TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gus Sholah merupakan salah satu sosok negarawan yang teguh pada prinsip yang diyakininya benar. Karena itu, banyak yang merasa kehilangan ketika Gus Sholah meninggal dunia karena sakit jantung, Ahad, 2 Februari 2020 kemarin.

Salah satu tokoh penggagas Gerakan Kebajikan Pancasila, Iman Partogi HS juga mengaku sangat mengucapkan turut berbela sungkawa atas wafatnya pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, yang juga merupakan seorang tokoh bangsa, K.H. Dr. Ir. Salahuddin Wahid Minggu 2 Februari malam.

Partogi mengatakan, Salahuddin Wahid atau kerap disapa Gus Sholah merupakan salah satu pendiri Gerakan Kebajikan Pancasila pada 7 Desember 2015 lalu bersama Buya Syafii Ma'arif, Saifullah Maksum dan Sabar Mangadoe.

Dia menambahkan, saat itu kami berlima mempunyai cita-cita agar Pancasila sebagai dasar negara harus dilembagakan.

Togi mengatakan, pelembagaan itu kini sudah terwujud dengan nama Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) dan berubah menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau disingkat BPIP. 

Baca: Yusril Ihza Mahendra: Gus Sholah Sebaik-baik Manusia yang Saya Kenal

"Suatu hari di tahun 2015 bersama Gus Sholah dan Buya Maarif menyuarakan Pancasila. Selamat jalan Gus, cita-citamu agar Pancasila harus dilembagakan sudah terwujud. Terima kasih untuk semuanya," kata Partogi Senin 3 Januari 2020.

Baca: Gus Sholah Tutup Usia, Buya Syafii: Ia Bersikap Kritis Termasuk kepada Gus Dur

Dia mengajak semua komponen bangsa mendoakan kepergian Gus Sholah di usia 77 tahun tersebut.

"Tentunya kami merasa sangat kehilangan salah satu tokoh nasional, guru bangsa yang humanis dan pluralis. Semoga kesalahan Gus Sholah diampuni Allah SWT dan diterima amal kebaikannya," ucap Partogi.

Gus Sholah merupakan adik kandung dari Presiden ke-4 RI K.H. Abdurrahman Wahid. Almarhum  berpulang dalam usia 77 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, pukul 20.55 WIB.