Masker Bantuan BNPB Untuk WNI Belum Sampai ke Wuhan Cina
Alfi Rian Tamara, mahasiswa Indonesia yang berada di Wuhan mengaku masker bantuan dari BNPB belum sampai ke kawasan tempatnya tinggal.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan bantuan 10 ribu lembar masker N95 untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan dan beberapa kota lainnya di Cina.
Alfi Rian Tamara, mahasiswa Indonesia yang berada di Wuhan mengaku masker bantuan dari BNPB belum sampai ke kawasan tempatnya tinggal.
"Pemerintah Indonesia melalui BNPB telah mengirimkan masker tapi itu belum sampai ke kota Wuhan. Masih dalam proses pengiriman," ujar Rian, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (30/1/2020).
Baca: Penyebaran Virus Corona Diduga Tak Berasal dari 1 Pasar Seafood Huanan di Wuhan Saja
Rian mengatakan para WNI di Wuhan sangat sulit mendapatkan masker N95 tersebut.
Stok masker di pertokoan yang berada di Kota Wuhan sudah habis.
Selain itu, beberapa barang seperti vitamin, suplemen makanan, sarung tangan, dan alkohol pembersih juga sangat sulit didapatkan.
Baca: Dampak Virus Corona, Kendaraan Pribadi Kini Dilarang Beroperasi di Kota Wuhan Cina
Namun, Rian bersyukur lantaran universitasnya yaitu Wuhan University of Technology membagikan masker bagi mahasiswanya pada hari ini.
"Kami juga sudah kesulitan (mencari) masker. Tapi dari kampus hari ini ada pengumuman pembagian masker. Itu alhamdulillah dapat meringankan kami untuk mendapatkan masker," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melalui Bidang Logistik dan Peralatan, akan mengirimkan bantuan 10 ribu lembar masker N95 untuk warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, Provinsi Hubei, China dan sekitarnya.
Baca: Persiapan Evakuasi WNI di China dari Sisi Kesehatan
Pengiriman tersebut dilakukan sebagai respons cepat BNPB atas permohonan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing terkait wabah virus Corona di China.
"Ada 10 ribu masker untuk WNI dikirim besok," ujar Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Prasinta Dewi, Selasa (28/1/2020).
KBRI Beijing mendapatkan instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk membagikan masker kepada semua WNI di China.
Stok masker di China tidak tersedia di hampir seluruh wilayah.
Dalam keterangannya, Kepala BNPB Doni Monardo memberi arahan kepada jajaran BNPB unutk melaksanakan apa yang tertuang dalam UU Nomor 24 tahun 2007 terkait bencana nonalam dan Inpres No 4 tahun 2019.
Pengiriman bantuan dapat segera dilakukan tanpa menunggu status darurat, terlebih untuk kasus seperti yang terjadi di Cina.
"Saya minta BNPB harus bisa mempersiapkan diri karena amanah undang-undangnya termasuk bencana non-alam, termasuk pandemik merupakan tanggung jawab BNPB. Termasuk diperkuat dengan inpres no 4 thn 2019. Saya minta tidak perlu menunggu status," kata Doni.
Selain ke Cina, BNPB juga telah memberikan bantuan logistik, peralatan hingga tenaga ahli kepada beberapa negara seperti Nepal (gempa bumi), Bangladesh (pengungsi Rohingya), Vanuatu (angin topan), Filipina (angin topan), Fiji (angin topan), dan sebagainya.
Cerita mahasiswa Indonesia di Wuhan
Kota Wuhan, Cina seolah menjadi kota mati setelah status lock down diberlakukan di wilayah tersebut setelah virus corona mewabah.
Transportasi umum, pertokoan, hingga aktivitas warga pun tak berjalan sebagaimana biasanya.
Alfi Rian Tamara, mahasiswa asal Indonesia yang sedang menjalani program beasiswa China Government Scholarship S-2 dari education of science menjadi saksi perubahan situasi di Kota Wuhan..
Rian, begitu ia disapa, mengaku kesulitan mencari bahan makanan sehari-hari lantaran banyaknya toko yang tutup.
Baca: Perlu Daya Tahan Tubuh Optimal untuk Mencgah Penyebaran Virus
Warga sendiri juga diimbau untuk tidak keluar rumah.
Namun, mahasiswa Wuhan University of Technology tersebut rela keluar asrama dan berjalan kaki tujuh menit demi membeli bahan makanan di tengah wabah virus corona.
"Saya berbelanja di toko yang bersebelahan dengan kampus. Namun bukan supermarket, hanya toko perbelanjaan biasa. Jaraknya sekitar 7 menit jalan kaki," ujar Rian, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (30/1/2020).
Baca: Antisipasi Corona, Pemerintah Siapkan Dua Skenario Evakuasi WNI di Wuhan
Rian biasa membeli sayur mayur, rempah-rempah, roti, telur, beras, hingga buah-buahan di toko tersebut.
Selain karena hanya toko tersebut yang buka di sekitar kawasannya tempat tinggalnya, toko tersebut pun menjual bahan makanan didatangkan dari luar kota Wuhan.
Namun, kondisi di Wuhan membuat harga bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan menjadi sangat mahal.
Baca: Antisipasi Corona, Pemerintah Siapkan Dua Skenario Evakuasi WNI di Wuhan
"Yang biasanya per kilogram (kg) bawang putih kita dapat membeli dengan harga 5 Yuan atau sekitar Rp10.000, saat ini menjadi 20 Yuan per kg atau Sekitar Rp 40.000," kata dia.
Pria yang mengenyam pendidikan S-1 di Universitas Syiah Kuala Aceh tersebut bahkan sudah berbelanja untuk stok seminggu ke depan.
Biasanya empat hari jelang habisnya stok di asramanya, Rian akan kembali membeli bahan makanan.
Baca: Deretan Foto Dokter & Perawat Lelah Rawat Pasien Corona, Tidur Berjajar di Lantai, Menunduk di Meja
"Mungkin sekitar empat hari lagi kami (mahasiswa) akan belanja kembali untuk memenuhi stok seminggu ke depan. Menjaga pasokan makanan kami," jelasnya.
Ketakutan akan virus corona tentu terlintas dalam pikirannya.
Namun, Rian berusaha menjaga diri agar tidak tertular virus tersebut dengan melengkapi dirinya menggunakan masker serta sarung tangan.
"Sebenarnya takut juga untuk keluar berbelanja, (karena bisa) tertular virus. Namun kami memakai masker dan sarung tangan, karena virus itu menular melalui sistem pernafasan dan sentuhan langsung orang-orang yang terpapar virus," kata Rian.
"Jadi kami menghindari tempat ramai dan alhamdulillah setiap belanja tidak saat ramai atau banyak orang lain. Tidak bercampur dengan orang-orang lainnya," ujarnya.
170 orang meninggal dunia akibat virus corona
Jumlah korban meninggal dunia akibat merebaknya virus corona terus bertambah.
Dikutip dari Reuters, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, China ini telah menewaskan 170 orang.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya 132 orang pada Rabu (29/1/2020).
Virus yang mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ini telah menginfeksi sekira 7.711 orang dari yang sebelumnya 5.947.
Hampir semua kematian terjadi di Hubei, tempat dimana virus tersebut muncul pertama kali di pasar hewan di Wuhan.
Seperti infeksi pernapasan lainnya, virus ini menyebar ke manusia antar manusia dari batuk dan bersin.
Virus corona ini memiliki masa inkubasi 14 hari.
Tanda-tanda terjangkit virus corona bisa menyebar sebelum gejala muncul.
Menteri Komisi Kesehatan Nasional Cina, Ma Xiaowei mengatakan, bahwa virus ini menular selama masa inkubasi, dimana tidak terjadi pada SARS.
Terkait dengan ancaman virus corona ini, China telah memperketat dan melakukan pembatasan perjalanan untuk mencegah penyebaran virus lebih luas.
Kota Wuhan yang dianggap sebagai pusat penyebaran virus tersebut jug