Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kinerja Menteri 100 Hari Kabinet Jokowi, Mahfud MD Berpolemik & Yasonna Laoly Pantas Diberhentikan ?

Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai hasil kerja sejumlah menteri di 100 hari kabinet Jokowi, Di antaranya Mahfud MD dan Yasonna Laoly.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Kinerja Menteri 100 Hari Kabinet Jokowi, Mahfud MD Berpolemik & Yasonna Laoly Pantas Diberhentikan ?
Instagram @jokowi & Pangi Syarwi Chaniago
Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan poin HAM, demokrasi, dan penegakan hukum menjadi rapor merah di 100 hari kerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, Kamis (30/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai hasil kerja sejumlah menteri di 100 hari kabinet Jokowi.

Menurutnya, kinerja menteri yang bermasalah harus segera diganti.

"Menteri yang bermasalah harus segera direshuffle."

"Presiden Jokowi sendiri pernah menyampaikan akan memecat menteri yang tidak becus," ujar Pangi kepada Tribunnews.com, Kamis (30/1/2020).

Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam 100 hari kerjanya gagal membawa harapan baru.
Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam 100 hari kerjanya gagal membawa harapan baru. (Pangi Syarwi Chaniago)

Pangi menyorot sejumlah kinerja para menteri, di antaranya Mahfud MD, Yasonna Laoly dan Sri Mulyani.

Kinerja Menteri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ikut disorotnya.

Ia menilai kinerja Mahfud sebagai Menko Polhukam justru rusuh.

Berita Rekomendasi

"Mahfud MD sebagai Menko Polhukam justru sibuk bikin polemik dan rusuh."

"Harusnya membantu presiden, justru membebani presiden," kata Pangi yang juga seorang Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu.

Setelahnya, kinerja Yasonna Laoly sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia juga disorot.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, didampingi Ketua DPP PDIP bidang Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, dan Ketua DPP PDIP bidang hubungan Luar Negeri Ahmad Basarah saat mengumumkan tim kuasa hukum DPP PDIP di kantor DPP PDIP, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020) malam.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, didampingi Ketua DPP PDIP bidang Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, dan Ketua DPP PDIP bidang hubungan Luar Negeri Ahmad Basarah saat mengumumkan tim kuasa hukum DPP PDIP di kantor DPP PDIP, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020) malam. (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Menurut Pangi, Yasonna Laoly pantas untuk diberhentikan.

Hal itu dikarenakan Yasonna dianggap menganggu agenda pemberantasan korupsi.

"Yasonna Laoly tidak bisa membedakan kapan berseragam PDIP kapan berseragam Menteri," tegas Pangi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun ikut mendapatkan komentar dari Pangi.

Lanjut Pangi, kinerja dari Sri Mulyani hanya menambah hutang negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama Direktur Utama BRI Sunarso (kiri), Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo (kedua kanan) dan Direktur Utama DIM (Danareksa Investment Management) Marsangap P. Tamba (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai BRI Group Economic Forum 2020 dengan tema 'Indonesia's Economic Resilience to Weather Global Economic Slowdown' di Jakarta, Rabu ( 29/1/2020 ). Kementerian Keuangan menyampaikan, meskipun pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan, namun perkembangan investasi, terutama reksadana akan semakin baik karena landasan makro yang terjaga dan respon kebijakan dari pemerintah yang tepat waktu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama Direktur Utama BRI Sunarso (kiri), Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo (kedua kanan) dan Direktur Utama DIM (Danareksa Investment Management) Marsangap P. Tamba (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai BRI Group Economic Forum 2020 dengan tema 'Indonesia's Economic Resilience to Weather Global Economic Slowdown' di Jakarta, Rabu ( 29/1/2020 ). Kementerian Keuangan menyampaikan, meskipun pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan, namun perkembangan investasi, terutama reksadana akan semakin baik karena landasan makro yang terjaga dan respon kebijakan dari pemerintah yang tepat waktu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"20 tahun tidak ada gebrakan kecuali menerbitkan surat hutang baru," tuturnya.

Bahkan Pangi menilai, lebih baik Sri Mulyani digantikan oleh menteri muda yang mempunyai narasi dan gebrakan.

Sementara itu kinerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dinilai harus di evaluasi.

"Jangan hanya berani melawan kasus recehan, tetapi begitu kasus Jiwasraya, tiarap."

"Mestinya beliau tetap keras terhadap mafia," tutur Pangi.

Penilaian analisis politik soal staf khusus dan juru bicara 

Selain para menteri, Pangi juga menilai beberapa pembantu presiden lainnya.

Di antaranya adalah staf khusus milenial hingga juru bicara presiden.

Mengenai staf khusus milenial, Pangi menyarankan agar diberhentikan.

Ia mengungkap alasannya adalah membebani APBN.

Presiden Joko Widodo memperkenalkan staf khusus barunya yang berasal dari kalangan milenial CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra (kiri), Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi (dua kiri), Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara (tiga kiri), peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (empat kanan), CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung (tiga kanan), Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia (dua kanan), dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf (kanan) di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Tugas yang diberikan Presiden pada stafsus milenialnya adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang sesuai dengan keahliannya masing-masing. TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO
Presiden Joko Widodo memperkenalkan staf khusus barunya yang berasal dari kalangan milenial CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra (kiri), Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi (dua kiri), Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara (tiga kiri), peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (empat kanan), CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung (tiga kanan), Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia (dua kanan), dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf (kanan) di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Tugas yang diberikan Presiden pada stafsus milenialnya adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang sesuai dengan keahliannya masing-masing. TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO (TRIBUN/SENO TRI SULISTIYONO)

"Kinerja outputnya masih nihil, tidak membantu negara dan presiden."

"Lebih baik bubarkan saja," terangnya.

Sedangkan untuk juru bicara, lanjut Pangi, kinerjanya juga hanya membenani APBN.

Pangi menilai juru bicara tidak ada gunanya.

"Presiden Jokowi tidak cocok gunakan jubir."

"Kita juga bisa melihat secara objektif, jubir tidak dipakai."

"Untuk apa ada jubir kalau presiden tidak memanfaatkan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas