalah, serta bisa dicoblos bisa tidak," katanya di sela menghadiri acara 'Perkenalan, Silaturahim, dan Umbul Donga Mas Gibran' di Kampung Ngaglik, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (5/1/2020) lalu.
Gibran mengatakan, dia tidak ditunjuk Jokowi menjadi calon wali kota Solo.
Putra sulung Jokowi ini menjalani proses pencalonan secara transparan dan demokratis.
"Jadi tidak ada yang namanya dinasti politik," kata Gibran.
"Jika ada dinasti politik, saya tidak mungkin harus bekerja keras bertemu dengan masyarakat seperti ini," sambungnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gibran: Jika Ada Dinasti Politik, Saya Tak Mungkin Harus Kerja Keras Bertemu Warga"
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com)