CPNS 2019: Kisi-kisi Soal TWK dan Contoh Soalnya, Dilengkapi 45 Butir Pengamalan Pancasila
Berikut kisi-kisi soal TWK dan contoh soalnya, dilengkapi 45 butir pengalaman pancasila dalam pelaksanaan Tes SKD CPNS 2019.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS 2019 tengah berlangsung, sejak Senin (27/1/2020).
Para peserta mengerjakan beberapa tes SKD CPNS 2019, di antaranya Tes Karakteristik Pribadi (TKP), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Untuk Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) terdiri dari 30 soal.
Kisi-kisanya, meliputi penguasaan pengetahuan dan kemampuan implementasi: Nasionalisme Integritas Bela negara Pilar negara Bahasa Indonesia.
Selain itu, peserta juga diminta untuk memahami pengamalan Pancasila dengan baik.
Dilansir dari WartakotaLive.com, para peserta CPNS 2019 yang telah ikut tes pun memberikan beberapa bocoran soal TWK.
Berikut beberapa contohnya:
Pelaku penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, SA memiliki harapan ditangkap polisi setelah merasa stres dan takut karena perekrutnya AZ, pimpinan Jamaah Anshartu Dhaulah (JAD) ditangkap polisi. Hal ini termasuk pengamalan Pancasila ke....
A. 1
B. 2
C. 3
D, 4
E. 5
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai wacana masa jabatan Presiden hingga tiga periode tidaklah tepat. Lucius mengatakan wacana tersebut berbahaya bagi demokrasi di Indonesia. Lucius menuturkan sebagai sebuah sistem, wacana masa kepemimpinan presiden tiga periode dinilai bisa menghambat regenerasi. Pihaknya mengatakan seharusnya sistem yang ada saat ini diperkuat. "Sebagai sebuah sistem, demokrasi menjamin regenerasi dan kesinambungan pemimpin termasuk Presiden.
Wacana di atas kaitannya dengan demokrasi sangat erat dengan Pancasila. Demokrasi terbentuk karena konsistensi sebuah sistem yang kuat. Maka idealnya sebuah sistem yang kuat dan kokoh mencerminkan...
A. Sila ke 2
B. Sila ke 3
c. Sila ke 4
D. Sila ke 5
E. Sistem yang sesuai jaman
Jawaban yang tepat adalah B. Sila ke 3
Sementara itu, ada pula peserta yang memberitahu bahwa untuk soal TWK ternyata tidak ada pertanyaan nama-nama tokoh, tetapi lebih ke logika.
Peserta CPNS 2019 lebih banyak disuruh menentukan sebuah kasus termasuk pengamalan sila ke berapa.
Selain itu dalam TWK juga tidak ada soal pasal-pasal UUD 1945, lalu tidak juga ada soal yang mempertanyakan nomor UU, tetapi lebih banyak analisis permasalahan di Indonesia.
Soal tentang Natuna juga keluar dalam bentuk pertanyaan berupa penerapan Pancasila.
Sedangkan untuk soal hitungan dalam TIU (tes inteligensi umum) TIU soalnya hanya berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian angka yang tidak rumit.
Berikutnya ada pula soal analogi, silogisme, nyocokin gambar, bilangan berderet, dan mengurutkan posisi tempat duduk.
Hafalkan Pengamalan Pancasila
Melihat pengamalam para peserta CPNS 2019 yang telah menghadapi SKD, peserta CPNS harus segera mempelajari pengamalan Pancasilan.
Caranya, memahami 45 butir pengamalan Pancasila dengan baik.
Dalam Ketetapan MPR tersebut disusun 36 butir penghayatan dan pengamalan Pancasila.
36 butir petunjuk tersebut telah diperbarui dengan diterbitkannya TAP MPR No. II / MPR / 1978.
Dalam TAP MPR No. XVIII / MPR / 1998 ini ditetapkan 45 butir pengamalan Pancasila. 4
5 butir pedoman ini merupakan penjabaran dari pertemuan sila dalam Pancasila.
Berikut ini, isi 45 buti-butir petunjuk penghayatan dan pengamalan Pancasila, dilansir Tribunnews dari Jadipaham.com:
Butir-Butir Sila Ke-1 Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia mengklaim kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing sesuai dengan dasar keadilan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap menghargai hormat dan mendukung antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Butir-Butir Sila Ke-2 Pancasila: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai persiapan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan persamaan setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling menghargai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai evaluasi.
7. Gemar melakukan kegiatan sukses.
8. Berani menyetujui kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia percaya dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap menghargai dan menghargai dengan bangsa lain
Butir-Butir Sila Ke-3 Pancasila: Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kepentingan, dan kepentingan bangsa dan negara sesuai kepentingan di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta pada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berbasis pada kebebasan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Butir-Butir Sila Ke-4 Pancasila: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia memiliki kedudukan, hak dan komitmen yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak untuk orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang disetujui sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan i'tikad baik dan rasa bertanggung jawab menerima dan melakukan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan kesesuaian demi persatuan dan kepentingan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Butir-Butir Sila Ke-5 Pancasila: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perilaku yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar bisa berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang melakukan pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak boleh menggunakan hak milik untuk membantah dengan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang berkeadilan dan berkeadilan sosial.
(Tribunnews.com/Suci Bangun Dwi Setyaningsih)