Cerita Gus Sholah sebelum Wafat, Mimpi Bertemu Gus Dur hingga Sampaikan Cita-citanya kepada Cak Nun
Sebelum wafat, Gus Sholah cerita kepada Ipang Wahid bahwa ia bertemu kakaknya, Gus Dur. Sedangkan kepada Cak Nun, Gus Sholah ceritakan cita-citanya.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Mantan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) KH Salahuddin Wahid dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (2/2/2020) di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta.
Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Sholah ini mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 20.55 WIB seusai mengalami kritis setelah operasi jantung.
Kabar duka pertama kali disampaikan oleh putra almarhum, Irfan Asy'ari Sudirman Wahid melalui akun media sosial Twitter dan Instagram-nya, @ipangwahid.
"Gus Sholah baru saja wafat pada pukul 20.55 WIB. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan," tulis Irfan Asy'ari Sudirman Wahid alias Ipang Wahid, Minggu (2/2/2020).
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Gus Sholah sempat bercerita kepada Ipang Wahid bahwa ia bertemu dengan almarum kakaknya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan ibunya, Sholehah.
Ipang Wahid menyampaikan, sang ayah tak hanya cerita bertemu dengan kakak dan ibunya, tetapi juga dengan kerabat-kerabatnya yang telah wafat.
Mimpi itu didapatkan beberapa hari sebelum adik dari presiden Indonesia keempat ini wafat.
"Yang sudah kita rasakan adalah seperti lazimnya orang-orang yang mau meninggal, beberapa hari sebelumnya beliau bilang kok saya ketemu ibu saya ya."
"Terus antara mimpi atau enggak, saya melihat Gus Dur di situ, saya melihat ada kerabat-kerabat yang sudah meninggal," ujar Ipang Wahid saat ditemui Tribunnews.com di rumah duka di kawasan Jakarta Selatan pada Senin (3/2/2020) dini hari.
Sementara itu, kepada sahabat Gus Sholah, Emha Ainun Nadhib atau akrab disapa Cak Nun, almarhum mengungkapkan cita-cita terakhirnya.
Cak Nun mengaku terakhir bertemu almarhum yakni pada 1 November 2019 lalu di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur.
Dalam pertemuan itu, Gus Sholah menyampaikan bahwa ia ingin mengawal muktamar Nahdlatul Ulama (NU) agar bebas dari politik uang.
NU sendiri didirikan oleh kakek almarhum, KH Hasyim Asy'ari.
"Gus Solah itu cita-cita terakhirnya sebelum wafat adalah ingin mengawal Muktamar NU diusahakan supaya bebas dari money politic."
"Itu cita-citanya Gus Solah sebelum meninggal. Jadi muktamar NU yang berlangsung bersih sebagaimana khittahnya dulu," kata Cak Nun saat ditemui Tribunnews.com setelah melayat Gus Sholah pada Senin (3/2/2020) dini hari.
Lebih lanjut, sejumlah pelayat yang berasal dari kalangan santri, ulama, tokoh masyarakat, dan pejabat negara tampak di rumah duka.
Jenazah Gus Shilah sendiri akan dimakamkan di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada hari ini, Senin (3/2/2020).
Lokasi pemakaman Gus Sholah berada di kompleks pemakaman keluarga yang berada di dalam kawasan Pesantren Tebuireng.
Kronologi Meninggalnya Gus Sholah
Anak almarhum Gus Sholah, Ipang Wahid menceritakan kronologi meninggalnya sang ayah.
Ipang Wahid menyampaikan, sejak dua minggu yang lalu, ayahnya sudah mengeluhkan ritme jantung yang tidak beraturan.
Almarhum pun sempat keluar masuk rumah sakit selama tiga minggu, dan menjalani operasi ablasi dua minggu yang lalu.
"Jadi sebenarnya ini perjalanan panjang, dari sekitar tiga minggu yang lalu, sudah sempat masuk rumah sakit karena ablasi," ujar Ipang Wahid dilansir dari kanal YouTube Kompastv, Senin (3/2/2020).
"Awalnya karena ritme jantung yang tidak beraturan," sambungnya.
Setelah selesai menjalani operasi, kondisi rektor Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng ini mulai membaik.
Akan tetapi, pada Minggu (2/2/2020) kritis kembali, Ipang Wahid sempat meminta doa kepada masyarakat Indonesia melalui akun Instagram-nya.
"Dengan segala kerendahan hati, kami memohon keikhlasan doa untuk Ayahanda kami Gus Solah, yang saat ini sedang dalam keadaan kritis." tulisnya.
Hingga pada pukul 20.55 WIB Gus Sholah dinyatakan meninggal dunia.
(Tribunnews.com/R Agustina/Gita Irawan)