Respons Isyarat Jokowi, PDIP Sebut Sandiaga Belum Penuhi Kriteria Jadi Presiden: Kurang Mumpuni
Effendi Simbolon mengatakan, Sandiaga Uno belum memenuhi kriteria sebagai orang yang mempunyai kemampuan memimpin.
Penulis: Nuryanti
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Effendi Simbolon menanggapi soal Sandiaga Uno yang disebut Presiden Jokowi bakal menangi pemilihan presiden 2024.
Effendi Simbolon mengatakan, dirinya menginginkan sosok yang akan menjadi presiden, adalah orang yang bisa memimpin Indonesia.
Selain itu, politisi PDI-P ini juga ingin sosok pemimpin yang mempunyai kemampuan lebih.
"Saya berharap, pemimpin Indonesia ini pemimpin yang memang mempunyai kemampuan yang lebih," ujar Effendi Simbolon, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (21/1/2020).
Effendi pun menyebut, dirinya tak pernah mengatakan nama Sandiaga Uno soal pemimpin yang mempunyai kemampuan tersebut.
"Saya enggak tahu, saya enggak pernah nyebut Pak Sandi," ungkap dia.
Menurutnya, Sandiaga Uno belum memenuhi kriteria sebagai orang yang mempunyai kemampuan memimpin.
"Bagi saya juga belum memenuhi kriteria," kata dia.
Ia melanjutkan, Sandiaga kurang mumpuni untuk memimpin negara hebat seperti Indonesia.
"Indonesia terlalu hebat untuk dikendalikan oleh figur-figur yang kurang mumpuni," ujar Effendi Simbolon.
PDIP Sebut Kadernya Lebih Punya Peluang
Diberitakan sebelumnya, politikus PDI-P, Deddy Sitorus menyebut, PDI-P memiliki kader yang berpeluang menjadi presiden periode 2024-2029.
Sehingga, Deddy mengatakan, setiap orang bisa menjadi calon presiden (capres).
Namun, menurutnya, pemilihan presiden masih lama.
"Siapapun berpeluang menjadi capres, tapi Pilpres berikutnya masih jauh kan," ujar Deddy kepada Tribunnews.com, Minggu (19/1/2020).
Ia pun mengatakan, PDI-P mempunyai Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan Puan Maharani, sebagai orang yang berpeluang menjadi calon presiden untuk 2024 mendatang.
"Tidak hanya Pak Sandiaga, kami juga punya Pak Ganjar (Gubernur Jateng), bu Risma (Wali Kota Surabaya), mbak Puan (Ketua DPR), ada banyak kader kalau untuk ke sana (jadi capres)," jelas dia.
Ditanya mengenai persiapan dari PDI-P untuk menghadapi konstestasi Pilpres 2024, Deddy menyebutnya itu masih jauh.
"Masih jauh ini, terlalu jauh," jawab Deddy Sitorus.
Sebelumnya, Jokowi mengaku, akan mendukung semua pihak yang akan maju dalam kontestasi pemilihan presiden pada 2024, termasuk Sandiaga Uno.
"Semua kita dukung, tapi kan masih panjang, masih lama, Pilpres (2019) baru rampung," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Menurut Jokowi, saat menghadiri acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dengan menyebut Sandiaga dapat menggantikan dirinya pada 2024, hanya menyambung ucapan Ketua BKPM Bahlil Lahadalia.
"Karena diberi umpan sama Kepala BKPM itu saja, ada urut-urutan. Diberi umpan oleh Kepala BKPM, kemudian saya teruskan itu saja," ungkap Jokowi.
Isyarat Jokowi
Mengutip Kompas.com, sebelumnya, Presiden Jokowi memberi isyarat, Sandiaga Uno bakal menggantikan posisinya sebagai Presiden Indonesia di 2024 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat meresmikan pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Jokowi memberikan isyarat, calon kuat penggantinya sebagai presiden ialah yang barusan berdiri.
Sementara itu, hanya Sandiaga yang baru saja berdiri saat Jokowi berpidato.
Saat itu Jokowi mengaku hanya mengenal satu mantan Ketua Umum HIPMI, yaitu Sandiaga Uno yang menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019 lalu.
"Bahwa yang hadir di sini adalah kandidat yang kemungkinan besar akan menggantikan saya, dan saya meyakini itu."
"Tapi, saya tidak menyebutkan orangnya siapa. Hanya tadi yang baru saja berdiri tadi (Sandiaga) kira-kira," ujar Jokowi di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
(Tribunnews.com/Nuryanti/Seno Tri Sulistiyono) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)