Viral Oknum Brimob Lepas Tembakan Gara-gara Ditagih Karcis, Jendaral Polisi Ini Buka Suara
Saat petugas di pintu masuk Wisata Salupajang tersebut memberi karcis sebagai syarat masuk seharga Rp 5 ribu, oknum tersebut enggan membayarnya
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Oknum Brimob Polda Sulawesi Barat mendadak viral di media sosial. Bukan karena prestasi, oknum Brimob itu viral karena menembakan senjata api ke udara di lokasi wisata Salupajang, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Senin (20/1/2020).
Kondisi ini pun membuat Asisten SDM Kapolri Irjen Pol Eko Indra Heri angkat bicara. Indra Heri mengaku kecewa dengan ulah oknum Brimob tersebut.
Ia menyesalkan, adanya insiden tembakan ke udara yang telah membuat masyarakat yang datang di lokasi wisata tersebut ketakutan.
“Hal seperti ini jangan terulang karena polisi sebagai penegak hukum juga harus taat pada hukum dan aturan yang berlaku,” kata Eko kepada awak media, Rabu (22/1/2020).
Eko juga mengimbau kepada seluruh anggota polri bahwa penggunaan senjata api secara sembarangan sangat dilarang.
Seharusnya, anggota polri lebih mengedepankan upaya persuasif dengan masyarakat apabila ada insiden tertentu.
“(Polri, Red) harus menjadi tauladan dalam masyarakat kalau ada persoalan harus diselesaikan dengan cara-cara yang baik,” pungkasnya.
Sebelumnya, oknum Brimob Polda Sulawesi Barat bertindak brutal di lokasi wisata Salupajang, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Senin (20/1/2020).
Dilansir dari Tribun-timur.com, awalnya oknum brimob tersebut hendak berwisata bersama anggota keluarganya.
Namun saat petugas di pintu masuk Wisata Salupajang tersebut memberi karcis sebagai syarat masuk seharga Rp 5 ribu, oknum tersebut enggan membayarnya.
Hingga akhirnya terjadi percekcokan.
Baca: Detik-detik Oknum Brimob Brutal di Wisata Polman, Warga Ungkap Petugas Tiket Dihajar hingga Berdarah
RN, salah seorang warga yang menyaksikan insiden tersebut berujar seusai enggan membayar, oknum brimob tersebut ingin menemui seseorang bernama Yuli.
"Jadi ini polisi untuk ketemu ibu Yuli. Polisi itu menggertak petugas wisata dengan menanyai, eh kau ada KTP-mu, ini wisata resmikah?," ujar RN menirukan percakapan oknum Brimob tersebut kepada petugas wisata.
Tidak hanya itu, disebutkan, oknum brimob juga memukuli petugas wisata tersebut yang bernama Herman berkali-kali, menurut saksi Herman tak melawan dan hanya pasrah saja.
Akibat insiden tersebut, pengunjung tempat wisata menjadi panik, hingga ada yang berteriak meminta tolong.
Lantas seorang warga lain, bernama Thamrin, yang juga menjadi penjaga wisata di kawasan setempat, juga menjadi korban pemukulan oknum Brimob.
Awalnya Thamrin berniat untuk melerai Brimob yang memukuli Herman, tapi malah Thamrin ikut serta menjadi korban, bahkan berdarah di bagian kepala.
Dikatakan warga sempat menahan mobil oknum brimob itu untuk tidak meninggalkan lokasi setelah jatuhnya para korban.
Tapi malah oknum brimob tersebut menantang warga lain untuk maju satu persatu.
Setelah kejadian tersebut sekelompok brimob yang berseragam lengkap dan membawa senjata api datang di lokasi kejadian.
Namun menurut warga bukan untuk mendamaikan suasana, para brimob tersebut malah melepaskan tembakan senjata laras panjang hingga membuat para pengunjung wisata ketakutan utamanya anak-anak.
"Jadi semua temannya datang dengan mobil, ada juga pake motor. Langsung turun dari mobil lompat-lompat menembak kayak Power Rangers saja," kata saksi mata RN.
"Warga minta tidak usah menembak karena tidak ada teroris di sini. Warga juga tidak ada yang melawan."
Warga pun meminta oknum brimob yang telah memukuli petugas wisata tersebut diproses hukum, lantaran telah menjatuhkan korban, dan membuat keresahan.