Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alfi Rian Terpaksa Jalan Kaki 7 Menit Berbelanja Makanan untuk Stok Seminggu

Akibat mewabahnya virus corona yang sudah merenggut 170 nyawa itu, Rian dan rekan-rekannya kini tidak bisa ke luar dari Wuhan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Alfi Rian Terpaksa Jalan Kaki 7 Menit Berbelanja Makanan untuk Stok Seminggu
Dok. Alfi Rian Tamara
Kondisi asrama tempat mahasiswa asal Indonesia Alfi Rian Tamara tinggal di Wuhan, Cina 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejak mewabahnya virus corona, Kota Wuhan seolah berubah menjadi kota mati. Status lock down yang diberlakukan di kota tersebut, membuat aktivitas warga tak berjalan sebagaimana biasanya.

Pertokoan tutup, transportasi umum juga berhenti beroperasi.

Alfi Rian Tamara, mahasiswa asal Aceh yang saat ini menempuh pendidikan di Program Magister Jurusan Education of Science, Wuhan University of Technology, adalah saksi mata perubahan kota Wuhan tersebut.

Rian adalah satu dari 12 mahasiswa Indonesia yang masih berada di Wuhan, kota yang diduga pertama kali terdeteksi virus corona atau yang secara resmi dinamakan 2019-nCoV.

Akibat mewabahnya virus corona yang sudah merenggut 170 nyawa itu, Rian dan rekan-rekannya kini tidak bisa ke luar dari Wuhan.

Pemerintah China telah mengisolasi ibu kota Provinsi Hubei itu. Tak ada yang bisa ke luar dari kota tersebut. Warga Wuhan juga diimbau untuk tak ke luar rumah.

Alfi Rian Tamara (paling depan) mahasiswa asal Aceh bersama rekan-rekannya terisolasi di dalam asrama kampus di Central China Normal University Kota Wuhan, Jumat (24/1/2020) malam. Kota Wuhan, tempat virus corona berasal, telah ditutup untuk menghindari meluasnya virus mematikan tersebut.
Alfi Rian Tamara (paling depan) mahasiswa asal Aceh bersama rekan-rekannya terisolasi di dalam asrama kampus di Central China Normal University Kota Wuhan, Jumat (24/1/2020) malam. Kota Wuhan, tempat virus corona berasal, telah ditutup untuk menghindari meluasnya virus mematikan tersebut. (For Serambinews.com)

Namun meski ada imbauan untuk tak berkeliaran di luar, Rian terpaksa tak mematuhi imbauan itu.

Berita Rekomendasi

Di tengah ancaman wabah virus corona, ia tetap keluar dari asrama kampus Central China Normal University (CCNU) karena ia harus membeli bahan makanan untuk kebutuhannya sehari-hari.

Untuk membeli makanan, Rian mengaku harus berjalan kaki sekitar tujuh menit dari asramanya menuju toko yang masih buka dan berjualan makanan.

Baca: Menlu Retno: Ini Bukan Perkara Mudah, Tapi Kewajiban Kita Melindungi WNI di Seluruh Dunia

Baca: DPR Wacanakan Jemput WNI dari Wuhan, Lalu Titipkan Mereka ke Negara Lain

"Saya berbelanja di toko yang bersebelahan dengan kampus. Namun bukan supermarket, hanya toko biasa. Jaraknya sekitar 7 menit jalan kaki," ujar Rian ketika dihubungi Tribun, Kamis (30/1/2020).

Di toko itu Rian biasa membeli sayur mayur, rempah-rempah, roti, telur, beras, hingga buah-buahan.

Selain karena hanya toko tersebut yang buka di sekitar kawasannya tinggal, ia menegaskan belanja di sana karena bahan makanan didatangkan dari luar Kota Wuhan.

Banyaknya toko yang tutup membuat harga bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan di Wuhan kini menjadi sangat mahal. Harganya naik empat kali lipat.

"Biasanya per kilogram (kg) bawang putih kita dapat membeli dengan harga 5 yuan atau sekitar Rp 10.000, saat ini menjadi 20 yuan per kg atau sekitar Rp 40.000," kata dia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas