Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waketum Demokrat Nilai Sertifikasi Halal Produk Makanan Tidak Perlu Dihapus

Fraksi Demokrat di DPR akan terlebih dahulu menunggu Draft RUU Cipta Lapangan Kerja dari pemerintah

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Waketum Demokrat Nilai Sertifikasi Halal Produk Makanan Tidak Perlu Dihapus
Tribunnews.com/Andri Malau
Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan usai bertemu SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/6/2014). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan belum mau mengomentari mengenai isu dihapuskannya sertifikasi halal produk makanan dalam RUU Cipta Lapangan Kerja.

Fraksi Demokrat di DPR akan terlebih dahulu menunggu Draft RUU Cipta Lapangan Kerja dari pemerintah.

Baca: SBY Dikaitkan Kasus Jiwasraya, Wasekjen Partai Demokrat : Itu kebohongan Bodoh Lindungi Penjahat!

Sebelumnya berdasarkan Pasal 552 RUU Cipta Lapangan Kerja yang beredar, sejumlah pasal di UU Jaminan Halal akan dihapus yaitu Pasal 4, Pasal 29, Pasal 42, Pasal 44.

Pasal 4 UU Jaminan Halal mewajibkan semua produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal.

"Begini itu kan, itu saya sudah dicek di Komisi 8 draf belum masuk, kita belum tahu nih pasalnya apa saja yang diusulkan, Pasal pasalnya kaya gimana. Nanti kalau sudah masuk kita pelajari dulu," ujar Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (21/1/2020).

Menurut Syarief pasal mengenai sertifikasi produk halal makanan sebaiknya tidak dihapus.

Berita Rekomendasi

Namun, pada prinsipnya bila untuk kemaslahatan dan kesejahteran rakyat Demokrat akan mendukungnya.

Demokrat menurut Syarief akan terlebih dahulu mempelajari pasal pasal dalam RUU Cipta Lapangan Kerja.

Belum tentu menurutnya pasal penghapusan sertifikasi halal tersebut dicantumkan.

Baca: Demokrat Ngotot Bentuk Pansus Jiwasraya, Ini Alasannya

Oleh karena itu Demokrat baru akan bersikap setelah draf RUU tersebut masuk ke DPR.

"Kita belum tahu apakah secara eksplisit itu ada atau tidak, kita jangan menduga duga dulu. Kita harus positif silahkan dimasukkan nanti kita lihat poin poin nya apa baru kita pelajari, baru kita menentukan sikap," pungkasnya.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas