Masker Bantuan BNPB Untuk WNI Belum Sampai ke Wuhan Cina
Alfi Rian Tamara, mahasiswa Indonesia yang berada di Wuhan mengaku masker bantuan dari BNPB belum sampai ke kawasan tempatnya tinggal.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Namun, kondisi di Wuhan membuat harga bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan menjadi sangat mahal.
Baca: Antisipasi Corona, Pemerintah Siapkan Dua Skenario Evakuasi WNI di Wuhan
"Yang biasanya per kilogram (kg) bawang putih kita dapat membeli dengan harga 5 Yuan atau sekitar Rp10.000, saat ini menjadi 20 Yuan per kg atau Sekitar Rp 40.000," kata dia.
Pria yang mengenyam pendidikan S-1 di Universitas Syiah Kuala Aceh tersebut bahkan sudah berbelanja untuk stok seminggu ke depan.
Biasanya empat hari jelang habisnya stok di asramanya, Rian akan kembali membeli bahan makanan.
Baca: Deretan Foto Dokter & Perawat Lelah Rawat Pasien Corona, Tidur Berjajar di Lantai, Menunduk di Meja
"Mungkin sekitar empat hari lagi kami (mahasiswa) akan belanja kembali untuk memenuhi stok seminggu ke depan. Menjaga pasokan makanan kami," jelasnya.
Ketakutan akan virus corona tentu terlintas dalam pikirannya.
Namun, Rian berusaha menjaga diri agar tidak tertular virus tersebut dengan melengkapi dirinya menggunakan masker serta sarung tangan.
"Sebenarnya takut juga untuk keluar berbelanja, (karena bisa) tertular virus. Namun kami memakai masker dan sarung tangan, karena virus itu menular melalui sistem pernafasan dan sentuhan langsung orang-orang yang terpapar virus," kata Rian.
"Jadi kami menghindari tempat ramai dan alhamdulillah setiap belanja tidak saat ramai atau banyak orang lain. Tidak bercampur dengan orang-orang lainnya," ujarnya.
170 orang meninggal dunia akibat virus corona
Jumlah korban meninggal dunia akibat merebaknya virus corona terus bertambah.
Dikutip dari Reuters, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, China ini telah menewaskan 170 orang.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya 132 orang pada Rabu (29/1/2020).
Virus yang mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ini telah menginfeksi sekira 7.711 orang dari yang sebelumnya 5.947.