Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Darurat Global Virus Corona Dikeluarkan WHO, Presiden Jokowi: Proses Evakuasi Sedang dalam Proses

Presiden Jokowi menyebut langkah WHO terkait wabah virus corona menandakan bahwa keputusan Indonesia untuk mengevakuasi WNI dari Hubei sudah tepat.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
zoom-in Darurat Global Virus Corona Dikeluarkan WHO, Presiden Jokowi: Proses Evakuasi Sedang dalam Proses
Foto: BPMI
Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Intern di ruang tunggu Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (30/1) sore. 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan status darurat global atas wabah virus corona.

Hal ini dilakukan WHO mengingat, virus corona semakin lama semakin memburuk.

Terhitung hingga Jumat (31/1/2020) malam, sudah tercatat sebanyak 9.818 kasus dan 213 orang tewas akibat virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China.

Dengan ini, Presiden Jokowi menyebut langkah WHO tersebut menandakan bahwa keputusan Indonesia untuk mengevakuasi WNI di Hubei, China, sudah tepat.

"Kemarin WHO juga sudah mengumumkan situasi darurat global yang terkait dengan virus korona. Jadi saya kira keputusan kita kemarin untuk mengevakuasi itu sudah betul," kata Jokowi usai meresmikan underpass Yogyakarta International Airport, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Jumat (31/1/2020).

Menurut Jokowi, pemerintah bergerak cepat untuk melakukan evakuasi kurang lebih 243 warga negara Indonesia yang berada di Provinsi Hubei dan kota-kota sekitarnya.

Jokowi menyebut proses evakuasi saat ini masih terus berjalan.

Berita Rekomendasi

"Masih dalam proses. Masih kita proses karena yang ingin evakuasi bukan hanya Indonesia saja. Tetapi antrean kita sudah di depan," kata Presiden.

Selain itu, persiapan penerimaan di Tanah Air juga terus dilakukan sesuai dengan prosedur dan protokol kesehatan yang berlaku.

Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa persiapan evakuasi WNI tersebut telah memasuki tahap akhir.

Retno juga telah bertemu dengan Duta Besar China di Jakarta untuk membahas hal tersebut.

"Pagi ini saya telah bertemu dengan Dubes RRT di Jakarta. Beliau telah menyampaikan clearance pendaratan dan pergerakan pesawat untuk evakuasi WNI dari Provinsi Hubei," kata Retno.

Rencananya, keberangkatan pesawat penjemput bersama tim pengevakuasi akan dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam.

Pesawat yang digunakan adalah pesawat berbadan lebar agar semua WNI yang bersedia dievakuasi dapat diterbangkan secara langsung tanpa melalui transit.

Singapura Tutup Perbatasan

Singapura juga akan menutup perbatasannya untuk semua pengunjung baru dari China, termasuk orang asing yang telah berada di sana dalam 14 hari terakhir.

Langkah ini membuat Singapura menjadi negara di Asia Tenggara pertama yang melakukannya.

Dikutip dari South China Morning Post, diketahui Singapura dengan China merupakan mitra dagang terbesar dan merupakan tujuan populer bagi wisatawan China.

Angka-angka dari Badan Pariwisata Singapura mencatat, sebanyak 248 ribu pelancong dari China memasuki Singapura pada November lalu.

Penangguhan visa akan berlaku segera, sehingga para pelancong dapat diinformasikan terlebih dahulu.

Sejumlah wisatawan asal Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Batam Center, Batam, Selasa (28/1). Meningkatnya warga negara china yang terdeteksi virus corona di Singapura membuat pengawasan terhadap lalulintas warga negara asing maupun WNI diperketat untuk mencegah masuknya virus corona ke Indonesia. (TRIBUN BATAM/Argianto Dihan Aji Nugroho)
Sejumlah wisatawan asal Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Batam Center, Batam, Selasa (28/1). Meningkatnya warga negara china yang terdeteksi virus corona di Singapura membuat pengawasan terhadap lalulintas warga negara asing maupun WNI diperketat untuk mencegah masuknya virus corona ke Indonesia. (TRIBUN BATAM/Argianto Dihan Aji Nugroho) (TRIBUN BATAM/ARGIANTO DIHAN AJI NUGROHO)

Sementara pembatasan perjalanan akan dimulai pada Sabtu (1/2/2020) pukul 23.59 waktu setempat.

Singapura juga mengumumkan tiga kasus baru dari virus corona, sehingga totalnya menjadi 16 kasus.

Kasus-kasus baru tersebut termasuk salah satu warga Singapura yang dievakuasi dari Wuhan pada Kamis kemarin.

Langkah yang diambil Singapura ini merupakan pertama kalinya dalam memberlakukan pembatasan perjalanan karena masalah kesehatan masyarakat.

Saat wabah SARS pada 2003 yang lalu, Singapura tidak melakukan pembatasan seperti ini.

Menteri Pembangunan Nasional, Lawrence Wong mengatakan, larangan berpergian itu tidak ada hubungannya dengan kewarganegaraan.

Tetapi bertujuan membatasi kasus-kasus baru yang diimpor dari virus corona dan mengurangi risiko penyebaran di Singapura.

"Mengingat peran Singapura sebagai pusat transportasi, mengingat volume perjalanan antara China dan Singapura, sangat sulit untuk mengesampingkan potensi kasus impor baru yang datang dari luar Provinsi Hubei," ujar Wong.

Wong mengatakan, wabah itu telah berdampak pada ekonomi, dan pemerintah pada hari Sabtu akan mengumumkan paket fiskal untuk membantu bisnis dan warga selama krisis.

Disisi lain, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong menyebutkan, pembatasan ini membuat negaranya mengalami kerugian dalam sektor pariwisata.

Hal ini dikarenakan, turis China merupakan sumber yang sangat besar bagi Singapura.

"Ini akan menyakiti kita. China adalah sumber turis yang sangat besar bagi Singapura. (Dengan wabah), itu sudah jauh berkurang," ujar Lee dalam konferensi pers, Jumat (31/1/2020).

(Tribunnews.com/Whiesa) (Kompas.com/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas